Krisis Oksigen, Indonesia Impor dari Luar Negeri

Dian Mutiara Harianja
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
8 Juli 2021 8:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Mutiara Harianja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by mohamed Hassan from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by mohamed Hassan from Pixabay
ADVERTISEMENT
Dewasa ini Covid-19 menjadi masalah dunia yang pertama kali muncul di Wuhan China tahun 2019. Virus Covid-19 resmi diumumkan masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020 yang mana Pemerintah mengumumkan ada dua warga yang terjangkit Covid-19. Kemudian dua warga tersebut diisolasi.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, virus tersebut menyebar ke seluruh Indonesia. Kemudian indonesia menerapkan protokol-protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus tersebut. Seperti kewajiban jaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker bila berpergian.
Pemerintah mengeluarkan pembatasan jam buka pada rumah makan, kafe, supermarket, tempat wisata, atau tempat umum lainnya. Pada tempat umum juga disediakan cek suhu badan dan tempat untuk mencuci tangan.
Sayangnya virus ini juga tidak kunjung mereda tapi malah melonjak jumlah kasus setiap harinya. Hal ini karena masih banyaknya masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan bahkan ada yang tidak percaya dengan Covid-19 ini.
Saking banyaknya orang yang terkena virus, rumah sakit kewalahan untuk menangani semua pasien. Ada pasien yang tidak mendapatkan kamar di rumah sakit sehingga harus isolasi mandiri di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan di Yogyakarta melaporkan ada puluhan pasien meninggal karena persediaan oksigen sudah habis. Hal ini karena lonjakan kasus Covid-19 ini naik lebih banyak.
Kemudian untuk mengatasi habisnya oksigen tersebut, pemerintah menerima impor tabung oksigen dari luar negeri di mana di Indonesia belum banyak memiliki industri tabung oksigen. Pemerintah melakukan pemesanan 10 ribu oksigen konsentrator dari Singapura untuk kebutuhan medis pada pasien Covid-19. Indonesia masih bersandar pada pasokan tabung dari luar negeri, bisa jadi karena masih sedikitnya permintaan dari pasar.