Konten dari Pengguna

Pemuda Jawa Tengah Peduli Pendidikan Melalui Gerakan Mengajar Desa

Dian Rinanti Nur Hapsari
Mahasiswa Akuntansi, UPN Veteran Yogyakarta
1 Maret 2022 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Rinanti Nur Hapsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu dokumentasi kegiatan pengabdian masyarakat Gerakan Mengajar Desa Jawa Tengah. Source: Instagram.com/mengajardesa.jateng
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu dokumentasi kegiatan pengabdian masyarakat Gerakan Mengajar Desa Jawa Tengah. Source: Instagram.com/mengajardesa.jateng
ADVERTISEMENT
Pendidikan menjadi salah satu tolok ukur bagaimana suatu bangsa bisa dikatakan maju dan memiliki kualitas SDM yang unggul. SDM yang unggul dan pendidikan yang merata adalah cita-cita bangsa. Begitu pun bisa mengenyam pendidikan yang cukup serta banyak menyerap pengetahuan adalah impian bagi setiap generasi bangsa. Namun, masih terdapat beberapa pendidikan di beberapa titik yang kurang merata serta generasi bangsa yang belum mengenyam pendidikan yang cukup. Maka, dengan adanya hal tersebut, perlulah kiranya kita membantu meningkatkan kualitas pendidikan dengan terjun langsung ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Gerakan Mengajar Desa adalah gerakan pendidikan yang diinisiasi atas dasar kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia. Saat ini, Gerakan Mengajar Desa merupakan bagian dari Yayasan Generasi Sahabat Pendidikan. Gerakan Mengajar Desa tumbuh menjadi salah satu gerakan pendidikan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.570 tutor inspiratif dari 144 kabupaten/kota dan 28 provinsi.
Pada awalnya, Gerakan Mengajar Desa ini terbentuk karena belum meratanya pendidikan di desa serta pola pikir masyarakat yang masih terbilang cukup rendah dalam memahami pentingnya pendidikan. Dua track utama yang dimiliki oleh Gerakan Mengajar Desa, yakni melaksanakan program menginspirasi masyarakat desa dan memberdayakan pemuda sebagai tutor inspiratif.
Gerakan Mengajar Desa memiliki misi untuk mengembangkan desa setempat serta para pemuda dapat berpartisipasi untuk mengembangkan pendidikan, agar pendidikan di Indonesia semakin maju dan menjadi mitra pemerintah. Adapun sasaran utama gerakan ini adalah anak-anak serta warga desa. Bukan hanya sekadar mengajar, tetapi juga konseling serta fun activites.
ADVERTISEMENT
Kami percaya, bahwa pemuda yang ada di suatu daerah atau desa ini, dapat memajukan serta membangun pendidikan dengan pemikiran, semangat, inovasi, serta kreativitas sumber daya manusia. Gerakan ini memiliki nilai-nilai, seperti kolaboratif, peduli terhadap sesama, pemberi solusi, dan pemberdayaan.
Gerakan yang dimulai dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini, telah menyebar hingga ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah. Gerakan ini terbuka bagi seluruh pemuda di wilayah Jawa Tengah untuk menjadi sukarelawan atau tutor inspiratif yang bergerak dalam dunia pendidikan dan terjun langsung di masyarakat. Dengan adanya hal tersebut, terbentuklah forum Gerakan Mengajar Desa Jawa Tengah, yang mana merupakan cabang dari Gerakan Mengajar Desa Pusat yang berada di Provinsi Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Seluruh tutor inspiratif GMD Jateng dibagi menjadi 9 tim, di 9 desa pengabdian, dengan rentang waktu pengabdian bulan November–Januari, dengan minimal waktu tujuh hari pengabdian. Tim pengabdian terdiri dari tim Mendoan, Lumpia, Dawet Ayu, Serabi, Sego Megono, Tahu Gimbal, Nasi Gandul, Sate Ambal, dan Bandeng Presto.
Tim Dawet Ayu melakukan pengabdian di Desa Purwodadi, Kabupaten Banjarnegara. Terdapat 11 tutor inspiratif yang ditugaskan untuk melakukan pengabdian di desa tersebut. Desa Purwodadi merupakan daerah pegunungan yang masih sangat asri. Lokasinya yang tidak jauh dari Dataran Tinggi Dieng, membuat hawa dingin sangat terasa di sana. Sama halnya dengan daerah pedalaman yang lain, akses jalan yang dilalui pun banyak yang beraspal rusak dan berlubang ditambah dengan turunan, sehingga sangat licin ketika hujan turun atau setelahnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, anak-anak di sana sangat bersemangat saat menimba ilmu. Untuk lokasi pengabdian, tim Dawet Ayu berfokus pada salah satu sekolah dasar yaitu SD Negeri 1 Purwodadi. Beberapa program yang kami lakukan di sana adalah pengenalan mitigasi bencana sejak dini, pencarian bakat yang dimiliki oleh anak-anak, serta pembelajaran yang seru dan menyenangkan.
Kemudian, tim Bandeng Presto melaksanakan pengabdian di kampung nelayan Desa Tambakrejo, Kota Semarang. Terdapat 8 tutor inspiratif yang melaksanakan pengabdian di desa tersebut. Desa Tambakrejo merupakan daerah pesisir laut yang penduduknya memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan. Desa ini dipilih karena masyarakatnya masih terbilang berada pada status ekonomi menengah ke bawah dan tingkat pendidikan anak-anak juga tergolong rendah. Desa yang cukup terpencil dari Kota Semarang ini, memiliki akses jalan yang sulit, sehingga terkadang sulit dijangkau oleh dunia luar.
ADVERTISEMENT
Masyarakat di desa ini, menyambut kedatangan para tutor inspiratif dengan sangat baik untuk menyelenggarakan kegiatan mengajar di daerah mereka. Adapun beberapa program kegiatan yang kami lakukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sana antara lain: mengaji TPQ, literasi, kerja bakti, mencari bakat yang dimiliki oleh anak-anak, menanam pohon, dan pentas seni. Partisipasi masyarakat Tambakrejo membuat para tutor makin yakin, bahwasanya pendidikan akan sampai kemana pun tanpa melihat latar belakang seseorang.
Selain itu, ada tim Tahu Gimbal yang melaksanakan pengabdian di Desa Pagersari, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lingkungan Desa Pagersari berada di dataran tinggi dan dekat sekali dengan pegunungan membuat suasana desa ini menjadi sejuk dan asri. Mata pencaharian warga Desa Pagersari rata-rata bekerja sebagai petani dan dalam bidang garmen, tetapi tidak sedikit juga yang bekerja sebagai pegawai swasta dan pegawai negeri.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang ada di Desa Pagersari cukup baik, walaupun terdapat beberapa kekurangan di beberapa bidang. Desa Pagersari terdiri dari dua sekolah dasar, yakni SD Negeri Pagersari 01 dan SD Negeri Pagersari 02. Permasalahan yang dihadapi di sekolah tersebut diantaranya, yaitu masih terdapat anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis. Pada pengabdian kali ini, kami mengajar di SD Negeri Pagersari 02. Pihak sekolah di sana sangat suportif terhadap kegiatan yang diadakan oleh Gerakan Mengajar Desa Jawa Tengah tim Tahu Gimbal, mulai dari fasilitas kegiatan, bahkan konsumsi, mereka sediakan untuk kami.
Tim Sate Ambal melakukan pengabdian di Desa Kalibening, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Dengan jumlah anggota tujuh orang, tim pengabdian ini tidak menyurutkan semangat untuk mengabdi dan menyalurkan ilmu serta pengalaman yang mereka miliki. Mengabdi di desa yang jauh dari hiruk-pikuk kota dengan letak geografis yang jauh ini menjadikan salah satu faktor kurang majunya sebuah pendidikan. Rentang pengabdian ini yaitu pada tanggal 20–26 Desember 2021, diisi dengan kegiatan mengajar di sekolah serta pengabdian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, tak jauh berbeda dengan tim lainnya, yaitu tim Nasi Gandul yang melakukan pengabdian mengajar siswa sekolah dasar, meliputi pengetahuan umum, adab sopan santun, serta pengabdian masyarakat sesuai dengan kondisi geografis desa setempat. Dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang, tim Nasi Gandul mengabdi rentang waktu 10–16 Januari 2022, di Desa Mojoagung, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Letak geografis dari Desa Mojoagung yang jauh dari pusat kecamatan maupun kabupaten membuat Desa Mojoagung agak sulit diakses, apalagi dengan kondisi jalanan desa yang naik turun, becek saat hujan, berlubang, dan sempit.
Mayoritas masyarakat Desa Mojoagung bekerja sebagai petani, sehingga pengabdian masyarakat yang dilakukan tim Nasi Gandul menyesuaikan profesi. Salah satunya yaitu melakukan pembagian bibit cabai dengan jumlah kurang lebih 400 bibit. Adapun beberapa program kegiatan yang kami lakukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sana antara lain: membantu mengajar di TPQ, membantu meningkatkan literasi di SD Negeri Mojoagung, kerja bakti di lingkungan setempat, story telling bersama siswa, belajar kelompok dan juga pentas seni. Kegiatan pengabdian berjalan lancar sekaligus ditutup dengan pentas seni, serta berpamitan dengan tokoh masyarakat dan pihak sekolah setempat.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada tim Sego Megono yang melaksanakan pengabdian di Desa Argatawang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, tepatnya di SD Ma’arif NU Argatawang. Tampak keadaan sekolah tersebut yang kurang akan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang pendidikan. Sekolah tersebut hanya memiliki tiga ruang kelas dan satu kantor, bahkan harus meminjam tiga kelas dari sekolah madrasah diniyah. Selain itu, di sana tidak ada perpustakaan dan toilet.
Masyarakat di sana kurang menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Mereka mengesampingkan pendidikan, yang mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa. Di Desa Argatawang, terdapat dua sekolah tingkatan taman kanak-kanak, dua sekolah tingkatan sekolah dasar dan madrasah; tempat belajar mengaji untuk anak-anak. Tidak terdapat sekolah lanjutan di desa ini, sehingga menjadikan anak-anak Desa Argatawang yang ingin melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah, harus menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai ke pusat kecamatan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak Desa Argatawang.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pengabdian yang dilakukan dikemas dalam bentuk lokakarya berupa penyuluhan dan sosialisasi selama tujuh hari mengenai penyampaian materi hakikat manusia, pengertian pendidikan, dan kebutuhan akan pendidikan. Pelaksanaan dilakukan dengan lokakarya, menggunakan metode ceramah, yaitu dengan teknik presentasi, dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab.
Tim pengabdian selanjutnya ialah tim Serabi yang mengabdi di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, dengan jumlah tutor insiratif sebanyak 11 orang. Kebutuhan air minum di desa ini kurang terpenuhi, pasalnya masyarakat setempat harus menunggu hujan agar bisa mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Jika belum ada hujan, maka warga setempat akan membeli air.
Banyaknya angkutan berat yang lewat menjadi faktor rusaknya jalanan di desa ini. Selain itu, sinyal internet di sini masih terbilang susah dan belum lancar. Mayoritas masyarakatnya bekerja di tambang pasir, berkebun, dan beternak. Tim serabi melaksanakan pengabdian dengan kegiatan mengajar di sekolah dasar, berupa pegetahuan umum, akademik dan non-akademik, story telling, serta mengajar di TPA.
ADVERTISEMENT
Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang adalah desa pengabdian dari tim Lumpia, tim yang beranggotakan 8 tutor inspiratif dimulai pada tanggal 15–21 November 2021. Respons dari perangkat desa dan masyarakat setempat sangat baik dalam menyambut serta menerima tutor-tutor inspiratif untuk mengabdi di desa mereka.
Pengabdian kami berada di SD Kawengen 02, kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan formal di sekolah, yaitu belajar mengajar. Selain itu, kami pun melakukan pembelajaran non-formal, seperti belajar bersama yang dilakukan di rumah singgah, pemutaran video edukasi, games, konseling, dan dreaming yang bertujuan untuk menciptakan susana baru dalam belajar serta melatih kepercayaan diri dan keberanian kawan inspiratif berbicara di depan umum.
Kegiatan kawan inspiratif selain belajar di sekolah, ternyata juga terdapat pembelajaran les dan mengaji hingga sore hari. Kami para tutor inspiratif berharap dengan adanya kami, kawan inspiratif menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
Tim pengabdian Mendoan mengabdi di Desa Banjarsari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga rentang tanggal 08–14 November 2021. Keadaan akses jalan menuju ke desa Banjarsari kurang baik, karena tanah beraspal yang rusak dan berlubang, sehingga ketika musim penghujan, keadaan jalan akan berlumpur dan becek. Selain itu, pada zaman yang sudah canggih dan serba modern seperti sekarang ini, masyarakat setempat masih memanfaatkan sungai untuk mencuci pakaian, mandi, dan kegiatan lainnya.
Selain akses jalan yang kurang baik, kesulitan dalam mengakses internet juga menjadi kendala yang kami temukan saat pengabdian. Program pengabdian yang kami lakukan diantaranya mengajar pelajaran akademik dan non-akademik di sekolah dasar, pengolahan pupuk bersama warga setempat, menghadiri sosialisasi bersama tim PKK, mengikuti pelatihan gendingan, bermain bersama, serta ikut membantu menanam cabai sebagai penutup pengabdian
ADVERTISEMENT
Adanya para tutor pengabdian dari GMD di beberapa daerah di Jawa Tengah ini, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan juga kualitas pendidikan demi terwujudnya generasi penerus yang cerdas dan bertekad untuk memajukan diri, agama, serta bangsa. Selain itu, kami berharap kualitas SDM dapat makin meningkat, khususnya SDM yang terdapat di pedesaan.