UMKM Bangkit: Kilas Balik Pengabdian Nonformal Gerakan Mengajar Desa Jawa Tengah

Dian Rinanti Nur Hapsari
Mahasiswa Akuntansi, UPN Veteran Yogyakarta
Konten dari Pengguna
21 Februari 2023 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Rinanti Nur Hapsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada bulan Oktober — Desember 2022, tutor inspiratif Gerakan Mengajar Desa di berbagai wilayah telah melaksanakan program pengabdian nonformal. Terdapat lima fokus utama dalam pelaksanaan pengabdian nonformal ini, yaitu UMKM, seni dan budaya, kesehatan, lingkungan, dan teknologi. Tujuan dari pengabdian nonformal ini adalah untuk memberdayakan masyarakat desa melalui lima program yang telah disebutkan di atas. Tidak hanya itu, pengabdian nonformal diharapkan turut membantu dalam peningkatan penjualan dari produk UMKM desa sekaligus membantu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di desa.
ADVERTISEMENT
Salah satu wilayah yang melaksanakan pengabdian nonformal ini adalah Provinsi Jawa Tengah. Beberapa wilayah di Jawa Tengah yang mengikuti pengabdian ini, meliputi Kota Semarang, Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, dan Banyumas.
Kita bahas satu per satu, yuk!
Pertama, kita mulai dari Kabupaten Banyumas.
Gerakan Mengajar Desa Kabupaten Banyumas telah melaksanakan program pengabdian nonformal melalui pengembangan UMKM di desa pilihan. Gerakan Mengajar Desa Kabupaten Banyumas berupaya dalam meningkatkan pemasaran UMKM Rajut "Tei's Scraft" yang ada di Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
Dokumentasi pengabdian nonformal Gerakan Mengajar Desa Kabupaten Banyumas. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.banyumas/
Peningkatan pemasaran ini dilakukan dengan pendampingan, dimulai pada Minggu, 23 Oktober 2022. Tei's Scraft merupakan salah satu UMKM di Desa Papringan yang bergerak di bidang kerajinan, dalam hal ini kerajinan rajut. UMKM Rajut Tei's Scraft dikelola secara pribadi oleh Ibu Resti dengan dibantu temannya sebagai penjahit furing untuk produknya. Tei's Scraft menyediakan berbagai jenis kerajinan rajut seperti tas, dompet, gantungan kunci, bros, dll.
Dokumentasi produk rajut Tei's Scraft. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.banyumas/
"Produk rajut yang saya buat ini kualitasnya terjamin bagus karena saya pilih bahan yang berkualitas dan proses pembuatannya pun secara manual jadi lebih teliti," ujar Bu Resti selaku pemilik UMKM Rajut Tei's Scraft.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pemasaran produk rajut ini, cakupan pasarnya masih tergolong kecil. Pemasaran yang dilakukan hanya melalui word of mouth (dari mulut ke mulut) dan melalui facebook serta nomor telepon dari teman-teman bu Resti saja. Oleh karena itu, Gerakan Mengajar Desa Kabupaten Banyumas melakukan pendampingan pemasaran produk baik secara online maupun offline. Pendampingan ini bertujuan agar UMKM tersebut lebih dikenal oleh masyarakat secara luas dan bisa mengikuti perkembangan zaman di era digital ini.
Pihak Gerakan Mengajar Desa Banyumas melakukan pertemuan dengan pemilik UMKM ini secara offline untuk membantu proses foto produk dan pembuatan akun marketplace meliputi branding produk secara lebih masih lagi melalui instagram (@teiscraftpapringan).
Selain itu, setelah pertemuan masih dilakukan koordinasi secara online dengan pemilik Tei's Scraft untuk memantau jalannya perkembangan penjualan. Adanya program ini, diharapkan bisa meningkatkan pemasaran UMKM rajut di Desa Papringan juga diharapkan dapat meningkatkan potensi desa.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita beralih ke wilayah Semarang, yuk!
Nah, pengabdian nonformal di Kota Semarang ini tersebar menjadi tiga titik pendabdian, lho! Yang meliputi:
Pengabdian nonformal di Desa Pongangan dilaksanakan pada 25 September — 16 Oktober 2022. Sedangkan, di Desa Cepoko dan Glawan dilaksanakan pada 15 Oktober — 12 November 2022. Pengabdian nonformal ini berfokus pada bidang entrepreneurship trainer yaitu UMKM dan bidang sosial media berupa pelatihan canva, content planning dan foto produk. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Minggu selama lima pekan.
Fokus UMKM yang diangkat di Desa Pongangan adalah makanan olahan yang terbuat dari jamur yang mana pusat produksinya berada di Lezate Jamur. Tutor inspiratif yang ikut melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa Pongangan dibagi menjadi tiga tim yang terdiri dari tim Rawana, Gareng, dan Srikandi. Setiap tim mendapat giliran tiga kali datang ke lokasi pengabdian.
Dokumentasi forum group discussion tim Rawana, Gareng, dan Srikandi. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.semarang/
Kegiatan yang dilakukan meliputi forum group discussion yang membahas mengenai kesulitan-kesulitan apa yang dialami warga selama pengembangan UMKM tersebut, diskusi mengenai e-katalog, content planning instagram (@umkmpongangan dan @lezatejamur), kendala pemasaran pada UMKM Lezate Jamur, pelatihan canva serta foto produk, sosialisasi terkait pembuatan akun e-marketing dan pengenalan tips dalam foto produk agar eye catching atau sedap dipandang, dan yang terakhir, Gerakan Mengajar Desa Kota Semarang bekerja sama dengan organisasi School of Life mengadakan kegiatan EXPO UMKM dan lomba joget TikTok. Kegiatan tersebut juga sebagai penutup yang ditandai dengan penyerahan kenang-kenangan kepada kepala Desa Pongangan serta penyerahan bibit Bonsai kepada salah satu warga.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, fokus UMKM yang diangkat pada pengabdian di Desa Cepoko berbeda dengan Desa Pongangan. Pengabdian ini berfokus mengenai tanaman jambu dan pembuatan pupuk kandang. Tutor inspiratif yang ikut melaksanakan kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tim yang terdiri dari tim A dan tim B serta digilir masing-masing tim mendapat jatah dua kali pengabdian.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pertemuan dengan ibu-ibu PKK, penyampaian materi mengenai bagaimana strategi yang tepat dalam membangun UMKM agar semakin berkembang. Selain itu, dilakukan pelatihan digital pemasaran UMKM, pelatihan poster dan canva.
Pada pekan ketiga, kegiatan yang dilakukan adalah berkunjung ke kebun jambu juga mendiskusikan mengenai perawatan, pemetikan dan pemasaran jambu. Masyarakat Desa Cepoko juga mengungkapkan keluhan-keluhan perihal perawatan tanaman jambu. Kemudian, dilanjutkan dengan berkunjung ke tempat pembuatan pupuk kendang yang berada di daerah Gunung Pati. Pengabdian ditutup dengan dilaksanakannya peminjaman buku perpustakaan keliling di SDN Cepoko.
ADVERTISEMENT
Pada pengabdian di Desa Glawan, fokus utamanya pada pembuatan jamu cabe puyang dan kunir asem. Tutor inspiratif yang ikut melaksanakan kegiatan pengabdian dibagi menjadi dua tim yang terdiri dari tim A dan tim B serta digilir masing-masing tim mendapat jatah dua kali pengabdian.
Kegiatan yang dilakukan, seperti penyampaian materi bersama ibu-ibu PKK mengenai bagaimana strategi yang tepat dalam membangun UMKM agar semakin berkembang, membantu proses produksi pembuatan jamu cabe puyang dan kunir asem serta melaksanakan proses foto produk, melakukan pelatihan canva guna menunjang perkembangan pemasaran produk, memberikan pelatihan content planning kepada ibu-ibu PKK di Desa Glawan.
Dokumentasi jamu cabe puyang dan kunir asem. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.semarang/
Pada pekan terakhir, dilaksanakan bazzar UMKM beserta pelaksanaan games yang dilakukan bersama ibu-ibu PKK Desa Glawan, kegiatan ini juga sebagai kegiatan penutup pengabdian nonformal di Desa Glawan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita beralih ke Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta, yuk!
Gerakan Mengajar Desa Kabupaten Sukoharjo melaksanakan pengabdian nonformal selama empat pekan yang dilaksanakan setiap hari Minggu yang terdiri dari tim A dan B. Fokus UMKM yang diangkat pada pengabdian di Desa Kedunggudel, Kaupaten Sukoharjo ini adalah makanan jenang dodol yang berkediaman di Pak RT dan Mba Widya.
Kegiatan yang dilakukan selama pengabdian, meliputi membantu proses produksi dodol, melakukan foto produk, serta pembuatan akun instagram untuk keperluan promosi (@jenang.mbahwito dan @jenang_asrikambil).
Dokumentasi produk jenang. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.sukoharjo/
Pada pekan terakhir, tutor inspiratif melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Kedunggudel mengenai pembuatan ecoenzym. Kegiatan pengabdian selama empat pekan ditutup dengan foto bersama dan pemberian kenang-kenangan.
Selanjutnya, di Kota Surakarta, lokasi pengabdiannya berada di Desa Plesungan, Kabupaten Karanganyar. Pengabdian ini dilaksanakan setiap hari Minggu dalam kurun waktu empat pekan. Pada pengabdian kali ini, Gerakan Mengajar Desa Kota Surakarta bekerja sama dengan salah satu UMKM di Kota Surakarta yaitu Izdihar Craft. Izdihar Craft (@izdiharcraft_) merupakan UMKM yang berfokus pada pengolahan limbah kertas menjadi barang-barang yang bisa digunakan kembali.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dilakukan selama pengabdian nonformal, meliputi membantu dalam proses produksi, melakukan foto produk dan pembaharuan logo UMKM serta membantu owner UMKM untuk membuka layanan jual-beli online. Selain itu, para tutor juga membantu memasarkan produk UMKM melalui event "Ambalwarso Paguyuban Kabudayaan" yang dilaksanakan di Kelurahan Gajahan, tepatnya di Dalem Djoyokusuman.
Dokumentasi produk dari Izdihar Craft. Source: https://www.instagram.com/mengajardesa.surakarta/
Pada pekan terakhir, para tutor inspiratif mengaplikasikan motif baru pada produk olahan limbah kertas berupa motif batik kemudian selanjutnya diakhiri dengan foto bersama dan pemberian kenang-kenangan sebagai simbol berakhirnya pengabdian nonformal di Kota Surakarta.
Dengan dilaksanakannya program pengabdian nonformal Gerakan Mengajar Desa ini, diharapkan dapat berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu para UMKM desa untuk bisa lebih berkembang dan bangkit sehingga nantinya bisa memajukan kesejahteraan dan memperbaiki perekonomian desa-desa binaan.
ADVERTISEMENT