Bullying Menghantui Kesehatan Mental Anak

Izdihaar Yusriyyah
Mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
24 Mei 2023 11:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izdihaar Yusriyyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar menangis akibat bullying. Sumber gambar : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar menangis akibat bullying. Sumber gambar : shutterstock
ADVERTISEMENT
Maraknya fenomena kasus bullying merupakan salah satu tindak kekerasan yang sedang tren di kalangan pelajar saat ini. Menurut mereka kasus kekerasan ini merupakan bentuk penyelesaian dari sebuah permasalahan atau bahkan awal mula dari kesenangan, padahal hal tersebut merupakan tindakan yang tak patut untuk dicontoh dan ditiru.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali kasus bullying terjadi di lingkup sekolah dengan pelaku teman sebaya ataupun kakak kelas. Perlu diketahui sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan pembentukan karakter siswa, namun dengan adanya bullying tentu sangat berlawanan dengan keinginan orang tua yang ingin anaknya dapat beradaptasi dan bertingkah laku baik.
Seperti halnya kasus yang terjadi di Vladislav Ribnikar Elementary School, pada Rabu 3 Mei 2023. Seorang siswa melakukan penembakan kepada teman sebayanya yang merupakan pelaku bullying. Kasus ini bermula ketika pelaku seringkali mengganggu korban, seperti mengolok-olok dan menduduki meja milik korban dengan posisi korban sedang duduk di bangku.
Ilustrasi gambar merekam ketika aksi bullying terjadi. Sumber gambar : Shutterstock
Dengan adanya aksi bullying tersebut tentu menjadi sebuah beban bagi korban, baik beban dalam pikiran maupun beban batin. Tatkala korban bullying juga merasakan depresi, keinginan bunuh diri yang tinggi, rasa kepercayaan diri yang menurun, trauma, hingga kesehatan mental dan psikis yang terganggu. Kesehatan mental yang terganggu tentu membuat seseorang menjadi terpuruk atau bahkan menjadi hal buruk.
ADVERTISEMENT
Siswa serbia tersebut sudah lama sekali merencanakan aksi pembunuhan dengan senjata milik ayahnya. Sebelum dia menghalalkan aksinya, terlebih dahulu dia membuat sketsa tiap-tiap ruangan dan mencatat nama-nama pelaku bullying sebagai sasaran penembakan.
Edukasi mengenai bullying perlu disebarluaskan di media sosial ataupun di lingkungan sekolah agar tidak terjadi kasus bullying baru. Bullying terjadi karena terdapat perbedaan kuasa antara pelaku dan korban. Kebanyakan pelaku bullying akan mengaku bahwa tindakannya merupakan bercanda, walaupun tentu saja tindakannya termasuk bullying. Dengan adanya edukasi mengenai bullying, diharapkan tercipta lingkungan yang kondusif, aman, dan terbebas dari perilaku bullying.