Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
FOMO: Perasaan Takut Kehilangan Momen di Era Digital dan Media Sosial
23 Februari 2025 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dias Putra Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernah merasa agak aneh atau cemas waktu lihat teman pamer foto liburan keren di sosial media? Atau merasa tidak nyaman karena tidak mengikuti tren yang lagi heboh banget? Kalau iya, mungkin kamu mengalami FOMO (Fear of Missing Out), fenomena psikologis yang semakin meningkat di era digital akibat media sosial yang terus menampilkan kehidupan orang lain yang tampak sempurna.
ADVERTISEMENT
Tapi, apakah benar jika FOMO membawa dampak buruk? Lalu, bagaimana cara kita mengatasinya agar tetap sehat secara mental dan finansial? Artikel ini akan mengupas secara lebih mendalam tentang FOMO dengan contoh konkret, serta langkah praktis untuk mengatasinya..
Menapa FOMO Semakin Kuat di Zaman Digital?
1.Peran Media Sosial Dalam Memicu FOMO
Sosial media seperti Instagram, TikTok, dan X memungkinkan kita melihat hidup orang lain setiap waktu. Fitur seperti story dan live membuat kita merasa harus mengikuti tren dan tidak mau melewatkan momen seru.
2. . Perbandingan Sosial yang Tidak Sehat
Terkadang, melihat hidup orang lain membuat kita jadi berfikir soal diri sendiri tanpa sadar. Hal ini dapat membuat kita menjadi tidak senang dan mengganggu pikiran kita.
ADVERTISEMENT
3.. Dampak Algoritma Media Sosial
Algoritma media sosial itu dibuat supaya kita terus-menerus melihat konten yang membuat kita asik, seperti tren atau prestasi orang. Hal ini membuat kita makin merasa takut ketinggalan.
Gejala FOMO: Kamu Merasa Gini Juga?
• Selalu Memeriksa Ponsel atau Media Sosial: Merasa gelisah kalau tidak melihat notifikasi, walau baru bangun tidur langsung lihat HP.
• Cemas Ketika Tidak tahu Infomasi Baru: Takut ketinggalan berita yang sedang ramai atau tren.
• Mengikuti Kegiatan tanpa Minat: Memaksakan diri untuk hadir dalam acara atau kegiatan yang sebenarnya tidak diminati hanya untuk tidak merasa ketinggalan.
• Beli Barang yang Tidak Terlalu Penting: Membeli sesuatu karena lagi musim, bukan karena butuh barangnya.
ADVERTISEMENT
Efek Buruk dari FOMO
1. Jadi Mudah Stres dan Cemas
Merasakan tertinggal atau rendah dari yang lain bisa bikin galau dan khawatir. Contoh: Pekerja kantor yang suka lihat karir teman jadi merasa kurang meski sudah sukses.
2. Merusak Pola Tidur
Kebiasaan main HP sebelum tidur seringkali mengganggu jam istirahat kita semua. Contoh: Mahasiswa yang melihat media sosial sampai larut malam jadi susah tidur dan fokus saat kuliah.
3. Uang Habis Karena Boros
Nafsu mengikuti tren bisa membuat orang membeli sesuatu tanpa fikir panjang dan hemat. Contoh: Anak muda beli HP baru supaya tetap terlihat gaul sama teman-temannya setiap hari.
Tips Jitu Lawan FOMO Biar Asik
1. Kurangi Penggunaan Media Sosial
ADVERTISEMENT
Supaya tidak berlebihan, kamu bisa memakai fitur "Waktu Layar" di HP atau aplikasi seperti Freedom serta Forest agar mudah membatasi waktu penggunaan dan tidak belebihan.
2. Fokus Kepada Mimpi dan Diri Sendiri
Daripada membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus buat bahagia dan bangga terhadap pencapaian diri sendiri.
3. Nikmati Hidup dan Bersyukur
Nikmati dan syukuri apa yang telah kamu dapatkan sekarang, lalu tulis tiga hal yang kamu inginkan yang tentunya membuat kamu merasa senang setiap hari di buku harian, pasti jadi lebih menyenangkan.
4. Bangun Hubungan Sosial yang Nyata
Jangan hanya berbalas pesan melalui ponsel, sekali-kali bertemu langsung sama teman dan keluarga, agar semakin akrab dan seru.
ADVERTISEMENT
5. Gunakan Teknik “Digital Detox”
Coba memgurangi penggunaan media sosial selama satu hari dalam seminggu untuk membiasakan diri hidup lebih lepas dari FOMO.
Data: Studi dari Journal of Social and Clinical Psychology menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial secara signifikan meningkatkan kesejahteraan emosional. (Sumber )
Kesimpulan:
Di zaman digital yang sangat menggila ini, begitu mudah dan sederhana untuk terperosok dalam sensasi takut ketinggalan atau FOMO. Tetapi, dengan menyadari penyebab serta tanda-tandanya, juga memakai cara-cara mengatasinya, kita mampu makin fokus pada sukacita murni yang hadir dari rasa syukur dan lapang dada. Pelru diingat, bahwa apa yang tampak di media sosial hanya sebagian kecil dari hidup orang lain, dan rasa bahagia sejati tidak bisa diukur dari total "like" atau "followers".
ADVERTISEMENT
Sumber Referensi: