Konten dari Pengguna

Dunia Maya vs Dunia Nyata pada Generasi Z

Diasty annisa
Mahasiswi ilmu komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
8 November 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diasty annisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi media sosial Facebook dan Instagram. Foto: Koshiro K/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial Facebook dan Instagram. Foto: Koshiro K/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kira-kira berapa lama seseorang tahan untuk tidak membuka handphone dan scrolling media sosial? Atau jika disuruh memilih, mana yang lebih baik: ketinggalan dompet atau handphone?
ADVERTISEMENT
Mungkin hampir semuanya menjawab lebih memilih ketinggalan dompet karena teknologi yang terbarukan sudah dapat menggantikan fungsi dompet dengan e-wallet. Namun, apa yang terjadi jika ketinggalan handphone?
Sebab handphone merupakan alat hasil teknologi untuk kita dapat terhubung pada dunia maya, tanpanya maka tidak dapat berkomunikasi, merasa cemas, atau takut tertinggal berita dan informasi pada saat itu. Ketika merasakan hal tersebut berarti dunia maya terbukti telah membawa pengaruh terhadap kehidupan dunia nyata.
Generasi Z atau yang kerap disebut Gen Z merupakan generasi yang lahir bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi serta perubahan media dari konvensional ke media baru (new media), lahir dan tumbuh di era digital membuat Gen Z tidak asing dengan teknologi seperti internet dan media sosial.
ADVERTISEMENT
Media sosial pada saat ini sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, hal tersebut terbukti karena media sosial memiliki pengaruh besar terhadap pandangan dan cara hidup seseorang terutama Gen Z. Tak sedikit Gen Z yang menggantungkan kehidupannya pada dunia maya yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi dan aktivitas mereka di dunia nyata.
Bagi Gen Z dunia maya tidak akan dapat dipisahkan dengan dunia nyata, mereka hidup beriringan pada dua dunia tersebut. Gen Z dianggap sebagai generasi paling melek teknologi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Hal ini menjadi tantangan baru, sebab jika tidak dijalankan dengan bijak hal tersebut dapat membawa dan menimbulkan dampak negatif seperti kecanduan media sosial. Generasi Z yang mengakses internet pada kisaran 7-10 jam/hari mencapai 20,9% di mana ini merupakan persentase terbesar dibandingkan dengan generasi lainnya yaitu generasi X dan Y (Databoks.co.id, 2022).
ADVERTISEMENT
Dengan terlalu sering mengakses internet dan media sosial maka komunikasi yang terjadi tak harus dengan bertatap muka dan bertemu langsung, hal ini menyebabkan Gen Z menjadi terbiasa menjalin komunikasi secara virtual. Dampak lanjutan dari hal tersebut adalah sulitnya bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, karena Gen Z merasa malas berkomunikasi secara nyata.
Tak hanya itu dunia maya juga membentuk Gen Z yang mementingkan dirinya sendiri dan menjadi tidak sadar dengan lingkungan sekitar, serta terjadinya guncangan budaya di mana masuk nya budaya-budaya asing seperti contoh gaya hidup yang kebarat-baratan. Maka hal ini dapat menyebabkan pergeseran budaya yang ada, membuat Gen Z tidak kenal dengan budaya mereka sendiri.
Internet dan Dunia maya seperti pisau bermata dua, yang di mana selalu ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan. Tak sedikit pula Gen Z yang menggunakan dunia maya dengan bijak. Bahkan menghasilkan pundi-pundi rupiah melalui media sosial, Gen Z sebagai generasi yang paling update mengenai dunia maya dan memiliki kreativitas yang tinggi dalam menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Teknologi dan dunia maya sudah menjadi bagian kehidupan, berjalan bersamaan dengan kehidupan saat ini terutama bagi Generasi Z yang memang lahir dan tumbuh bersama perkembangan teknologi yang cepat maka mereka juga dituntut untuk dapat mengikutinya.