Konten dari Pengguna

Etika: Pilar Kepercayaan dalam Jurnalistik

Diaz Atisa
Mahasiswa ilmu komunikasi FISIP universitas Andalas
4 November 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diaz Atisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi By StockCake
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi By StockCake
ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus informasi, jurnalis memiliki tanggung jawab besar sebagai penjaga kebenaran. Tanpa aturan etika yang mengatur moralitas dalam peliputan, bagaimana kita bisa yakin bahwa apa yang mereka sampaikan dapat dipercaya? Di sinilah etika dan etika profesi memainkan peran krusial untuk memastikan jurnalis bekerja dengan integritas, tanggung jawab, dan kesadaran akan dampak dari setiap berita yang mereka sampaikan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, etika adalah prinsip yang membantu kita memahami apa yang baik dan benar dalam setiap situasi. Etika tidak hanya menjadi aturan ia berfungsi sebagai panduan moral yang mendorong kita untuk bertindak sesuai dengan nilai kebaikan. Dalam masyarakat, etika memainkan peran menjaga keteraturan dan keadilan. Bagi jurnalis, etika menjadi pedoman untuk memastikan bahwa berita yang mereka hasilkan bukan hanya akurat tetapi juga seimbang dan adil.
Etika memiliki dua cabang utama yang saling melengkapi:
1. Etika Normatif: Memberikan panduan dalam menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang ada.
2. Metaetika: Mengkaji dasar, makna, dan asal nilai-nilai moral.
Dalam jurnalistik, etika normatif sangat penting karena memberikan kerangka praktis yang diterapkan dalam kode etik jurnalistik untuk mengatur tindakan dan batasan yang diharapkan dari seorang jurnalis.
ADVERTISEMENT
Etika profesi adalah panduan moral yang berlaku dalam dunia profesional. Di dunia jurnalistik, etika profesi menuntut jurnalis untuk bekerja secara objektif, jujur, dan bertanggung jawab terhadap kebenaran. Ini melindungi jurnalis dari tekanan yang dapat memengaruhi keakuratan berita dan menjamin bahwa publik mendapatkan informasi yang benar dan tepercaya.
Dalam jurnalistik, etika jurnalistik menjadi prinsip utama yang harus dipatuhi jurnalis. Etika ini mengutamakan prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan pengabdian pada kebenaran. Kode etik jurnalistik melarang jurnalis terlibat dalam konflik kepentingan yang dapat merusak objektivitas berita. Dengan mematuhi kode etik ini, jurnalis dapat membangun kepercayaan masyarakat pada media. Peliputan adalah proses di mana jurnalis "mengabadikan" realitas untuk disampaikan ke publik. Namun, tidak semua informasi bisa disajikan begitu saja. Ada batasan etika, terutama dalam peliputan sensitif seperti konflik, bencana, atau kekerasan. Jurnalis harus mempertimbangkan dampak setiap berita agar tidak menambah luka atau merusak reputasi orang yang diberitakan.
ADVERTISEMENT
Jurnalisme kuning adalah praktik jurnalisme yang lebih mementingkan sensasi daripada akurasi. Berita jenis ini sering berisi gosip atau skandal yang belum tentu benar. Jurnalisme kuning merusak kepercayaan publik karena sering kali memanipulasi fakta demi kepentingan tertentu. Fenomena ini menunjukkan pentingnya etika jurnalistik untuk menghindari informasi palsu yang bisa merusak reputasi media dan menciptakan persepsi negatif di masyarakat. Era internet membawa berbagai keuntungan dan tantangan dalam jurnalisme online. Di satu sisi, informasi dapat tersebar cepat dan mudah diakses; namun, di sisi lain, sering kali verifikasi terabaikan demi mengejar kecepatan. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran berita palsu atau hoaks. Dalam jurnalisme online, etika sangat dibutuhkan untuk memastikan akurasi dan kebenaran sebelum sebuah berita dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
Etika dalam jurnalisme bukan sekadar aturan ia adalah janji jurnalis kepada publik untuk menyampaikan informasi yang benar. Di dunia yang penuh informasi dan disinformasi, etika jurnalistik memberikan landasan yang kuat bagi jurnalis untuk bekerja dengan integritas. Publik berhak menerima berita yang akurat, dan dengan menjalankan etika mereka, jurnalis membantu menciptakan informasi yang dapat dipercaya. Tanpa etika, media hanya akan menjadi sarana sensasionalisme yang merusak kepercayaan. Etika, pada intinya, adalah fondasi yang menjaga kepercayaan antara jurnalis dan masyarakat.