Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kabut Putih Menutupi Pemandangan
28 Desember 2023 16:19 WIB
Tulisan dari Didi Setiyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Libur panjang di semester bulan kemarin. Liburannya sekitar satu bulan lebih, teman-temanku dan aku akan pergi ke Gunung Prau via patak banteng yang ada di Dieng. Kami telah merencanakannya untuk ke Gunung Prau di jauh-jauh hari pada bulang November dan keberangkatan di bulan Februari. Saya sudah tidak sabar untuk menuju ke Gunung prau. Saya dan teman-temanku mendiskusikan dan mengatur perlengkapan perjalanan kami. Setelah pulang kuliah aku akan mencari tahu betapa indahnya pemandangan disana.Gunung Prau adalah tujuan pertama untuk mendaki ke Gunung yang akan saya kunjungi bersama teman-teman. Dan saat harinya keberangkatan saya menyiapkan barang-barang yang akan dibawa, di jalan raya yang cukup rame banyak kendaraan saya bersama rombongan teman-temanku beriringan memacu motornya menuju tempat Gunung Prau via Patak Banteng. Perjalanan yang cukup panjang itu hampir terbayar. Dan saat sudah sampai di lokasinya saya dan teman-teman beristirahat untuk tidur di basecamp yang sudah tersedia sebelum memperlanjutkan perjalanan ke Gunung Prau karena ketika sampai saat itu malam hari.
Keesokan harinya menyiapkan untuk menuju ke puncak Gunung Prau, kami menuju ke loket dan diberi arahan lalu membayar tiketnya. Di tengah jalan mendaki, terdapat medan yang menanjak, sempit dan berbatu. Jalan menanjak yang di himpit tembok batu itu sering membuat Wisatawan kesusahan melaluinya. Terutama sehabis hujan turun, disalah satu tangga naik yang terbuat dari batang pohon bulat di penuhi dengan lumpur licin yang ditinggalkan jejak kaki, membuat Wisatawan berdebar-debar melaluinya. Namun, kondisi seperti itu tidak mengurungkan niat para pendaki untuk mencapai puncak Gunung dan melihat keindahannya. Salah satu kendala yang menghambat di medan ini adalah, ketika ada pengunjung yang berbadan Gemuk, akan sulit melalui medan yang menanjak itu dan banyak jalur yang seperti tangga.
Setelah perjalanan yang cukup menguras tenaga dan sampai juga di tempat camping atau berkemah pada sore hari. Saya dan teman-teman mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum ke puncaknya jadi bermalam dulu di tempat yang sudah disediakan untuk berkemah. Tapi dari membangun tenda sampai paginya terkena badai, untungnya tidak besar pada saat badai angin itu. Di pagi hari kabut putih sudah menutupi matahari untuk masuk lalu menutupi pemandangan yang seharusnya sangat indah sekali. Jadi saya dan teman-temanku menunggu sampai kabut putih menghilang dan sudah lama menunggu kabut putih tidak menghilang juga. Lalu memutuskan tetap ke puncak, sesampainnya di puncak kabut masih menutupi pemandangan. Setelah di puncak karena tidak mendapatkan sunrise dan melihat pemandangan yang indah, lalu saya dan teman-temanku berniat untuk turun. Dan menyiapkan untuk ke basecamp untuk mengakhiri perjalanan ke Gunung Prau, lalu perjalanan ke rumah masing-masing.