Konten dari Pengguna

CMF Phone 1 dan Kembalinya Semangat Smartphone Modular

Didit Putra Erlangga
Storyteller in Technology and Brand. Pria paruh baya yang sedang menjadi pengulas teknologi amatiran.
10 Juli 2024 22:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Didit Putra Erlangga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
CMF Phone 1 yang diperkenalkan pada tanggal 8 Juli 2024 mengusung pendekatan berbeda dengan jenama ponsel pintar yang sudah ada, bahkan terhadap kakaknya sendiri: Nothing Phone. Hadir dengan spesifikasi dan harga terjangkau demi mengincar banyak pengguna, CMF Phone 1 percaya diri dengan keputusan bermain dengan warna yang cerah serta strategi andalan mereka yakni mengusung konsep modular yang lama terlupakan. Ini adalah pertaruhan yang layak untuk dinanti hasilnya.
materi promosi CMF Phone 1 dari akun media sosial resmi
CMF merupakan jenama yang lahir dari jenama Nothing yang sudah merilis smartphone dengan kekhasan pada desain fisiknya yakni punggung yang transparan ditemani lampu. Sebelumnya, nama CMF sendiri lebih fokus kepada produk aksesoris dan wearables seperti buds dan jam tangan pintar. Pada tanggal 8 Juli, mereka berniat untuk melangkah lebih lanjut dengan memperkenalkan CMF Phone 1 bersama dua produk wearables lainnya yang memiliki DNA desain yang mirip.
ADVERTISEMENT
Satu ciri khas yang menonjol dari CMF Phone 1 terletak pada back plate alias punggung ponselnya. Apabila smartphone lain membiarkan punggungnya bersih mulus sementara CMF mendesain back plate dengan uliran mur dengan kepala yang didesain khusus. Pemilik ponsel ini akan mendapatkan obeng dengan kepala yang bisa digunakan untuk membuka mur dan melepas back plate-nya.
Seperti terlihat di video promosinya, keputusan ini membuat pengguna bisa mengganti sendiri punggung ponsel CMF Phone 1. Bosan warna oranye, tinggal dilepas dan diganti casing dengan warna lainnya. Tidak berhenti di sana, CMF juga menyiapkan sejumlah aksesoris yang bisa dipasang seperti penyangga smartphone dan gantungan tali.
Keputusan ini jelas sebuah pertaruhan besar bagi CMF terutama karena CMF Phone 1 memang menjadi produk smartphone pertama mereka. Penerimaan masyarakat bisa positif maupun negatif. Ide smartphone modular mungkin akan menarik bagi sebagian dan sebagian lagi bisa berpikiran sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Carl Pei selaku CEO dari Nothing juga lagi-lagi membuat pertaruhan baru: mengajak komunitas untuk membantu menyusun arah pengembangan produk CMF Phone 1 ini. Melalui akun X, Pei mengatakan bahwa penerimaan dari masyarakat saat ini cenderung positif dan mereka umumnya tertarik dengan konsep modular yang diusung oleh CMF Phone 1.
Setelah melihat respon positif, terutama ketertarikan pengguna untuk mendesain back plating smarthone CMF Phone 1 secara mandiri, Pei menyebarkan desain ke situs komunitas Nothing untuk diunduh oleh pengguna. File desain back plate tersebut digunakan sebagai dasar untuk membangun desain back plate sesuai imajinasi dan kreativitas pengguna.
Beberapa langsung bergerak cepat, bahkan ada yang sudah membuat camera grip bermodal file desain yang disebarkan oleh Pei. Bisa dipastikan bahwa ini hanyalah awal, akan banyak para maker yang akan memanfaatkan 3D Printer yang mereka miiliki untuk mendesain back plate dari CMF Phone 1.
ADVERTISEMENT
Kembalinya modular
Berbicara mengenai smartphone modular, sebetulnya inisiatif ini sudah dirintis oleh Google melalui Project Ara yang sayangnya tidak dilanjutkan. Jenama smartphone sendiri sudah pernah meluncurkan smartphon modular mereka sendiri bahkan sampai ke Indonesia yakni LG G5 dan Lenovo Moto Z. Modul yang bisa dihubungkan memberi fungsi baru bagi smartphone-nya seperti kamera tambahan, daya tambahan dan masih banyak lagi.
Sementara itu, CMF Phone 1 masih bergulat di ranah kosmetik semata. Back plate yang bisa diganti-ganti dengan desain lain tidak lebih hanya sebagai "ganti kulit" saja tanpa ada koneksi ke perangkat keras untuk memberi fungsi tambahan. Semua tidak lepas dari absennya port untuk berkomunikasi secara elektrik antara modul dengan smartphone-nya.
Namun, bisa jadi ini adalah strategi efektif mengingat pengguna CMF Phone 1 nantinya adalah orang kebanyakan, bukan kalangan terpilih yang bisa membeli dan mengoperasikan unit smartphone kelas flagship yang harganya belasan hingga puluhan juta rupiah.
gambar render smartphone dari akun media sosial resmi
Dan orang kebanyakan hanya fokus untuk terlihat beda dengan yang lain, salah satunya melalui baju yang dikenakan serta perangkat yang dibawa. Dengan pendekatan modular seperti ini, setiap pengguna berkesempatan untuk menjadikan smartphone mereka sangat personal dan menjawab kebutuhan pribadi. Apalagi dengan desain yang bisa tersedia secara luas, setiap orang bisa mengunduhnya dan mencetak sendiri atau melalui bantuan pihak ketiga. Bagi mereka yang punya kemampuan mengoperasikan software desain, cetak biru yang mereka dapatkan bisa disesuaikan sesuai gaya dan kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Tentu saja ada kalangan yang kurang nyaman dengan ide ini, tapi tidak kalah banyak yang justru bersemangat dengan langkah yang diambil CMF yang disebutnya sebagai penyegaran di balik tren desain punggung smartphone yang begitu-begitu saja.
Nothing yang mengelola komunitas juga bisa memanfaatkan hal ini secara maksimal untuk mendapatkan masukan serta mengajak mereka untuk terlibat dalam mendesain back plate dari CMF Phone 1. Kalau kartunya dimainkan dengan tepat, CMF Phone 1 bisa menjadi kuda hitam dibandingkan dengan kakaknya yakni Nothing Phone.
Sayang memang, Nothing dan jenama CMF belum berencana untuk hadir secara resmi di Indonesia. Semoga bila CMF sukses dengan taruhannya, mereka bisa mempertimbangkan untuk resmi menyapa pengguna di sini.