Konten dari Pengguna

Pak Supraun, sang Pelestari Sejuta Warisan Budaya

Dien Aulia
Saya merupakan seorang Mahasiswa aktif, Universitas Brawijaya yang tertarik pada bidang Copywriting, Social Media Savvy. Dengan beberapa pengalaman berkaitan yang saya miliki, membuat saya merasa nyaman dalam mendalami bidang tersebut.
6 Agustus 2023 5:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dien Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pak supraun dan istri serta anggota Sanggar Harimau Putih. Sumber Foto: Bagas Dwi Rabbani
zoom-in-whitePerbesar
Pak supraun dan istri serta anggota Sanggar Harimau Putih. Sumber Foto: Bagas Dwi Rabbani
ADVERTISEMENT
Di balik derap langkah yang tenang, berdiri seorang pelestari budaya yang kuat akan prinsipnya yakni Pak Supraun. Beliau merupakan seorang pemilik Sanggar Harimau Putih yang berada di Lawang, Malang.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui rebranding dua tahun lalu, tempat ini menyuguhkan tarian, musik, dan seni Jawa Timur yang kaya akan nilai-nilai budaya. Berada di belakang rumah yang sederhana, sanggar ini sungguh menjadi bukti bahwa semangat melestarikan budaya tidak mengenal batas ruang dan waktu.
Menjamu beragam usia, mulai dari taman kanak-kanak hingga para dewasa, Sanggar Seni Tradisional memberikan kesempatan bagi semua orang untuk merasakan keindahan seni tradisional.
Bahkan, anggota termuda yang berusia enam tahun telah ikut menyatu dalam lingkungan seni ini. Sanggar ini tidak memberlakukan syarat khusus bagi siapa pun yang ingin bergabung.
Semangat melestarikan budaya menjadi fokus utama yang menginspirasi sanggar untuk menjadikan seni tradisional terbuka bagi semua orang. Bagi mereka, hal terpenting adalah kesungguhan dan niat tulus untuk melestarikan budaya.
ADVERTISEMENT
Koleksi peralatan kesenian Sanggar. Sumber Foto: Bagas Dwi Rabbani
Gebyar dan perayaan ulang tahun kesenian adalah momen khusus yang mereka gelar setahun sekali. Bersih desa juga menjadi bagian penting dalam upaya untuk memberikan kontribusi pada masyarakat dan menjaga lingkungan tempat mereka hidup.
Kendati demikian, perjalanan sanggar ini tidak selalu mulus. Tantangan pun kerap menemani perjalanan mereka, banyak orang yang masih menganggap tabu kesenian yang dilakukan oleh Pak Praun.
Namun, beliau dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa orang dengan jiwa seni tidak akan menyerah begitu saja dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk tetap menyebarluaskan budaya kesenian, karena ia bertekad untuk tetap melestarikan tempat kelahirannya.
Koleksi peralatan kesenian Sanggar. Sumber Foto: Bagas Dwi Rabbani
Kesatuan dan kebersamaan di sanggar ini tercermin dalam semangat yang ada di antara anggotanya. Mereka saling mendukung dan bekerja sama dalam memahami dan menggali nilai-nilai budaya yang diwariskan dari nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Para pemuda dan pemudi di sanggar ini didorong untuk memahami dan menggali lebih dalam nilai-nilai budaya. Dengan semangat yang tak pernah padam, sanggar ini menjadi rumah bagi semua orang yang ingin berbagi cinta pada seni dan memelihara budaya nenek moyang untuk masa depan yang abadi.
Satu pesan Pak Praun, Ia menekankan bahwa sangat penting bagi kita untuk menghormati leluhur, mempelajari sejarah, dan menggali pengetahuan secara mendalam. Keberlanjutan kesenian ini ditujukan untuk memperkaya masyarakat dan membangun harmoni antara agama dan seni.