news-card-video
8 Ramadhan 1446 HSabtu, 08 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Hari Musik Nasional dan Kita

Dieny Maya Sari
Just an ordinary person who loves the sky too much and befriends with the wind.
11 Maret 2018 1:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dieny Maya Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Musik Nasional dan Kita
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Sumber foto: infoworld.com)
Sejak tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan tanggal 9 Maret sebagai hari musik nasional. Tentu saja penetapan ini bukan tanpa tujuan. Berdasarkan Keppres No. 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional, musik adalah ekspresi budaya yang bersifat universal dan multidimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Diharapkan dengan ditetapkannya hari musik nasional ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Indonesia, meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para insan musik Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional, regional dan internasional.
ADVERTISEMENT
Begitu kuat makna tujuan di balik Hari Musik Nasional. Tetapi seberapa banyak masyarakat Indonesia mengetahuinya? Seberapa hebohnya hari musik nasional yang seharusnya dirayakan secara nasional?
Apabila dibandingkan Perancis yang selalu merayakan la fête de la musique pada saat World Music Day yang jatuh setiap tanggal 21 Juni, gempita hari musik nasional kita hampir tidak terdengar. Walaupun bukan hari musik nasional mereka, tetapi Perancis dapat mengambil kesempatan itu dengan benar-benar memperdengarkan musik mereka di segala penjuru.
Bertepatan dengan musim panas, pada hari itu orang-orang keluar rumah memainkan musik bersama, bernyanyi dan menari. Tua, muda, anak-anak, semua berbaur. Alunan musik dan keriaan terasa kental di udara, tidak hanya di kota-kota bahkan desa-desa di Perancis. Tidak hanya panggung khusus dibangun di tengah keramaian, tetapi banyak yang melakukannya di pinggir-pinggir jalan. Kafe-kafe dan restoran-restoran pun kompak untuk membuat program acara khusus pada hari itu. Selain itu, semua pusat kebudayaan mereka yang tersebar di seluruh dunia pun memiliki program untuk merayakan World Music Day.
ADVERTISEMENT
Indonesia, dengan adanya hari musik nasional sendiri, dapat melakukan hal yang sama. Bahkan lebih. Dengan kekayaan warisan musik, lagu, alat musik tradisional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ditambah dengan perkembangan musik di tanah air ini sudah sewajarnya kita menghargai musik nasional.
Secara garis besar aliran musik yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu musik seni, musik populer, dan musik nusantara. Musik seni terdapat di dalamnya adalah musik klasik, musik kontemporer dalam idiom tradisi barat, musik kontemporer yang bersumber dari unsur etnik, dan musik baru yang berlatar belakang budaya Indonesia dan barat. Sedangkan yang termasuk dalam musik populer adalah yang lebih cenderung kita jumpai sehari-hari, yaitu pop, rock, metal/hardcore, jazz, dance/elektronik, ska/reggae/dub, hiphop/rap. Musik nusantara mencakup musik khas daerah, musik keagamaan (gambus, kasidah, nasyid, musik gereja), keroncong, dan dangdut.
ADVERTISEMENT
Untuk setiap aliran musik tersebut, Indonesia memiliki musisi-musisi dengan keunikan yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki pengikut dan komunitas penggemar sendiri. Penerimaan pasar pun berbeda-beda terhadap hasil karya para musisi tersebut. Berdasarkan data tim studi ekonomi kreatif dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa aliran musik yang paling populer dan menempati tangga lagu teratas diiringi penjualan yang tinggi di Indonesia adalah musik pop dan dangdut.
Perkembangan industri musik di Indonesia sendiri dimulai tahun 1940 dengan berdirinya “Tio Tek Hong”, perusahaan rekaman Batavia yang menjadi pelopor industri musik rekaman di Indonesia. Perusahaan rekaman lainnya muncul di tahun 1950-an. Sedangkan perusahaan rekaman internasional hadir di Indonesia di tahun 1990-an dengan tujuan untuk menghindari kasus pelanggaran hak cipta lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Fenomena baru di industri musik Indonesia terjadi di awal tahun 2000. Dengan terbukanya kesempatan usaha berkat teknologi modern dan iklim bisnis yang kondusif, banyak bermunculan pelaku industri musik independen. Tahun 2006 merupakan titik perkembangan musik digital, yang memberikan dampak signifikan untuk industri musik di Indonesia. Saat ini dengan perkembangan musik digital yang semakin pesat, kreativitas dan produktivitas pun semakin bagus didorong dengan teknologi rekaman dan informasi melalui internet dan media sosial.
Apabila musik diharapkan memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional seperti yang ditetapkan dalam Keppres, maka sudah saatnya seluruh lapisan bekerja sama untuk berkembangnya industri musik Indonesia. Model kolaborasi yang sinergis dan jaringan yang mengaitkan intelektual, musisi, pemerintah, bisnis, dan komunitas sangat diperlukan dengan pendekatan pengembangan menyeluruh dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
ADVERTISEMENT
Tentu saja hal tersebut membutuhkan kerja keras, konsistensi, kontinuitas dan waktu. Namun demikian ada hal-hal sederhana yang mungkin dapat kita lakukan bersama dari sekarang. Dimulai dari menanamkan awareness akan hari musik nasional dan tujuan diperingatinya hari tersebut kepada masyarakat dengan program-program sederhana, seperti mengajak sekolah-sekolah agar siswanya berpartisipasi dalam menyelenggarakan hari musik nasional, program-program memainkan musik di restoran, warung makan, kafe, taman-taman kota secara bersamaan. Dengan demikian dapat mengajak masyarakat akan lebih menyukai karya musisi Indonesia, serta instrumen dan warisan musik khas bangsa.
Dalam jangkauan lebih luas, mungkin dengan mendorong perwakilan-perwakilan RI di seluruh penjuru dunia untuk membuat program bermain musik secara serentak. Bukan tidak mungkin musik Indonesia, seperti misalnya dangdut, dapat didengar dalam satu waktu di seluruh belahan dunia. Tentu saja hal ini hanya dapat dilakukan dengan perencanaan program dan anggaran yang matang.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, pada akhirnya untuk memajukan industri musik nasional atau bahkan melakukan penetrasi musik nasional ke kancah dunia internasional seperti apa yang dilakukan Korea dengan K-Pop-nya perlu usaha yang lebih keras dan sekali lagi melibatkan kerja sama yang sinergis di seluruh lapisan pemangku kepentingan. Mungkin sudah saatnya kita merencanakan program Indonesian Wave. Mengapa tidak?
(Sumber: dari berbagai sumber).