Konten dari Pengguna

Mengenal Emosi Manusia dalam Film Inside Out

Difa Arum Maharani Tumadi
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
23 November 2021 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Difa Arum Maharani Tumadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah menonton film Inside Out? Di dalam film tersebut, terdapat 5 emosi dasar yang berada di dalam otak seorang gadis kecil berumur 11 tahun yang bernama Riley. 5 emosi tersebut ialah Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust. Joy sebagai kebahagiaan, Sadness sebagai kesedihan, Anger sebagai rasa marah, Fear sebagai rasa takut, dan Disgust sebagai rasa jijik. Setiap emosi tersebut sangat berkontribusi dalam proses pembentukan kepribadian dan sifat kita, film ini juga turut melibatkan beberapa ilmuwan psikologi yang berasal dari Universitas California, Berkley. Ada sebuah eksperimen yang dilakukan pada masyarakat yang berasal dari 12 budaya yang berbeda, mereka diminta untuk menggerakkan otot-otot wajah mereka lalu menghubungkannya dengan emosi dan hasilnya ternyata sama.
ADVERTISEMENT
Apakah Emosi itu?
Charles Darwin memiliki pendapat bahwa, emosi muncul dari perilaku yang mengindikasikan apa yang akan dilakukan selanjutnya dalam situasi tertentu. Perilaku ini menentukan bagaimana individu dapat bertahan hidup dari situasi yang menguntungkannya. Lalu menurut James Lange, emosi dipicu oleh stimuli yang direspons dengan tanda-tanda fisik sehingga individu tersebut merasakan emosi. Film Inside out ini sangat menarik nih buat ditonton. Mengapa? karena menjelaskan bagaimana emosi dapat mempengaruhi manusia dalam membentuk kepribadian, sifat dan mengambil keputusan. Film ini cocok buat ditonton oleh anak-anak dan orang dewasa.
Makna Film di Kehidupan
Setiap manusia memiliki memori atau kenangan masing-masing yang tersimpan di dalam ingatan mereka. Sama halnya seperti di dalam film ini, setiap kenangan baru Riley akan disimpan dalam bentuk sebuah bola berwarna dari tiap emosi yang Riley miliki. Kenangan-kenangan dalam bentuk bola tersebut akan dikirimkan ke Long Term Memory atau ingatan jangka panjang. Dalam film ini, peran Sadness sangat berpengaruh karena telah menyelamatkan Riley. Rasa sedih yang sering dianggap dapat membawa dampak buruk untuk tubuh ternyata justru dapat membawa dampak positif.
ADVERTISEMENT
Terkadang kita juga perlu untuk melampiaskan rasa sedih dan kecewa ketika gagal atau mengingat kejadian yang membuat kita merasa sedih agar kita dapat bangkit kembali dari masalah yang kita hadapi tersebut dan siap untuk menjalani hari di masa sekarang agar mendapatkan masa depan yang cerah. Jangan melarikan diri, sebisa mungkin untuk menghadapi masalah tersebut, jika kita terus melarikan diri maka masalah tersebut akan terus menghantui kehidupan kita. Lalu, hal tersebut disadari oleh Joy sang kebahagiaan bahwa seorang manusia tidak harus selalu merasakan kebahagian. Jika sedang merasa sedih, nggak ada salahnya untuk melampiaskannya dibandingkan harus bersikap seolah semuanya baik-baik saja dan menutup kesedihan dengan senyuman. Hal tersebut tidak akan membuat perasaan menjadi lebih baik melainkan akan menumpuk menjadi stress dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Proses Pembentukan Emosi?
Proses pembentukan emosi melalui lima tahapan, yaitu: elicitors, adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa lalu, reseptors ialah aktivitas di pusat syaraf setelah indra menerima rangsangan dari luar kemudian indra melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat sistem syaraf. Selanjutnya adalah state, yang merupakan perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi. Kemudian, expression yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati misalnya seperti pada wajah, tubuh atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis. Dan yang terakhir adalah experience, merupakan persepsi dan interpretasi seseorang pada kondisi emosional (Lewis & Rosenblum dalam Ali Nugraha, 2008: 1-4).
Referensi :
Ekman, P.; Friesen, W.V. (1971). Constant across cultures in the face and emotion. (PDF). Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 17, No. 2, 124-129
ADVERTISEMENT
Magda Bhinnety (2008). Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi. Vol. 16, No. 2, 74-88