Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Eksistensi “Aisyiyah” Organisasi Perempuan Keagamaan Pertama di Indonesia
22 Februari 2022 11:37 WIB
Tulisan dari Azista Difanaya Khoirunisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai teman-teman, pastinya kalian pernah mendengar organisasi Aisyiyah yang selalu berkaitan dengan Muhammadiyah. Organisasi Aisyiyah merupakan organisasi pergerakan Islam perempuan modern yang didirikan oleh Siti Walidah (istri Ahmad Dahlan) pada 19 Mei 1917 yang berada di bawah naungan langsung Muhammadiyah dengan tujuan menyejahterakan kaum perempuan melalui pendidikan, dan mampu mengamalkan nilai-nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama. Nah, Muhammadiyah sendiri merupakan organisasi yang didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 yang bergerak pada bidang keagamaan, sosial, dan pendidikan. Organisasi Aisyiyah ini juga bergerak pada bidang keagamaan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial bagi kaum perempuan dari sebelum kemerdekaan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Usulan nama Aisyiyah berasal dari KH. Fachrodin. Untuk nama Aisyiyah sendiri diambil dari nama istri Nabi Muhammad SAW, yaitu Siti Aisyah yang terkenal cerdas dan selalu aktif membantu perjuangan Nabi Muhammad SAW. Siti Walidah berharap dengan nama itu organisasinya akan selalu aktif dan mampu melahirkan generasi yang cerdas. KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah sangat berjasa dalam pembaruan Islam di Indonesia. Mereka berdua menyadari bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, KH Ahmad Dahlan mulai membentuk kelompok pengajian bernama Sopo Tresno pada tahun 1914 di Kauman, Yogyakarta. Kelompok Sopo Tresno ini menjadi cikal bakal berdirinya Organisasi Aisyiyah. Peranan KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah ini sangatlah luar biasa, bahkan anak mereka yang bernama Siti Busyro yang menjadi kader dan Siti Aisyiyah Hilal yang pernah menjadi ketua Aisyiyah juga ikut aktif dalam memajukan organisasinya, sehingga organisasi Aisyiyah berhasil meluaskan pengaruhnya ke seluruh Indonesia. Organisasi Aisyiyah juga menjadi pelopor terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928. Melalui Organisasi Aisyiyah berdirilah sebuah sekolah PAUD dan Taman Kanak-kanak pertama di Indonesia yang pada masa kolonialisme Belanda bernama Froebel School.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan eksistensi dan perkembangan dari organisasi Aisyiyah saat ini?
Eksistensi dan Perkembangan Aisyiyah Pada Masa Kini
Eksistensi dan perkembangan Aisyiyah sendiri sangatlah luar biasa bahkan setiap provinsi, kabupaten, dan kecamatan sudah memiliki cabang organisasi tersebut. Sekarang organisasi Aisyiyah termasuk organisasi otonom di Muhammadiyah. Tidak hanya mempunyai pengaruh di Indonesia saja, organisasi Aisyiyah juga punya pengaruh di luar negeri dengan berdirinya kantor PCIA (Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah), yang berada di Malaysia, Singapura, Mesir, dan Belanda. Program-progaram Aisyiyah berfokus terhadap pendidikan, pemberdayaan masyarakat, keagamaan, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan ekonomi. Mulai dari program Taawun Sosial, Posyandu Aisyiyah, PAUD dan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Madrasah Sanawiyah, SMA/SMK, Perguruan Tinggi, STIKES, Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah, Klinik Bersalin, dan sebagainya. Organisasi Aisyiyah juga menjadi mitra program pemerintah salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI), bahkan WHO, UNICEF, dan UNESCO juga menjadi mitra organisasi Aisyiyah. Semua itu juga tak lepas dari peranan Siti Baroroh Baried yang berhasil memajukan Aisyiyah, beliau mampu merangkul semua masyarakat bahkan sampai di luar negeri. Seperti yang dikemukakan Lasa H.S. dalam 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi, beliau berhasil mengembangkan bidang pendidikan, yaitu TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) yang sekarang cabangnya ada di seluruh Indonesia, dan sekolah kejuruan dan keperawatan. Tidak hanya itu, beliau juga berhasil mengembangkan program Qoryah Thayyibah yang menjadi sebuah tujuan positif bagi masyarakat dengan membentuk desa binaan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjalankan ajaran Islam secara kafah (sepenuhnya).
Organisasi Aisyiyah sendiri telah melahirkan perempuan-perempuan hebat, mampu membawa dampak positif bagi masyarakat terutama dalam mewujudkan masyarakat yang beragama dan berakhlak, dan mampu bertahan hampir 105 tahun. Bahkan di saat pandemi organisasi Aisyiyah mampu bertahan karena kuatnya pengaruh, dan sempat menyelenggarakan jambore bagi kader Aisyiyah pada 2020 lalu secara daring.
ADVERTISEMENT
Sekian teman-teman pembahasan mengenai Organisasi Aisyiyah, semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca. Jangan lupa jaga kesehatan dan tetap taati protokol kesehatan saat bepergian. Terima kasih.