Konten dari Pengguna

Kabupaten Bantul Ajukan Diri Sebagai Kota Kreatif Dunia (UCCN) Tahun 2025

Dian Novianti
Mahasiswa Ekonomi Universitas Amikom Yogyakarta profesi content creator
16 Oktober 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Novianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Persiapan Kabupaten Bantul Menuju Kota Kreatif Dunia UCCN (Sumber : Foto Bribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan Kabupaten Bantul Menuju Kota Kreatif Dunia UCCN (Sumber : Foto Bribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabupaten Bantul dikenal memiliki beragam potensi, mulai dari sektor budaya, pariwisata, hingga ekonomi kreatif. Produk kerajinan dari Bantul pun telah berhasil menembus pasar lokal maupun internasional. Sebagai bagian dari cikal bakal Kesultanan Mataram, Bantul memiliki kekuatan tradisi kriya yang dipengaruhi oleh struktur sosial dan klaster keahlian di Kotagede. Warisan inilah yang membuat produk kriya Bantul kaya akan nilai sejarah dan filosofi. Setelah ditetapkan sebagai kabupaten dengan sektor kriya terkuat di Indonesia oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kini Kabupaten Bantul tengah mengajukan diri untuk bergabung dalam Jejaring Kota Kreatif Dunia.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Bantul melakukan persiapan untuk mengajukan nominasi dalam jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN) melalui lima tahap, yaitu: (1) Pra-pemetaan dan identifikasi; (2) Pengumpulan data; (3) Penyusunan struktur konten dan narasi; (4) Penyusunan dossier; dan (5) Pendampingan. Kabupaten Bantul juga telah melaksanakan program PMK3I dari Kemenparekraf/Baparekraf serta membentuk tim koordinasi dan titik fokal berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Bantul Nomor 435 Tahun 2024 tentang penunjukan titik fokal jejaring Kota Kreatif UNESCO, dan SK Bupati Bantul Nomor 436 Tahun 2024 tentang penunjukan kontak dalam aplikasi jejaring Kota Kreatif UNESCO 2025.
Jejaring Kota Kreatif UCCN (Unesco Creative Cities Network) adalah program unggulan UNESCO yang diluncurkan pada tahun 2004 untuk mendorong kerja sama antar kota yang menjadikan budaya dan kreativitas sebagai penggerak strategis dalam pembangunan kota yang berkelanjutan. Program UCCN memberi kesempatan bagi kabupaten atau kota untuk berbagi pengalaman dan inisiatif kolaboratif, serta memanfaatkan aset budaya sebagai dasar pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan seimbang di berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. UCCN berfokus pada beberapa bidang kreatif, yaitu: Kerajinan dan Seni Rakyat (Crafts and Folk Art), Desain (Design), Film, Gastronomi (Gastronomy), Sastra (Literature), Seni Media (Media Arts), dan Musik (Music).
ADVERTISEMENT
Kabupaten Bantul sebagai kota kreatif bertekad untuk "mengembangkan dan meningkatkan kualitas ekonomi kreatif, khususnya di bidang industri kriya dan seni budaya, secara berkelanjutan bagi masyarakat." Jika Bantul berhasil masuk dan diakui sebagai bagian dari UCCN, diharapkan hal tersebut dapat membawa dampak positif, seperti peningkatan ekonomi daerah secara inklusif, penurunan angka pengangguran di Kabupaten Bantul, penguatan kolaborasi dalam pengembangan ekonomi kreatif, kerja sama internasional untuk penguatan pasar, serta pelestarian peran seni budaya lokal dalam pembangunan berkelanjutan.
Kabupaten Bantul memilih kerajinan dan seni rakyat sebagai tema kota kreatif. Kerajinan dan seni rakyat di Kabupaten Bantul terbukti berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Hampir setiap wilayah di Kabupaten Bantul memiliki kegiatan kerajinan dan seni rakyat, sehingga turut mendukung pemerataan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, kerajinan dan seni rakyat secara nyata telah berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Bantul memilih tema kerajinan dan seni rakyat karena memiliki potensi unggulan di bidang kriya. Pertama, produk kriya banyak ditemukan di wilayah Bantul dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kedua, produk tersebut erat kaitannya dengan budaya lokal, seperti wayang kulit, yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Ketiga, produk kriya ini relevan dengan kebutuhan masa kini, dengan pasar kriya kontemporer yang luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Diketahui, sebanyak 12 kabupaten/kota yang mendaftar UCCN dan nantinya hanya 6 kabupaten yang dipilih untuk melakukan paparan. Kemenparekraf hanya mendampingi 2 Kabupaten atau Kota yang menang di ajang Kota Kreatif Dunia untuk melaju ke ajang UCCN tahun 2025.