Apa Kabar Gerakan Menabung Pohon?

Diki Umbara
Videomaker, Media Consultant, Trainer
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2017 21:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diki Umbara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Kabar Gerakan Menabung Pohon?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
foto: Sigit Wahyu Nandika
Di salah satu sudut ruang pengunjung sidang, Sigit Wahyu Nandika dengan hidmat menyimak jalannya persidangan. Saat ini di persidangan ke tiga, Ifki Sukarya yang merupakan External Communication Manager PT.Pertamina sedang menjadi salah satu saksi di persidangan kasus Pertamina Foundation, terkait salah satu programnya yakni GMP atau Gerakan Menabung Pohon
ADVERTISEMENT
Sigit sebagai perwakilan Gabungan Relawan dan Ecopreneur Nusantara berkeyakinan akan menuntut siapa saja orang yang bertanggung jawab atas penghentian sepihak program GMP bersama Pertamina Foundation (100 juta pohon).
Karena sejak dipolitisasi bulan Agustus 2015, program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh Pertamina dan menunjuk Pertamina Foundation sebagai lembaga pelaksana dan pengembang program database management lingkungan di situs www.twitgreen.com, Sigit selaku Ketua GREEN bersama para relawan di seluruh Nusantara yang membawahi 13.000 desa dan 30.000an petani, merasa dirugikan secara moril dan materil. Juga kehilangan waktu tanam hampir 3 periode musim tanam.
“Setelah mengikuti dan melihat dua kali sidang, kami dapat menyimpulkan selain muatan politis, adanya gagal paham bahwa Gerakan Menabung Pohon disamakan dengan project penanaman.” ujar Sigit mengawali perbincangan. Berikut petikan Sigit Wahyu Nandika yang disampaikan pada wartawan:
ADVERTISEMENT
Apa yang membedakan gerakan ini dengan project penanaman? "Ya jelas beda dong. Coba cek harga penanaman di Perhutani atau Perkebunan.Program pemberdayaan masyarakat ini hanya di sponsori 2.500 per pohon, namun disitu sudah termasuk biaya sosialisasi kpd para petani, system database, verifikasi, administrasi, bibit pohon, biaya transportasi bibit, upah tanam, foto kegiatan hingga geotagging per pohon yg sudah di tanam."
"Bayangkan. Dengan biaya semurah itu hingga saat ini sudah tertanam lebih dari 100juta pohon. Namun baru di apresiasi oleh pertamina foundatio sebagian saja. Sebagian lagi tertahan gara-gara program ini dipolitisasi."
Bisa dijelaskan berapa sesungguhnya yang belum dibayar?
"Sekitar 62 milyar lagi hak petani, relawan, tukang bibit dan buruh pikul juga upah tanam."
ADVERTISEMENT
Apa yang menjadi tuntutan dari relawan dan petani?
"Kami akan menuntut secara realistis atas karbon yang sudah di hirup oleh seluruh rakyat Indonesia, selain waktu, tenaga, pikiran dan jaringan yang sudah kami persembahkan."
Jadi berapa kisaran angka atau nilainya?
"Jika hasil sensus dan monev (monitoring & evaluasi) dan auditor KAP di kisaran 30% hingga 40% waktu itu pohon tertanam, sementara sensus tidak jalan karena program dihentikan sepihak oleh Pertamina. Jika asumsinya diambil minimal 30% dari 100juta pohon, sementara nilai pohon hidup menurut biotrop Institut Pertanian Bogor itu Rp. 28.000 dikalikan 30 juta pohon itu senilai 840 milyar rupiah."
Belum termasuk oksigen yg selama hampir 4 tahun memberikan kegidupan.
"Tadi Pak Ifki Sukarya dalam kesaksiannya menyebut bahwa program ini jika disebut project penanaman pohon bernilai 2 Trilyun lebih. Padahal, satu fakta yang paling penting bahwa program ini adalah pemberdayaan dan pohon yang ada saat ini tumbuh adalah milik rakyat. Karena bagi hasilnya 95% untuk rakyat dan 5% untuk Pertamina Foundation yang akan di gulirkan kembali atas permintaan desa setempat."
Apa Kabar Gerakan Menabung Pohon? (1)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Suasana Sidang di PN Jakarta Pusat
ADVERTISEMENT
Lalu apa rencana atau langkah selanjutnya?
"Kami dalam waktu dekat akan bersurat kepada Presiden ditembuskan kepada Dirut Pertamina dan DPR RI. Karena program ini jelas pemberdayaan masyarakat dan jika dinominalisasi nilai pohon yang ada di masyarakat saat ini bernilai trilyunan. Apalagi Pak Presiden kan tahu persis Sistem Verifikasi Legalitas Kayu yang selama ini menjadi syarat untuk ekspor."
" Nah kita sesuai moto Gerakan Menabung Pohon Pertmina Foundation belajar, bergerak, dan berbagi bersama, telah melahirkan dan mempersembahkan www.twitgreen.com . Sistem Management Lingkungan yang transparan, auditable dan responsible. Karena di system tersebut para petani by name by address by koordinat dengan komoditi tanaman nya terdatabase secara lengkap." Demikian Sigit Wahyu Nandika di akhir perbincangan.
ADVERTISEMENT