Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Euforia Hari kemerdekaan, Apa kabar Indonesia?
18 Agustus 2020 11:50 WIB
Tulisan dari Diki Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hallo, apa kabar Indonesia? sebenarnya masyarakat Indonesia banyak yang mempertanyakan bagaimana kabar Indonesia di masa kini atau di masa depan. Bisa jadi pertanyaan tersebut menjadi selentingan khusus terhadap pejabat negara, baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif dikarenakan banyaknya persoalan yang ada.
ADVERTISEMENT
Ya, memang mempertanyakan kabar Indonesia menandakan bangsa kita sedang tidak baik-baik saja. Aroma ketidakpastian menjadi sebuah jawaban atas segala sesuatu yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Para pemimpin bangsa ini, cenderung acuh terhadap berbagai persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Apakah pemimpin kita mendengar ya? Tentunya pemimpin kita punya pendengaran yang bisa mendengar berbagai teriakan masyarakat, mata yang pastinya sebagai objek untuk melihat fenomena, sedangkan fikiran dan hati sebagai perasa terhadap berbagai persoalan yang ada di bangsa Indonesia.
Tentunya para pemimpin bangsa ini, mayoritas memiliki indera tersebut. Namun sampai sekarang kebanyakan dari mereka tidak menggunakan itu semua untuk kepentingan masyarakat serta memperbaiki berbagai kekurangan yang ada di bangsa ini, mereka semua hanya duduk manis dan mungkin senang mereka melihat masyarakat susah.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa persoalan yang ada, negara seakan mulai enggan menerima kritik. Beberapa pihak memandang, periode kedua pemerintahan presiden joko Widodo ada keinginan yang sangat kuat untuk menjalankan demokrasi dan politik tanpa gaduh, sehingga hal tersebut banyak memunculkan kritikan oleh kalangan masyarakat.
Persoalan yang lagi ramai yaitu, kita bisa melihat dan mendengar saat pemerintah merumuskan ‘Omnibus Law” RUU Cipta Kerja. ketika sayup sayup kritikan dari masyarakat, aktifis serta berbagai elemen yang lain semakin keras, pemerintah jalan terus untuk membahas draftnya tanpa mendengar dan melihat susahnya masyarakat.
Seperti yang kita ketahui juga, masih banyak persoalan salah satunya di bidang Pendidikan yang sampai saat ini belum terselesaikan. Dari seluruh wilayah Indonesia hanya 49,33 persen yang terfasilitasi jaringan 4G, sedangkan sisanya masih belum terfasilitas. hal tersebut harus menjadi perenungan dan sentilan untuk pemerintah agar segera memperbaikinya. Data ini, diambil dari Perencanaan Digitalisasi Nasional Kementrian Komunikasi Dan Informatika.
ADVERTISEMENT
Pada contoh lain, di bidang hukum dan politik kasus novel baswedan sampai sekarang belum diselesaikan oleh negara. belum lagi kritikan terhadap pemangku kekuasaan yang sering kali di kebiri supaya masyarakat tidak lagi membicarakan dan mengkritisi berbagai persoalan Negara.
Lantas, ketika kritik itu bagian dari sebuah demokrasi, bagaimana negara memposisikan kritik masyarakat sebagai pondasi untuk memperbaiki negara ini, padahal kita mengingat negara kita sampai saat ini masih memilih system demokrasi. Semua orang berhak mengutarakan pikiran dan kritikannya terhadap negara. tidak boleh siapapun menghalanginya karena tujuannya tentu untuk memperbaiki negara Indonesia yang saat ini masih tidak baik-baik saja.
Kemiskinan masih menghantui masyarakat Indonesia, PHK sepihak para buruh pabrik dimana-mana, sedangkan partai politk yang seharusnya menjadi corong aspirasi masyarakat sibuk untuk memperebutkan kekuasaan. padahal para calon yang di usung oleh partai politik, itu atas dasar persetujuan masyarakat yang memilih.
ADVERTISEMENT
Hallo, apa kabar Indonesia, bagaimana kabarmu indonesiaku, tentunya menjadi sapaan yang tepat di tengah uforia hari kemerdekaan republik Indonesia karena sampai saat ini, masih banyak permasalahan kebangsaan yang belum diselesaikan oleh negara sehingga masyarakat banyak yang menderita dan berteriak di hatinya masing-masing.
Refleksi Di Hari Kemerdekaan
Ada yang berbeda untuk memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia di bandingkan tahun sebelumnya. Ini, akan sangat terasa mengingat di tahun 2020 masyarakat Indonesia secara keseluruhan mendapatkan musibah yaitu wabah covid-19 yang sampai saat ini masih terus mengancam.
Kita ketahui bersama, setiap perhelatan 17 Agustus, biasanya masyarakat disibukan dengan pernak-pernik untuk mempersiapkan bendera, perlombaan beserta yang lainnya. Namun, banyaknya perbedaan di tahun ini tidak akan mengurangi semangat dari masyarakat untuk menyambut hari kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Momentum 17 agustus seharusnya dapat dijadikan perenungan Bersama, bahwasannya negara yang kita cintai sedang sakit dan tidak baik-baik saja. Terbukti dengan adanya berbagai persoalan, mulai dari hukum, politik, ekonomi yang masih carur-marut dan negara tidak serius untuk menyelesaikannya sehingga implikasinya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sudah saatnya kita semua merubah pola pikir kita Bersama dan bertanya kepada setiap individu masing-masing. apakah kita semua sudah sejahtera? Apakah betul pemimpin yang kita pilih melalui pemilihan langsung berpihak kepada kita semua? Apakah jangan-jangan kita hanya menjadi alat pemulus kepentinga penguasa? Patut kiranya kita sama-sama merenunginya.
Betapa mirisnya bapak bangsa kita mempertaruhkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan republik Indonesia. Namun, ada juga pemimpin bangsa ini yang sibuk memikirkan dirinya sendiri, sampai masyarakat pun sering kali di korbankan hanya untuk memuluskan beragam macam kepentingan oleh penguasa.
ADVERTISEMENT
Beragam responpun harus dilakukan oleh masyarakat. Mengingat kita semua mempunyai kewajiban untuk mengontrol negara ini, mari kita sama-sama tetap bergandengan tangan, tetap kritis terhadap negara dan peka terhadap kondisi sosial yang ada disekitar kita Bersama. Jangan sampai kita hanya disibukan untuk membuat perlombaan dan pernak- Pernik yang lain.
Harapan Di Hari Kemerdekaan
Setelah 75 tahun bangsa Indonesia merdeka, selama itu juga bangsa ini sering sekali larut dalam sebuah seremonial, tidak menghayati makna kemerdekaan dengan hati dan fikiran yang jernih serta cita-cita kemerdekaan yang sudah di gagas oleh para pendiri bangsa yang telah gugur di medan peperangan melawan penjajah.
Maka dengan momentum hari kemerdekaan kali ini, mari kita Bersama merekonstruksi ulang tujuan didirikannya bangsa ini, serta mempertegas penanaman nilai kebangsaan supaya jelas arahnya, terhusus arah di bidang politik, hukum, ekonomi yang sampai saat ini, masih banyak persoalan yang belum selesai.
ADVERTISEMENT
Harapannya, semoga di momentum kemerdekaan kali ini, masyarakat bisa lebih memahami lagi makna dari kemerdekaan, serta tidak larut dalam seremonial belaka, dan dapat bergotong-royong untuk membangun bangsa Indonesia.
Semoga bangsa ini, menjadi bangsa yang lebih baik dari bangsa yang lainnya dan bisa mensejahterakan rakyatnya. Saya ucapkan dirgahayu Negara Republik Indonesia yang ke 75 Tahun.