Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mari Jalan-jalan ke Kampungnya Siregar
14 September 2017 16:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Dimas Indra Buana Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konon cerita, marga Siregar merupakan keturunan dari anak ketujuh Si Raja Lontung. Siregar merupakan bungsu dari tujuh bersaudara. Kakak-kakaknya adalah, dari yang paling sulung; Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, dan Aritonang. Karena bungsu, tentu paling disayang oleh ayahnya, Si Raja Lontung. Sementara kakak-kakaknya mengerjakan urusan rumah, Siregar hanya bermain-main. Sang ayah dikisahkan sangat sayang dengan si Bungsu. Mereka tinggal di sebuah kampung di Pulau Samosir.
ADVERTISEMENT
Bak cerita sinetron masa kini, kakak-kakaknya berencana membunuh Siregar karena merasa iri. Namun, rencana itu tidak terlaksana karena Nainggolan menyelamatkan Sang Adik. Siregar dibawa oleh Nainggolan ke suatu daerah bernama Muara yang berada di Tapanuli Utara. Sejak itu, Siregar tinggal dan memiliki banyak keturunan.

Terlepas dari kisah itu, perjalanan ke Parapat di Danau Toba dari Medan memakan waktu sekitar 7 jam perjalanan. Ditempuh menggunakan jalur darat, melewati jalan berliku-liku, bersama sopir "khas ALS" yang tersohor kenekatannya, tetapi rasa lelah dan perasaan dag-dig-dug dibayar lunas oleh pemandangan Danau Toba nan aduhai. Udara yang sejuk menambah masyhuk suasana yang jauh dari ingar-bingar kota besar yang bising.
Bagi sebagian orang Batang, mungkin khususnya yang bermarga Siregar, jalan-jalan ke Danau Toba bakal lengkap jika berkunjung ke Muara, kampungnya Siregar. Ada Toga (tugu) Siregar yang sengaja dibangun sebagai simbol persaudaraan marga Siregar di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Lewat jalan darat bisa ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Kalau naik kapal, irit waktu barang satu jam, plus panorama yang 'wah'. Biaya sewa kapal mencapai Rp 3 juta dengan kapasitas 80 orang. Kalau kapal full book per orang kena ongkos sekitar Rp 35 ribu.
ADVERTISEMENT
Alternatif lain bisa juga naik pesawat. Dari Bandara Kualanamu langsung ke Bandara Silangit. Dari Silangit cuma perlu 30 menit untuk sampai ke Muara. Tapi kalau budget pas-pasan tidak disarankan naik pesawat. Soalnya kecepatan waktu tempuh sangat linier dengan kecepatan penipisan dompet. Kecuali.....
Naik perahu pemandangannya memanjakan mata. Sejauh mata memandang, hamparan Pulau Samosir dan Pulau Sumatera begitu menghijau. Kata Glenn Fredly terpesona ku pada pandangan pertama. Air yang jernih juga seolah mengundang untuk berenang. Namun, agak ngeri sih karena luas danaunya mirip laut.

Setelah mengarungi danai tiga jam, traveler akan tiba di Pelabuhan Penyeberangan Muara. Tahun 2016 lalu Presiden Joko Widodo juga pernah mampir untuk menghadiri Festival Danau Toba 2016. Begitu tiba, ternyata Toga Siregar tidak bisa langsung dikunjungi. Mesti naik mobil dan ditempuh dalam waktu 15 menit. Begitu turun, 'cobaan' belum berhenti. Traveller mesti berjalan kaki, menaiki bukit sekitar 250 meter.
ADVERTISEMENT
Buat yang jarang olah raga, mungkin akan terasa seperti berjalan 500 meter. Bisa juga naik mobil atau motor, tapi kudu yakin kondisinya bagus karena mesti menanjak jalan yang penuh bebatuan. Buat yang jalan kaki, baiknya pakai sepatu biar ga malah jadi main perosotan di batu.
Namun perjuangan traveller lagi-lagi yang asoy-geboy itu dibayar tunai oleh pemandangan di Toga Siregar yang top-markotop. Panorananya serasi, Danau Toba yang terlihat berwarna biru, dipadu Pulau Sibandang dan Pulau Samosir kehijauan. Pastikan baterai kamera full tank dan memorinya cukup. Soalnya, pemandangan dari Toga Siregar itu, kalau kata anak generasi milenial, instagramable banget. Maknyuuss..

Buat traveller yang berangkat naik perahu, ada baiknya jangan pulang lebih dari jam 3 sore. Soalnya kalau sudah di atas jam 6 sore, angin di Danau Toba agak kencang. Kecuali sudah siap tempur dengan jaket tebal.
ADVERTISEMENT
Selain Toga Siregar, katanya ada juga toga marga lain di Muara yang memang dikenal asal mula menyebarnya marga-marga besar di tanah Batak. Buat traveller, mungkin yang bermarga Siregar, bisa dijajal ke Toga Siregar. Sekali-kali liburan ke kampung awal nenek moyang marga Siregar.
