Konten dari Pengguna

Pria asal Indonesia Ini Bantu Wanita Afrika Jadi Lebih Percaya Diri

Dimas Prihadi
Seorang Ayah, Suami dan Diplomat. Saat ini bertugas di Colombo-Sri Lanka yang terakreditasi untuk Maladewa. Sebelumnya pernah bertugas di Afrika.
8 Agustus 2019 15:37 WIB
clock
Diperbarui 20 Agustus 2019 16:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Prihadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan Afrika dengan gaya rambut braid. | freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Afrika dengan gaya rambut braid. | freepik.com
ADVERTISEMENT
Hermawan, pria berusia 42 tahun asal Pandeglang ini tidak pernah menyangka jika profesi yang ditekuninya saat ini bisa membantu kaum perempuan di Afrika lebih percaya diri.
ADVERTISEMENT
Bekerja sebagai seorang stylist rambut braid di salah satu perusahaan distributor rambut kanekalon (rambut sintetis) di Senegal, Hermawan yang keseharian dipanggil Wawan itu ternyata berjasa besar bagi para perempuan kulit hitam di sana.
Hal ini diungkapkan oleh Anna (model dalam foto/bukan nama sebenarnya). Ia mengaku rasa percaya dirinya bertambah dan merasa lebih cantik serta bangga setelah memiliki rambut braid.
Anna (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswi asal Senegal, setelah rambutnya ditata oleh Wawan | Hermawan
Braid yang dalam Bahasa Indonesia diartikan “kepang rambut” telah menjadi urusan keseharian kaum perempuan di Senegal mulai dari kalangan remaja hingga dewasa. Bagi sebagian kaum perempuan di Senegal serta Afrika umumnya, ada rasa kurang percaya diri ketika mereka harus keluar rumah dengan memperlihatkan rambut asli mereka.
Umumnya, jenis rambut orang Afrika ditandai dengan ikal spiral dan hitam pekat serta kerutan yang kencang, tumbuh hampir sejajar dengan kulit kepala. Menurut Wawan, jenis rambut ini memiliki tingkat pertumbuhan paling lambat, rata-rata 0,9 sentimeter per bulan.
Contoh rambut asli perempuan Afrika | Hermawan
Tanpa melihat status sosialnya, urusan kepang rambut selalu menjadi prioritas kaum hawa di Senegal. Mereka yang secara ekonomi belum mampu membeli rambut braid, biasanya selalu menutupi kepalanya dengan kain karena merasa kurang percaya diri.
ADVERTISEMENT
Braid biasanya dipesan oleh customer perempuan langsung ke perusahaan tempat Wawan bekerja, atau perusahaan yang membuatkan model mencontoh gaya yang sedang tren kemudian disebar ke salon-salon kecil sebagai sample.
Rambut braid dijual dengan harga CFA 1.500 per buah atau sekitar Rp 30.000. Normalnya, untuk satu kepala dibutuhkan tiga buah braid. Biaya ini belum termasuk jasa mengepang, antara CFA 5.000-10.000 atau Rp 100.000-200.000.
Dalam sehari, Wawan bisa mengepang 3-5 rambut, mulai dari mahasiswi, ibu rumah tangga, hingga profesional.
Selain sebagai stylist, tugas Wawan adalah menciptakan model rambut braid mengikuti gaya yang sedang tren.
"Sebagian model rambut yang kita buat adalah sesuai permintaan customer, tapi seringnya kita buat mengikuti model yang sedang tren, biasanya mencontoh dari Amerika", ujar Wawan.
ADVERTISEMENT

Proses Pengepangan Rambut Braid

Wawan melakukan proses awal pengepangan rambut | Hermawan
Rambut braid dibentuk melalui proses selama dua sampai tiga jam. Secara singkat, Wawan menggambarkan bagaimana proses membentuk rambut braid. Pertama, stylist harus mempersiapkan tiga buah rambut kanekalon untuk setiap kepala. Kedua, dari tiga buah rambut kanekalon itu diambil sedikitnya 7-8 gram rambut untuk dikepang sampai seluruh permukaan kulit kepala tertutup. Terakhir, ujung-ujung rambut yang sudah dikepang tadi dimasukkan ke dalam air panas sedalam 7-8 inci agar ujungnya rapi.
Braid biasanya tahan selama maksimal empat minggu. Setelah itu, harus dilakukan pengepangan kembali.
Wawan selesai melakukan pengepangan rambut | Hermawan
Tidak hanya bertugas mengepang rambut, tetapi Wawan juga seringkali diminta untuk melakukan make up kepada customer perempuan yang ingin pergi ke pesta.
Ketika ditanya bagaimana rasanya menjalani profesi ini di Afrika, Wawan menjawab: “Senang dan puas, pak, bisa membantu warga Afrika di sini,”
Venus Industrie Inc. "Nina", perusahaan tempat Wawan bekerja | Hermawan
Saat ini, sudah enam tahun Wawan menjalani profesi sebagai Stylist Braid. Meski harus terpisah jauh dari istri dan anak laki-lakinya, Wawan menjalani profesi ini dengan senang hati. Awalnya, terdapat WNI lainnya yang menjadi Stylist Braid bersama dengan Wawan, yaitu Suparman. Namun, Suparman kini telah pindah ke negara Afrika lainnya, Togo, juga untuk menjadi Stylist Braid di sana.
ADVERTISEMENT
Komunitas masyarakat Indonesia di Senegal menjuluki Wawan sebagai pahlawannya perempuan Senegal karena kepiawaian tangannya yang dapat menyulap rambut keriting ikal Afrika menjadi untaian rambut braid yang elegan. (dp)