Konten dari Pengguna

Menilik Peran Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Penyalahgunaan Narkoba

dimas saputra
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Uin Jakarta Calon Pekerja sosial ahli Utama Social Worker
11 November 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dimas saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

"Menilik Peran Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba''

Gambar Medicines Bow Cold. Sumber: www.https://pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Medicines Bow Cold. Sumber: www.https://pixabay.com
Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja menjadi salah satu masalah sosial yang meresahkan masyarakat Indonesia. Generasi Z, yang tumbuh dengan akses informasi melalui teknologi digital, juga rentan terhadap godaan penyalahgunaan narkoba akibat faktor lingkungan, tekanan sosial, serta pengaruh media. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), sekitar 2,8 juta jiwa di Indonesia terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, termasuk di antaranya banyak remaja dari generasi Z. Dalam konteks ini, mahasiswa kesejahteraan sosial memiliki peran yang signifikan, karena mereka dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi masalah sosial, melakukan intervensi, dan memberikan solusi. Oleh karena itu, perlu ditinjau bagaimana peran mahasiswa kesejahteraan sosial dalam mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Gen Z.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa kesejahteraan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam aspek pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan dapat dilakukan melalui edukasi, kampanye sosial, dan penyuluhan di sekolah-sekolah atau komunitas remaja. Mereka bisa menyampaikan informasi tentang bahaya narkoba, dampaknya bagi kesehatan, serta konsekuensi hukum dari penggunaannya. Seperti yang dikemukakan oleh
Selain edukasi, mahasiswa kesejahteraan sosial juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. Melalui platform-platform ini, pesan-pesan anti-narkoba dapat lebih mudah diakses oleh Gen Z yang sebagian besar menghabiskan waktu mereka di dunia maya. Kampanye di media sosial dapat mencakup video, infografis, atau kisah inspiratif dari mantan pengguna narkoba untuk memberikan gambaran nyata dampak negatif narkoba.Selain pencegahan, mahasiswa kesejahteraan sosial dapat berperan dalam deteksi dini dan intervensi awal. Mereka dapat melakukan asesmen terhadap remaja yang mungkin menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan narkoba, seperti perubahan perilaku drastis, menurunnya prestasi akademik, atau gangguan kesehatan mental. Dalam hal ini, mahasiswa kesejahteraan sosial perlu bekerja sama dengan pihak sekolah, keluarga, dan komunitas untuk mengidentifikasi remaja yang berisiko.
ADVERTISEMENT
Setelah identifikasi dilakukan, mahasiswa dapat melakukan intervensi awal dengan pendekatan non-konfrontatif dan penuh empati, mengajak remaja untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Intervensi ini bisa berupa konseling atau bimbingan singkat yang berfokus pada pemahaman remaja terhadap bahaya narkoba dan membantu mereka mencari dukungan di lingkungannya. Pendekatan ini sejalan dengan teori intervensi krisis, yang menekankan pentingnya dukungan sosial dalam membantu individu mengatasi masalah yang mereka hadapi (Smith & Roberts, 2018).
Mahasiswa kesejahteraan sosial juga memiliki peran dalam program rehabilitasi dan pendampingan bagi remaja yang telah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Mereka dapat berpartisipasi sebagai relawan di pusat rehabilitasi atau mendampingi remaja dalam proses pemulihan mereka. Dalam proses rehabilitasi, mahasiswa kesejahteraan sosial membantu menciptakan lingkungan yang mendukung serta memberikan motivasi kepada para remaja untuk memulihkan diri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mahasiswa juga dapat membantu remaja dalam meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka, serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk membangun kembali kepercayaan diri remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Clarke dan Johnson (2019), pendampingan yang berkelanjutan dari pekerja sosial maupun relawan sangat efektif dalam mengurangi kemungkinan kambuhnya penyalahgunaan narkoba.Peran mahasiswa kesejahteraan sosial dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di kalangan Gen Z tentu tidak terlepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyalahgunaan narkoba sebagai masalah sosial yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang holistik. Selain itu, stigma terhadap pengguna narkoba juga menjadi hambatan, karena remaja yang terlibat sering kali merasa dihakimi dan kurang mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tantangan lainnya adalah keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan mental dan pusat rehabilitasi bagi remaja, terutama di daerah-daerah terpencil. Mahasiswa kesejahteraan sosial perlu memperjuangkan akses layanan ini dengan bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga terkait agar remaja yang memerlukan bantuan dapat memperoleh layanan yang tepat.
Secara keseluruhan, peran mahasiswa kesejahteraan sosial dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di kalangan Gen Z sangatlah penting. Mereka memiliki potensi besar untuk melakukan pencegahan melalui edukasi dan kampanye, melakukan deteksi dan intervensi awal, serta memberikan dukungan dalam proses rehabilitasi. Namun, agar peran ini dapat maksimal, dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat sangatlah diperlukan. Seperti dikatakan oleh Green (2022), “Mahasiswa adalah agen perubahan yang efektif karena mereka memiliki akses langsung ke komunitas muda dan memiliki antusiasme tinggi untuk mewujudkan perubahan positif di masyarakat.”
ADVERTISEMENT
Melalui sinergi berbagai pihak, diharapkan angka penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Gen Z dapat ditekan, dan mereka dapat tumbuh sebagai generasi yang sehat, bebas narkoba, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.