Konten dari Pengguna

Dunia yang Galau

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
24 Juni 2023 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba cepat, rupanya kita hidup di dunia yang penuh dengan kegalauan. Orang-orang di dunia ini selalu bergerak dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Mereka selalu ingin merasa paling terdepan dalam setiap hidupnya. Manusia selalu ingin mencari sesuatu di luar diri mereka sendiri. Mereka selalu ingin mendapatkan lebih dari luar kapasitas dirinya. Sehingga mereka lupa kapasitas dan kemampuan dirinya.
Ketika sesuatu yang diinginkan tidak tercapai, manusia cenderung jatuh pada ketidaktenangan diri. Dirinya merasa gagal dan kalah. Padahal setiap hal di dunia ini sudah memiliki porsinya masing-masing.
Manusia bekerja sesuai kapasitasnya. Bahkan Tuhan pun menguji seseorang sesuai kemampuan dirinya. Sebagaimana surah Al-Baqarah ayat 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”. Tetapi kebanyakan dari kita ingin sekali mencapai sesuatu di luar dirinya.
Manusia yang melakukan sesuatu di luar dirinya sendiri merupakan manusia yang tidak tenang dan penuh kegalauan. Dirinya takut bila dipermalukan oleh lingkungan sosial karena tidak berkembang. Padahal sejatinya manusia itu memiliki keunikan dan usahanya masing-masing dalam meraih sesuatu.
ADVERTISEMENT
Manusia-manusia galau sering mengejar sesuatu yang di luar kemampuan dirinya. Mereka terkadang tidak sadar diri akan kapasitasnya, rela melakukan sesuatu meski itu kejahatan demi sebuah pencapaian.
Penderitaan dalam hidup terkadang bukan lahir dari luar diri kita, melainkan dari dalam diri sendiri. Dengan kata lain, orang bertindak sesuka hatinya sehingga menimbulkan kesusahan. Ketika dirinya ingin menggapai sesuatu di luar dirinya tidak pernah tercapai, manusia mudah jatuh pada rasa depresi dan galau.
Hidup manusia ternyata tak selamanya indah seperti apa yang diangankan dalam pikiran. Hidup itu konkret dan tidak henti-hentinya diterpa oleh masalah. Kita harus berani jujur pada kondisi diri kita yang lemah, rapuh, dan penuh dengan penderitaan. Dan kondisi ini sebenarnya terjadi dalam dunia yang sedang kita jalani.
ADVERTISEMENT
Kegalauan yang dialami oleh setiap manusia, sebenarnya lahir dari kesalahan dalam berpikir. Dalam hidup sebenarnya tidak ada yang perlu dikejar secara mati-matian.
Biarlah semua mengalir apa adanya. Hidup yang sukses adalah hidup yang dilandasi oleh pikiran yang jernih dari waktu ke waktu. Bertindak sesuai kebutuhan dengan berpijak pada kejernihan dan kedamaian. Ketika kegalauan dan penderitaan tiba, ia pun bisa tetap tenang.