Konten dari Pengguna

Ibu Sosok Seorang Filsuf Kehidupan

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
4 Agustus 2023 6:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu dan anak muslim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak muslim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ibu adalah perempuan yang sangat luar biasa. Ia adalah seorang perempuan yang sangat hebat. Kemuliaan dan keikhlasannya merupakan cahaya kehidupan bagi setiap manusia. Bahkan Nabi Muhammad SAW menyuruh setiap manusia untuk menghormati seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana sabda Nabi SAW: "Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali? 'Ibumu'. Kemudian kepada siapa lagi? 'Ibumu'. Kemudian seseorang bertanya lagi, kepada siapa lagi? 'Ibumu'. Kemudian siapa lagi? 'Ayahmu'." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menunjukkan betapa mulianya seorang ibu. Kasih sayang kepada seorang ibu harus tiga kali lipat dibandingkan kepada seorang ayah. Sebab, seorang ibu harus melewati banyak rintangan dan kesulitan selama mengandung dan membesarkan sang anak.
Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita untuk bicara. Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita untuk menulis. Dan, ibu juga adalah orang pertama yang mengajarkan kita arti pentingnya kehidupan.
Sebelum kita mengenal sesuatu melalui lembaga pendidikan, ibu adalah orang pertama yang mengajarkan banyak hal mengenai hidup. Lembaga pendidikan mungkin hanya mengajarkan kita untuk berpikir, namun seorang ibu mengajarkan banyak hal yang tidak dapat dijangkau oleh lembaga pendidikan formal seperti, kasih sayang, cinta, kesabaran, dan keikhlasan.
ADVERTISEMENT
Seorang ibu mengajarkan anaknya bukan sekadar melalui teori melainkan melalui praktik. Ilmu filsafat selama ini dimaknai sebagai ilmu yang cinta kebijaksanaan. Mungkin ilmu filsafat lebih cocok disematkan pada sosok seorang ibu. Sebab ibu merupakan wanita yang penuh kebijaksanaan.
Bila kita selama ini belajar filsafat hanya dalam bentuk teori, namun seorang ibu telah mempraktikkannya. Seorang ibu tidak pernah mengeluh dalam menghadapi setiap badai kehidupan. Sosok ibu selalu bijak dalam menyikapi setiap masalah.
Ilustrasi ibu dan anak salat. Foto: Shutter Stock
Maka itu tidak ada apa-apanya dibanding ilmu yang dimiliki seorang ibu. Mungkin ibu kita tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Namun, seorang ibu memiliki kebijaksanaan yang tinggi dalam kehidupan.
Seorang ibu merupakan awal mula kehidupan. Sebagaimana ilmu filsafat adalah ibu dari semua seni, yakni seni kehidupan. Oleh sebab itu, seorang ibu adalah ilmu filsafat tingkat tinggi yang bukan saja mengajarkan seorang anak tentang artinya berpikir, tetapi juga mengajarkan anak tentang artinya menjalani hidup dengan keikhlasan dan kesabaran.
ADVERTISEMENT