Islam dan Kemuliaan Manusia

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2022 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembunuhan merupakan salah satu dosa besar yang sangat dilarang dalam Islam. Namun setiap hari kita banyak mendengar berita pembunuhan, baik yang berskala nasional maupun daerah. Padahal Islam sangat mengakui kemuliaan manusia. Sebab tanpa pengakuan terhadap kemuliaan manusia akan melahirkan pandangan dan sikap yang diskriminatif. Pengakuan pada kemuliaan manusia pada dasarnya merupakan ketetapan dari Allah Swt yang menciptakan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt, “dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” (QS. al-Isra: 70).
ADVERTISEMENT
Kemuliaan terhadap manusia juga berkaitan dengan kemuliaan Allah Swt. Sebab di dalam diri manusia terdapat jiwa dan ruh yang berasal dari Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt, “dan ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. al-Hijr: 28-29).
Allah Swt menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk dan rupa. Sebagaimana firman Allah Swt, “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. at-Tin: 4). Ayat-ayat ini menjadi landasan yang sangat jelas dan tegas bahwa kemuliaan dan keutamaan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Kemuliaan dan keutamaan yang Allah Swt berikan kepada manusia pada dasarnya tidak memandang jenis kelamin, agama, ras, status sosial, dan afiliasi politik. Mengakui kemuliaan manusia berarti menghormati hak hidup orang lain. Sehingga penghilangan terhadap nyawa manusia merupakan kejahatan tertinggi. Sebagaimana firman Allah Swt, “oleh karena itu kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang lain membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia secara keseluruhan. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuannya” (QS. al-Maidah: 32). Dari ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa membunuh satu manusia sama seperti membunuh seluruh manusia, sedangkan memelihara kehidupan satu orang sama seperti menghidupi manusia seluruhnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu memuliakan manusia menjadi tugas dari setiap orang. Sebab Islam melarang melakukan kekerasan dan kesewenang-wenangan pada sesama manusia yang disebut sebagai tindakan zalim. Berbuat kezaliman berarti menolak kemanusiaan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “barangsiapa berbuat zalim kepada saudarannya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka mintalah kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya” (HR Bukhari).
Lawan dari zalim adalah adil yang menjadi karakter muslim yang sejati. Berlaku adil merupakan sikap yang harus dilakukan setiap manusia. Sebab berlaku adil terhadap sesama manusia merupakan perintah Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt, “sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS. an-Nahl: 90). Terdapat tiga nilai utama yang menjadikan manusia harus berlaku adil, yaitu: (Harbani, 2021)
ADVERTISEMENT
• Sikap jujur dan adil menjadi salah satu kunci sukses dan memperoleh hasil yang diharapkan.
• Berlaku adil karena dalam segala hal untuk mencapai ketenteraman, kemakmuran, dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
• Berlaku adil sebagai bentuk jalan terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah Swt. Orang-orang bertakwa yang dijanjikan Allah Swt berupa ampunan dan pahala.
Pengakuan terhadap kemanusiaan juga dilandaskan dalam hukum Islam. Seorang ahli hukum Islam Imam al-Syathibi menyimpulkan syariat Islam memiliki tujuan untuk melindungi lima hak dasar manusia, yaitu: (Romli, 2013)
• Kepercayaan manusia
• Kehidupan
• Keturunan
• Hak milik
• Akal pikiran
Nilai hukum Islam ini sejalan dengan prinsip human security yang menegaskan bahwa hak-hak dasar manusia harus dilindungi. Adapun hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi meliputi beberapa hal, yaitu:
ADVERTISEMENT
• Keamanan ekonomi
• Keamanan pangan
• Keamanan kesehatan
• Keamanan lingkungan
• Keamanan personal
• Keamanan komunitas
• Keamanan politik
Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah Swt manusia hendaknya bersyukur kepada-Nya sekaligus menjalin hubungan terhadap sesama manusia dengan baik dan bijaksana. Kemuliaan manusia tidak cukup untuk dibicarakan. Tetapi hendaknya diwujudkan dalam perilaku keseharian.
Daftar Referensi
Harbani, R. I. (2021, November 26). Surah al-Maidah Ayat 8 Berisi Perintah Berlaku Adil Kepada Musuh. Retrieved from Detik.com.
Romli, m. G. (2013). Islam Tanpa Diskriminasi. Jakarta: Rehal Pustaka.