Konten dari Pengguna

Kampanye Gembira dan Damai dalam Pilkada 2024

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
22 September 2024 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pilkada 2024 banyak mengundang berbagai kejutan tak terduga. Setiap pasangan di berbagai daerah telah banyak mensosialisasikan berbagai program dan janji-janjinya untuk masyarakat. Berbagai cara dilakukan untuk mengkampayekan janji-janjinya, salah satunya dengan membuat tim sukses (timses) dari kalangan para artis. Artis yang dipilih pun bukan sekedar artis yang bermodalkan ketenaran semata, melainkan artis yang berlatar belakang komedian. Pemilihan artis komedian sebagai timses bukan tanpa alasan. Menurut salah satu pasangan Pilkada Pramono Anung dan Rano Karno pemilihan komedian seperti Cak Lontong digunakan untuk menghadirkan politik yang riang gembira.
ADVERTISEMENT
Bahkan bukan hanya pasangan Pramono Anung dan Rano Karno saja yang menggunakan timses dari kalangan komedian dalam kampayenya di Jakarta. Baru-baru ini pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan di Pilkada Jawa Barat juga menunjuk timsesnya dari kalangan komedian seperti, Sule. Penunjukkan Sule sebagai juru bicara timses bukan tanpa alasan. Menurut Dedi Mulyadi hal itu dilakukan untuk menghadirkan kampanye yang riang gembira dan bahagia.
Kedua pasangan Bakal Calon Gubernur (Bacagub) dan Wakil Gubernur (Wagub) Pramono Anung di Jakarta dan Dedi Mulyadi di Jawa Barat memiliki misi yang sama, yakni menghadirkan politik yang riang gembira. Semua dilakukan tidak lain untuk menghidari politik yang keruh, keras, dan penuh konflik sebagaimana terjadi pada tahun 2017 yang sarat politik identitas. Namun, apakah politik hanya soal kegembiraan semata? Jika mengacu pada pengertian Aristoteles, politik memiliki akar kata polis, yakni warga negara. Sehingga yang berkaitan dengan warga negara seperti, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, kebahagiaan yang memiliki tujuan untuk kebaikan bersama adalah politik.
ADVERTISEMENT
Memahami politik riang gembira melalui terwujudnya perdamaian yang berorientasi pada keadilan sejatinya merupakan cita-cita demokrasi. Selama ini demokrasi selalu dimaknai sebagai ruang elit dalam memperebutkan dukungan publik untuk meraih kekuasaan. Sebagaimana Bung Karno katakan bahwa, “demokrasi adalah sarana untuk menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera”. Dengan tercapainya keadilan maka dengan sendirinya masyarakat akan gembira dan bahagia seperti dikatakan oleh Hans Kelsen bahwa, “kerinduan akan keadilan adalah kerinduan abadi manusia akan kebahagiaan. Keadilan adalah kebahagiaan sosial, kebahagiaan yang dijamin oleh tatanan sosial yang baik. Plato mengatakan bahwa hanya orang yang adil yang bahagia, sedangkan orang yang tidak adil tidak” (Efendi, 2021).
Daftar Pustaka
Efendi, A. (2021). Ilmu Hukum. Jakarta: Penerbit Kencana.
ADVERTISEMENT