Sejarah Brand Asal Jerman, Adidas dan Puma dalam Film Duell der Bruder

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
Konten dari Pengguna
8 November 2022 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Bicara soal adidas dan puma tentunya kedua brand ini sangat mendominasi dalam bidang olahraga. Bahkan sampai saat ini, dua brand asal Jerman tersebut menjadi trendsetter olahraga dengan berbagai macam produk sepatu. Tetapi sebelum kedua brand sepatu itu terkenal hingga ke seluruh dunia. Perjalanan sejarahnya tidak semudah yang kita bayangkan. Sebagaimana digambarkan dalam film berjudul Duell der Bruder tahun 2016. Film ini disutradarai oleh Oliver Dommenget dan diperankan oleh Torben Liebrecht dan Ken Duken.
ADVERTISEMENT
Cerita Film Duell der Bruder
Dikisahkan dua bersaudara Rudolf Dassler dan Adolf Dassler mereka berasal dari keluarga pengrajin sepatu yang banyak terdapat di kota kecil Herzogenaurach. Tahun itu merupakan tahun 1924 Rudolf Dassler yang biasa dipanggil Rudi ini bekerja di sebuah perusahaan. Sedangkan Adolf Dassler yang biasa dipanggil Adi meneruskan usaha orang tuannya menjadi pengerajin sepatu. Adolf Dassler sangat terobsesi dengan sepatunya ini, sebagai orang yang gemar berolahraga obsesinya adalah agar suatu saat seorang atlet kelas dunia akan memakai sepatu hasil buatannya.
Di bengkel kecilnya Adolf Dassler kerap kali berinovasi agar bisa menghasilkan sepatu yang bisa meningkatkan performa atlet. Karena material sepatu saat itu susah didapat, Adolf Dassler menggunakan material barang bekas tentara Jerman pada saat perang dunia pertama. Obsesinya terhadap sepatu rancangannya ini membuat Adolf Dassler menjadi bahan ejekan warga kota kecil Herzogenaurach. Bahkan saudaranya Rudolf Dassler ikut menjadi bahan ejekan. Karena kelakukan adiknya Adolf Dassler yang dianggap aneh. Rudolf Dassler yang tadinya ikut menjadi bahan ejekan, kali ini membela adiknya.
ADVERTISEMENT
Melihat kesungguhan adiknya, akhirnya Rudolf Dassler menjadi yakin. Ia mengajak Adolf Dassler untuk membangun usaha bersama. Kebetulan saat itu, Rudolf Dassler sudah keluar dari perusahaannya. Tetapi Rudolf Dassler akan tetap mengurusi bidang pengembangan produk seperti yang biasa Rudolf Dassler lakukan. Sedangkan Adolf Dassler melakukan pengembangan dari segi bisnis dan marketing. Perpaduan yang cocok dan saling mengisi antara dua bersaudara ini.
Rudolf Dassler meyakini bahwa perusahaan ini butuh tambahan modal untuk bisa mengembangkan usaha mereka. Oleh karena itu, Rudolf Dassler mengajak Adolf Dassler untuk mengajukan pinjaman modal ke bank. Manajer dari bank, belum yakin dengan prospek usaha mereka. Karena pada saat itu, inovasi dalam hal sepatu belum ada dan tidak ada gunannya membuat hal yang aneh-aneh dalam sepatu. Namun demikian mereka berdua tetap melanjutkan usaha dengan modal yang mereka miliki. Adolf Dassler dengan riset pengembangannya dan Rudolf Dassler keliling menawarkan sepatu mereka kepada atlet dan tim olahraga.
ADVERTISEMENT
Periode itu bertepatan dengan kemunculan partai Nazi pimpinan Adolf Hitler. Partai Nazi mulai banyak merekrut orang untuk ikut bergabung ke dalam partai Nazi. Rudolf Dassler dan Adolf Dassler pun ikut diajak masuk ke dalam partai Nazi. Waktu demi waktu perusahaan dua bersaudara ini semakin berkembang. Seiring dengan karier Adolf Hitler yang semakin berkembang. Tahun 1933, Adolf Hitler terpilih sebagai kanselir Jerman. Rudolf Dassler dan Adolf Dassler kemudian ikut ke dalam partai Nazi.
Olimpiade Berlin 1936, di depan mata. Sepatu buatan Rudolf Dassler dan Adolf Dassler terpilih sebagai sepatu official yang dipakai oleh para peserta parade dalam acara persiapan kontingen Jerman dalam olimpiade. Koneksi mereka dalam pemerintah pun semakin terjalin. Karena jalinan koneksi dengan pemerintah. Pada akhirnya Rudolf Dassler dan Adolf Dassler dapat membangun pabrik mereka lebih besar dan mampu menyerap pekerja paling banyak di kota Herzogenaurach.
ADVERTISEMENT
Waktu pun berlalu, seiring dengan kemajuan dari brand Dassler. Pada akhirnya nama Adolf Dassler yang sering dikaitkan sebagai faktor kesuksesan produk mereka. Rudolf Dassler awalnya tidak menghiraukan, namun istri Rudolf Dassler memprovokasi agar Rudolf Dassler tidak boleh lengah. Istri Rudolf Dassler mencurigai bahwa itu sebagai manuver Adolf Dassler untuk suatu saat mengambil alih perusahaan. Sejak saat itu di dalam perusahaan sering terjadi perbedaan pendapat antara Rudolf Dassler dan Adolf Dassler.
Menjelang olimpiade Berlin 1936 Rudolf Dassler telah menyiapkan atlet-atlet yang akan ia pilih untuk memakai sepatu atletik mereka. Namun Adolf Dassler sudah memiliki nama sendiri, Adolf Dassler lebih condong untuk memilih Jesse Owens pelari terbaik dunia dari Amerika Serikat yang berkulit hitam. Sesuatu yang berseberangan, pilihan Rudolf Dassler lebih kepada hubungan baik dengan pihak Nazi, namun Adolf Dassler tidak peduli. Sebab konsentrasinya lebih kepada sosok Jesse Owens walaupun kulit hitam atau putih yang penting berprestasi.
ADVERTISEMENT
Pemikiran satu pihak akhirnya mulai terjadi. Rudolf Dassler menuduh Adolf Dassler lebih mementingkan idealisme dan kemauan dirinya sendiri. Di lain pihak, Adolf Dassler yang merasa di doktrin oleh Rudolf Dassler. Kali ini Adolf Dassler mulai membangkang, ia kemudian datang sendiri ke pusat pelatihan tim Amerika Serikat untuk menemui Jesse Owens tanpa sepengetahuan Rudolf Dassler. Ia meminta Jesse Owens untuk memakai sepatunya dan Jesse Owens sangat terpukau dengan sepatu lari ciptaan Adolf Dassler.
Jesse Owens pun melakukan perfoma maksimal di olimpiade. Ia meraih empat mendali emas untuk semua cabang olahraga yang diikutinya. Ternyata perbuatan Adolf Dassler yang memberi kesempatan Jesse Owens untuk memakai sepatu buatannya. Membuat marah pihak Nazi, pertengkaran kemudian terjadi lagi antara Rudolf Dassler dan Adolf Dassler. Rudolf Dassler mengancam Adolf Dassler agar tidak lagi melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1939, perang dunia kedua di mulai. Perusahaan sepatu Dassler mendapatkan surat dari pemerintahan Nazi bahwa pabrik mereka hendak ditutup. Rudolf Dassler menyalahkan insiden Jesse Owens yang membuat mereka kini tidak lagi dalam perlindungan pihak Nazi. Mereka berdua kemudian mendatangi pihak pemerintah agar pabrik sepatu mereka tidak ditutup. Mengingat kerjasama yang telah terjalin baik sebelumnya. Pemerintah bersikeras tidak ada yang bisa mereka lakukan. Mengingat sekarang dalam kondisi perang, alasan lainnya memang berkaitan dengan insiden Jesse Owens.
Pada saat itu, pihak perusahaan Dassler malah membuat spanduk besar dengan foto Jesse Owens. Hal itu dirasa sangat menginjak-injak harga diri pemerintah. Adolf Dassler memohon agar pihak pemerintah mau berbaik hati, pihak Nazi merasa sekarang mereka tidak sedang butuh sepatu. Yang mereka butuhkan saat ini adalah senjata untuk digunakan dalam perang. Rudolf Dassler mencoba membujuk lagi, akhirnya pihak Nazi memperbolehkan mereka tetap beroperasi tapi untuk membuat sepatu tentara Jerman sejumlah enam ribu pasang tiap bulannya. Pulang dari pertemuan tersebut, kedua bersaudara ini bertengkar lagi.
ADVERTISEMENT
Rudolf Dassler yang hendak mengikuti permintaan pihak Nazi, ternyata tidak sejalan dengan Adolf Dassler. Adolf Dassler memilih tidak memperdulikan tuntutan pihak Nazi, perusahaan mereka adalah yang terbaik dalam pembuatan sepatu olahraga. Ia tidak ingin turun lagi membuat sepatu asal-asalan. Rudolf berpendapat bahwa sekarang bukan soal yang terbaik, tetapi masalah kebangkitan. Sementara Rudolf Dassler menginstruksi untuk membuat sepatu tentara, Adolf Dassler sibuk membuat desain terbaru dari sepatu olahraganya. Suatu malam, Karl teman baik Rudolf Dassler dan Adolf Dassler yang juga merupakan staf di perusahaan Dassler. Terlibat masalah dengan pihak Nazi. Besok harinya, Karl yang datang ke perusahaan dipanggil oleh Rudolf Dassler, Rudolf Dassler telah mendengar kabar tentang dipecatnya Karl dari keanggotaan Nazi. Maka Rudolf Dassler memecat Karl dari perusahaan, tetapi hal ini ditentang oleh Adolf Dassler yang menurutnya Karl adalah teman baik mereka bahkan pekerja mereka yang pertama.
ADVERTISEMENT
Adolf Dassler menyuruh Karl untuk kembali ke tempat kerjanya. Pertikaian dua bersaudara ini pun semakin memanas. Seiring berjalannya waktu, pihak Nazi mulai merekrut warga sipil untuk wajib militer. Rudolf Dassler mendapatkan panggilan untuk ikut wajib militer, sementara Adolf Dassler tidak dipanggil. Hal itu dikarenakan Adolf Dassler dianggap sebagai warga negara yang sangat berharga. Sehingga tidak harus mendapatkan kewajiban militer. Rudolf Dassler menjadi curiga bahwa Adolf Dassler ada main dengan pemerintah. Ia juga mencurigai bahwa ini memang skenario Adolf Dassler agar bisa mengambil perusahaan secara penuh.
Adolf Dassler tidak terima dicurigai oleh saudaranya Rudolf Dassler. Perpecahan diantara dua saudara ini sudah tidak bisa dihindarkan. Pada akhirnya Rudolf Dassler harus pergi untuk mengikuti wajib militer. Meski dalam kondisi perang, perusahaan Dassler masih beroperasi tetapi tidak untuk membuat sepatu, namun untuk membuat senjata pesanan Nazi. April 1945 perang dunia kedua sudah berakhir, Rudolf Dassler kemudian dipulangkan ke Herzogenaurach. Pasukan sekutu mulai berdatangan ke kota Herzogenaurach. Mereka memusnahkan sesuatu yang terkait dengan Nazi. Termasuk perusahaan Dassler, pasukan sekutu mengepung pabrik tersebut dan hendak meledakkannya.
ADVERTISEMENT
Adolf Dassler membela diri bahwa mereka tidak terlibat dengan kegiatan militer. Mereka hanya pembuat sepatu olahraga. Adolf Dassler mengajak komandan tentara sekutu untuk melihat pabriknya. Adolf Dassler memperlihatkan fasilitas dan foto tatkala Adolf Dassler berfoto dengan Jesse Owens atlet kebanggaan Amerika Serikat.
Pada akhirnya pabrik itu tidak jadi untuk dihancurkan. Di dalam acara perkumpulan keluarga, Rudolf Dassler marah kepada Adolf Dassler yang dianggap tidak memperdulikan dirinya saat ikut perang. Setelah pertengkaran yang hebat diantara kedua saudara ini, esok harinya Rudolf Dassler dan Adolf Dassler mengumpulkan para pekerjanya. Mereka mengumumkan bahwa perusahaan Dassler kini akan dibagi dua menjadi dua cabang perusahaan sepatu yang berdiri masing-masing.
Adidas sebagai perusahaan milik Adolf Dassler dan puma sebagai milik Rudolf Dassler. Semua pekerja dipersilahkan untuk memilih kemana mereka akan bekerja. Sebagian besar pekerja marketing dan administrasi memilih ke sisi Rudolf Dassler dan pekerja produksi ke sisi Adolf Dassler. Pada akhirnya pada tahun 1954, sepatu dengan merk adidas mulai dipakai oleh tim nasional Jerman pada piala dunia di Swiss. Disinilah pada akhirnya brand adidas menjadi brand yang mendunia hingga saat ini.
ADVERTISEMENT