Sejarah Kebangkitan Jerman di Piala Dunia 1954 dalam Film The Miracle of Bern

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
Konten dari Pengguna
11 November 2022 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/search/jerman
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/search/jerman
ADVERTISEMENT
Kejuaraan piala dunia 2022 di Qatar tidak akan lama lagi akan berlangsung. Setiap tim dari peserta piala dunia mulai mempersiapkan pemain-pemain terbaiknya. Begitupun dengan timnas Jerman. Seperti diketahui, Jerman merupakan tim yang sudah beberapa dekade selalu diunggulkan dalam setiap pertandingan piala dunia. Tetapi sebelum menjadi negara yang kuat dalam hal sepak bola. Timnas Jerman telah melewati berbagai proses yang panjang dalam mencapai kejuaraan piala dunia. Hal itu, sebagaimana dikisahkan dalam film berjudul The Miracle of Bern tahun 2003. Film ini disutradrai oleh Sonke Wortmann dan diperankan oleh Louis Klamroth serta Peter Lohmeyer.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan Timnas Jerman di Piala Dunia dalam Film The Miracle of Bern
Berlatar belakang pada tahun 1954 Jerman Barat mulai bangkit sejak terpuruk pasca perang dunia kedua. Industri-industri sudah mulai jalan, demikian juga di kota Essen. Meskipun demikian ada warga Jerman yang masih merasakan efek perang dunia kedua, seperti yang dialami oleh keluarga Richard Lubanski. Richard Lubanski sebagai kepala keluarga sampai saat itu, masih belum kembali karena ditahan di Gulag Siberia, Uni Soviet. Anak paling kecil dari keluarga ini bernama Matthias. Ia belum pernah merasakan kehadiran sosok seorang ayah.
Matthias tumbuh sebagai anak yang sangat cinta dengan sepak bola. Karena cintanya dengan sepak bola yang besar. Ia jadi suka sedih kalau klub kotanya kalah bertanding. Krista yang dibantu oleh Inggrid anak perempuan mereka melanjutkan usaha kafe yang ditinggalkan oleh Richard Lubanski. Sementara itu Bruno anak lelaki yang paling tua sedang merintis karier sebagai seorang musisi. Dan Matthias sering ikut membantu sebagai penjual rokok. Kekurangan Matthias akan sosok seorang ayah membuatnya mencari sosok ayah dari Helmut Rahn seorang pemain bola timnas Jerman.
ADVERTISEMENT
Suatu hari keluarga Richard Lubanski mendapatkan surat dari pemerintah. Ternyata isi dari surat itu adalah pembebasan Richard Lubanski. Setelah Richard Lubanski bebas dan berkumpul dengan keluarganya. Saat itu bersamaan dengan kejuaraan piala dunia sepak bola 1954 yang akan diselenggarakan di negara Swiss. Masyarakat Jerman sedang dikhawatirkan dengan perkembangan timnasnya karena tahun itu klub Jerman performanya sedang tidak baik. Meskipun demikian, Helmut Rahn menatap piala dunia dengan optimis.
Saat itu, Helmut Rahn hendak berangkat pergi ke tempat pemusatan timnas Jerman Barat di kota Munich. Dengan diantarkan oleh Matthias, Matthias sebenarnya ingin ikut pergi, ia rela meskipun harus tidur di bawah ranjang. Helmut Rahn berharap kali ini Matthias mengirimkan doa selama Helmut Rahn mengikuti piala dunia. Menjelang pertandingan piala dunia, kafe keluarga Richard Lubanski langsung mempersiapkan televisinya agar bisa dipakai untuk nonton bareng.
ADVERTISEMENT
Timnas Jerman Barat yang dipimpin kapten Anton Turek memohon doanya kepada seluruh warga Jerman Barat dan menyampaikan selamat datang bagi para veteran perang dunia kedua. Timnas Jerman sendiri sudah berkumpul di sport akademi Munich. Mereka terdiri dari lima pemain, termasuk Fritz Walter kapten tim dan beberapa pemain lainnya dari klub Frankfrut, Koln, Dusseldorf, dan Dortmund. Manajer Sepp Herberger bekerja dengan dibantu oleh assisten pelatih dan Adolf Dassler penemu sepatu addidas. Dengan inovasi barunya Adolf Dassler membawa sepatu yang khusus dirancang untuk timnas Jerman di piala dunia.
Di kota Essen Richard Lubanski mulai bekerja sebagai penggali tambang. Namun mendengar lokasi tambang yang bising. Richard Lubanski mengalami trauma karena teringat akan peperangan. Ia pun kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja di pertambangan. Sementara itu, anak-anak Richard Lubanski sedang menikmati masa mudanya, termasuk Matthias yang sering bermain sepak bola. Di Swiss timnas Jerman akan memulai pertandingan pertama melawan timnas Turki, yang kemudian dimenangkan oleh timnas Jerman.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan kedua, timnas Jerman akan melawan Hongaria. Sebuah tim kuat saat itu, yang memiliki pemain-pemain kelas dunia. Tetapi sayang saat timnas Jerman melawan Hongaria, timnas Jerman berhasil dikalahkan. Kekalahan timnas Jerman tentu membuat Matthias sangat gelisah, dengan nekat ia kemudian pergi seorang diri untuk menghampiri timnas Jerman di Swiss. Tetapi ia justru tertinggal oleh kereta karena tertidur di stasiun. Matthias pun kemudian dimarahi oleh Richard Lubanski, sesampainya di rumah Matthias mendapatkan hukuman.
Richard Lubanski pun kemudian dimarahi oleh istrinya karena sudah memperlakukan anaknya dengan tidak manusiawi. Mendengar istrinya marah, perlahan Richard Lubanski pun sadar akan perbuatannya. Di Swiss, timnas Jerman akan menghadapi pertandingan menentukan dalam grup penyisihan. Lawan yang akan dihadapi oleh timnas Jerman adalah Turki. Pada 23 Juni 1954 di kota Zurich, pertandingan penentuan antara Jerman dan Turki akan dilangsungkan. Dalam pertandingan itu akhirnya timnas Jerman mampu memenangkan pertandingan dan melaju ke babak perempat final.
ADVERTISEMENT
Pada 27 Juni 1954, pertandingan perempat final mempertemukan timnas Jerman dengan timnas Yugoslavia. Dalam pertandingan itu timnas Jerman akhirnya berhasil mengalahkan timnas Yugoslavia. Dan membuat timnas Jerman melaju ke babak semifinal, 30 Juni 1954 timnas Jerman menjalani laga semifinal untuk menghadapi Austria, sebuah pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh timnas Jerman. Kini timnas Jerman sedang menatap babak final, dan lawan yang akan mereka hadapi adalah Hongaria. Sebuah tim yang diawal sudah mengalahkan timnas Jerman. Hongaria lolos ke babak final setelah mengalahkan timnas Uruguay.
Ketika manajer timnas Jerman diwawancara oleh seorang wartawan, yang mempertanyakan persiapan timnas Jerman saat menghadapi Hongaria. Sepp Herberger selaku manajer timnas Jerman kemudian menjawab bahwa timnas Jerman akan menang jika cuaca sedang hujan. Sebab timnas Jerman memiliki keunggulan dalam hal sepatu addidas yang memungkinkannya beradaptasi dengan cuaca hujan.
ADVERTISEMENT
Pada suatu pagi, ketika pertandingan final antara timnas Jerman dan Hongaria akan berlangsung. Richard Lubanski dengan mendadak mengajak Matthias untuk menonton pertandingan langsung piala dunia di Swiss. Dengan hati yang senang Matthias dan Richard Lubanski kemudian melakukan perjalanan ke Swiss. Siangnya timnas Jerman kemudian berangkat dari penginapan menuju stadion. Di kota Essen sendiri suasana kafe milik Richard Lubanski sudah dipenuhi oleh banyak orang yang antusias melihat tim kesayangannya bertanding.
Timnas Jerman kemudian berkumpul di ruang stadion dan melakukan doa bersama untuk kelancaran pertandingan melawan timnas Hongaria. Memasuki lapangan pertandingan, cuaca saat itu ternyata hujan tepat seperti yang diinginkan oleh timnas Jerman. Pertandingan pun dimulai, pada babak pertama timnas Hongaria berhasil memimpin pertandingan dengan skor 1-0. Dua menit kemudian Hongaria berhasil menambah gol menjadi 2-0. Namun itu tidak berlangsung lama, 20 menit kemudian timnas Jerman berhasil menyamai kedudukan menjadi dua sama. Gol kedua oleh timnas Jerman ini dilakukan oleh Helmut Rahn salah satu idola Matthias.
ADVERTISEMENT
Skor bertahan dua sama sampai akhir babak pertama. Memasuki ruang ganti Sepp Herberger terus memberikan semangat timnas Jerman. Memasuki babak kedua timnas Hongaria terus menyerang tiada henti. Demikian juga dengan mobilnya Richard Lubanski yang akhirnya sampai di stadion. Tanpa menunggu perintah Matthias berlari memasuki stadion. Dan pada akhirnya timnas Jerman berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Pencetak golnya adalah Helmut Rahn, pada akhirnya untuk pertama kali berhasil memenangkan kejuaraan sepak bola piala dunia. Seluruh warga Jerman menyambut dengan gembira, seakan tidak percaya timnas Jerman bisa mengalahkan tim kelas berat Hongaria yang selama empat tahun terakhir tidak pernah terkalahkan.
Kapten Fritz Walter kemudian menerima piala kemenangan dan diarak keliling stadion oleh pemain lainnya. Dua hari kemudian di stasiun perbatasan kota Swiss dan Jerman, warga Jerman sudah berkumpul untuk menyabut pahlawan mereka. Matthias dan Richard Lubanski kemudian memberikan selamat kepada sosok idolanya, yaitu Helmut Rahn. Kemenangan Jerman di piala dunia 1954 secara bersamaan juga mengiringi kebangkitan negara Jerman dalam berbagai aspek kehidupan setelah terpuruk pasca perang dunia kedua. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat kembali membawa Jerman menjadi negara yang jaya.
ADVERTISEMENT