Syair Cinta

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2022 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Di antara misteri tentang dunia ini adalah tidak ada satu ahli pun yang dapat mendeskripsikan mengenai cinta. Definisi cinta sangat beragam tergantung pada siapa kita bertanya. Dalai Lama mengatakan bahwa cinta adalah fondasi keberadaan kita sebagai manusia. Kebutuhan akan cinta menempati tingkat paling dasar dari kemanusiaan. Tokoh sufi abad ke-13, Jalaluddin Rumi mengakui bahwa hakikat cinta sulit untuk dijelaskan. Akan tetapi, menurutnya, cinta sebagai dimensi pengalaman rohani, bukan dalam pengertian teoritis. Cinta tidak dapat diterangkan dengan kata-kata, tapi hanya dapat dipahami melalui pengalaman. Seperti halnya seseorang yang ingin mengungkapkan cinta kepada kekasihnya, kata-kata tak dapat mewakili apa yang ada di hati melalui selembar kertas.
ADVERTISEMENT
Jalaluddin Rumi sering menegaskan bahwa cinta tak terungkapkan. Meskipun demikian, dalam syairnya, Jalaluddin Rumi memberikan gambaran bahwa orang dapat membicarakan cinta kapan saja dan tiada habis-habisnya. Tapi, tetap pada satu kesimpulan, yaitu cinta benar-benar tak terungkapkan lewat kata-kata. Cinta adalah pengalaman yang berada di luar pemikiran tapi sebuah pengalaman yang lebih nyata daripada dunia dan segala yang ada di dalamnya.
Syair Jalaluddin Rumi tentang Cinta (Chittick, 2002)
Tiada salahnya aku berbicara tentang cinta dan menerangkannya, tapi malu melingkupiku manakala aku sampai pada cinta itu sendiri.
Cinta tak terjangkau oleh kata-kata dan pendengaran kita. Cinta adalah lautan yang tak terukur kedalamannya. Cobalah kau hitung berapa banyak air di sungai? Di hadapan lautan itu, tujuh sungai tiada arti.
ADVERTISEMENT
Cinta tidak dapat ditemukan melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan, buku-buku, dan tulisan-tulisan. Apapun yang dikatakan orang tentang cinta, bukanlah jalan para pecinta. Apapun yang kau dengar dan katakan tentang cinta, itu hanya kulit semata. Inti cinta adalah sebuah rahasia yang tak terungkapkan.
Cukup! Sampai kapan kau akan terpancang pada lidah dan kata-kata? Cinta memiliki begitu banyak tamsilan yang berada di seberang kata-kata.
Diamlah! Karena apa yang dikatakan orang tentang cinta tak dapat diterima. Tersembunyilah makna-makna karena begitu banyak kata. Seseorang bertanya, “apakah cinta?” Jawabku, bertanyalah tentang makna-maknanya.
Manakala kau menjadi sepertiku, kau akan tahu. Ketika dia memanggilmu, kau akan membaca kisahnya. Oh, kau yang telah mendengar pembicaraan tentang cinta, tataplah cinta! Apalah arti pendengaran telinga bila dibandingkan dengan pengelihatan mata?
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, cinta tidak dapat diraba apalagi dilihat oleh mata, tetapi hanya dapat dipahami lewat pengalaman. Jika Jalaluddin Rumi berbicara tentang cinta, hal itu hanya dimaksudkan untuk membangkitkan hasrat menuju cinta dari hati orang yang mendengarnya.
Daftar Pustaka
Chittick, W. (2002). Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-Ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi. Yogyakarta: Penerbit Qalam.