Konten dari Pengguna

Apa Pentingnya Ketahanan Keluarga?

Dimas Susilo kusumavijaya
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta
15 Desember 2022 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Susilo kusumavijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Keluarga kecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan bagian dari interaksi sosial sehari-hari kebanyakan orang. Keluarga merupakan sumber pendidikan utama bagi anak. Dapat dikatakan bahwa anak mempelajari hal-hal yang mendasar dari rumah terlebih dahulu. Maka dari itu, ketahanan keluarga dianggap sebagai pilar ketahanan nasional.
ADVERTISEMENT
Ketahanan dalam keluarga menggambarkan interaksi dan komunikasi antara individu yang harmonis dan sejahtera secara fisik maupun psikis. Berdasarkan The international family strengthes model, ketahanan keluarga terdiri dari 6 kriteria, yaitu:
1. Apresiasi dan afeksi
2. Komunikasi positif
3. Komitmen terhadap keluarga
4. Kenyamanan saat menghabiskan waktu bersama
5. Kesejahteraan mental didasari dengan spiritualitas
6. Kemampuan anggota keluarga untuk mengatasi stress atau permasalahan.
Seiring perkembangan zaman setiap anggota keluarga tidak bisa hadir dalam satu rumah setiap harinya, salah satunya faktor orang tua yang hampir setiap hari tidak dirumah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, hal ini memiliki dampak besar bagi setiap anggota keluarga lainnya terkhusus kepada anak.
Ilustrasi 1: Keluarga bahagia, sumber: Dokumen penulis
Ketahanan Keluarga Dalam Segi Psikologis
Ketahanan dalam psikologis berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam membangun suasana psikis dalam keluarga yang positif sehingga dalam keluarga memiliki konsep positif. Keluarga akan tahan menghadapi masalah, ketika menghadapi masalahnya dengan respon yang baik dan positif. Permasalahan dapat dikontrol dengan emosi yang baik dan tidak menyalahkan orang lain, dengan menerima permasalahan itu dan mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Selain ketahanan keluarga dalam segi psikologis, ada juga faktor faktor permasalahan di dalam keluarga. Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini yang mempengaruhi faktor faktor permasalahan dalam keluarga
Faktor Permasalahan Dalam Keluarga
dalam membangun ketahanan keluarga yang kuat, keluarga harus mampu bertahan menghadapi permasalahan permasalahan kehidupan yang ada. Nah berikut contoh contoh permasalahan di dalam keluarga:
1. Ketahanan ekonomi
2. Ketahanan sosial
3. Ketahanan spiritual
Ilustrasi 2: Mendampingi orang depresi, Sumber: Dokumen penulis
Penting untuk di ingat, faktor-faktor di atas adalah penyebab permasalahan dalam keluarga. Jika anda mengalami permasalahan keluarga, lakukanlah terapi keluarga struktural (structural family counseling) apa sih terapi keluarga struktural itu?
Structural family counseling (Terapi Keluarga Struktural)
Structural family counseling adalah bentuk terapi yang dirancang oleh salvador minuchin, dimulai pada tahun 1960-an dan berevolusi selama bertahun-tahun. Kegiatan ini mengamati dan mengatasi pola interaksi dalam keluarga untuk menemukan pola disfungsional yang menciptakan masalah. Terapi keluarga struktural berbasis pada paradigma model organismik (stefanus).
ADVERTISEMENT
Jenis jenis terapi keluarga struktural:
- Konseling keluarga strategis
- Konseling antar generasi
Konseling ini bertujuan baik untuk ketahanan keluarga dimana pola konseling ini ditunjukan dalam konseling untuk mengevaluasi struktur keluarga.
Sekarang kalian tahu kan pentingnya ketahanan keluarga, dan juga sekarang kita harus menjaga keharmonisan keluarga untuk keluarga yang lebih baik.
Refrensi:
Uskup, M, Greeff, AP (2015). Ketahanan dalam Keluarga yang Anggotanya Telah Didiagnosis Wisk Schizoprenia. Jurnal Keperawatan Psikiatri dan Kesehatan Mental, 2015, 22, 463–471
Deist, MD & Greeff, AP (2016). Ketahanan dalam Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Didiagnosis Dem
Sandjadja, Stefanus Soejanto. “Terapi Keluarga Struktural”, Jurnal Fakultas Psikologi Univ. Kristen Krida Wacana, (Jakarta: Univ. Kristen Krida), 8 – 9
ADVERTISEMENT
Dimas Susilo Kusumavijaya, mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.