Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Generasi Muda dan Depresi
22 Mei 2023 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Dimas Prayogo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei World Health Organization (WHO), sebanyak 10-20% anak dan remaja di seluruh dunia mengalami gangguan secara psikis. Separuh penyakit kejiwaan ditemukan sejak usia semuda 14 tahun. 5-15% remaja berusia 12-18 tahun memiliki kecenderungan untuk melakukan percobaan bunuh diri, tersebar di negara-negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat atau keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, dan gangguan fungsi pikirkan dan fisik. Orang yang mengalami depresi sering kali merasa terjebak dalam perasaan putus asa, kekosongan, atau kehampaan. Depresi bisa terjadi karena faktor biologis, genetik, psikologis, dan lingkungan. Gangguan ini dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, dan jenis kelamin.
Fenomena zaman sekarang, kerap ditemui anak muda khususnya generasi milenial sering terkena depresi di umur mereka yang masih terbilang muda atau remaja. Fakta bahwa hal ini dialami oleh remaja tentulah sangat memprihatinkan. Alasan utama generasi milenial adalah faktor media sosial. Media sosial yang seharusnya sebagai wadah atau sarana untuk mengekspresikan diri, namun banyak remaja yang depresi dikarenakan media sosial.
ADVERTISEMENT
Media sosial kerap digunakan sebagai wadah untuk membandingkan diri dengan orang lain. Paparan terus menerus postingan yang dianggap “sempurna” atau “mengesankan” orang lain dapat memicu perasaan tidak percaya diri atau rendah diri. Lalu banyak sekali cyber bullying yang terjadi di media sosial. Penggunaan media sosial meningkatkan risiko pelecehan online atau perundungan online. Remaja yang terkena cyber bullying cenderung akan mengalami depresi dan kecemasan.
Penggunaan sosial media yang berlebihan juga menjadi faktor remaja mengalami depresi. Menghabiskan waktu yang berlebihan dengan menggunakan media sosial bisa mengganggu keseimbangan hidup. Penggunaan yang berlebihan dapat mengurangi waktu untuk kegiatan sosial., olahraga, tidur, dan interaksi dengan keluarga dan teman-teman.
Penting bagi remaja dan orang tua untuk menggunakan media sosial secara seimbang, seperti membatasi waktu layar, melakukan interaksi sosial langsung, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan mental. Jika seseorang mengalami gejala depresi, penting untuk mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.
ADVERTISEMENT