Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Futoko: Masalah Berhenti Sekolah di Jepang dan Upaya Mengatasinya
10 April 2023 14:31 WIB
Tulisan dari Dimas Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Futoko (berhenti sekolah) adalah masalah yang serius di Jepang, dan telah menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan masyarakat di sana. Menurut sebuah artikel di Japan Times, diperkirakan ada sekitar 100.000 siswa yang berhenti sekolah setiap tahunnya di Jepang. Penyebabnya bervariasi, tetapi tekanan akademik yang tinggi sering menjadi faktor utama.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah ini, Jepang telah melakukan reformasi pendidikan yang signifikan. Salah satu upaya utama adalah peningkatan kurikulum yang lebih berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan kerja sama, serta pemikiran kritis dan kreatif. Peningkatan kurikulum ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional siswa, serta membantu mereka menjadi lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, pemerintah Jepang juga telah memperkenalkan program bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang mengalami masalah dalam pendidikan mereka. Program ini bertujuan untuk membantu siswa mengatasi stres akademik dan menemukan solusi untuk masalah yang mereka hadapi. Menurut laporan dari OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), Jepang telah menjadi salah satu negara dengan tingkat partisipasi dalam pendidikan yang paling tinggi di dunia, dan program ini telah membantu memperkuat sistem pendidikan di sana.
Namun, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi untuk mengatasi masalah Futoko. Salah satu tantangan utama adalah masalah bullying di sekolah. Menurut laporan dari Amnesty International, kasus bullying di Jepang sangat tinggi, dan seringkali menjadi faktor yang mendorong siswa untuk berhenti sekolah. Oleh karena itu, perlu ada tindakan yang lebih tegas untuk memerangi bullying dan memastikan bahwa siswa merasa aman di lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi masalah Futoko. Keluarga harus memastikan anak-anak mereka memiliki dukungan emosional yang cukup, sementara masyarakat harus memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki akses ke layanan kesehatan mental dan dukungan sosial. Sebuah artikel di The Japan News menunjukkan bahwa banyak orang tua di Jepang terlalu fokus pada hasil akademik anak-anak mereka, dan seringkali tidak memberikan dukungan yang cukup untuk kesejahteraan emosional mereka.
Secara keseluruhan, Futoko adalah masalah serius di Jepang, dan diperlukan tindakan yang lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini. Reformasi pendidikan yang berkelanjutan, tindakan yang tegas untuk memerangi bullying, dan dukungan sosial yang lebih baik dapat membantu mengatasi tekanan akademik yang tinggi dan membantu siswa merasa lebih termotivasi dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, ada juga faktor-faktor lain yang berkontribusi pada masalah Futoko di Jepang. Salah satunya adalah ketidakcocokan antara gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang dipakai di sekolah. Metode pengajaran yang terlalu terpusat pada pelajaran dan pengetahuan akademik seringkali tidak menarik bagi siswa yang memiliki minat dan bakat yang berbeda, seperti siswa yang lebih tertarik pada seni, musik, atau olahraga. Hal ini dapat membuat siswa merasa frustasi dan akhirnya memilih untuk berhenti sekolah.
Selain itu, kecenderungan untuk mengukur keberhasilan akademik hanya berdasarkan nilai juga menjadi masalah di Jepang. Menurut sebuah artikel di Japan Today, terlalu banyak tekanan yang ditempatkan pada nilai dan peringkat akademik siswa, sehingga seringkali memicu rasa takut dan cemas pada siswa. Siswa yang merasa tidak mampu mencapai nilai yang tinggi dapat merasa rendah diri dan merasa tidak ada harapan untuk sukses di masa depan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, perlu dilakukan perubahan yang lebih fundamental dalam sistem pendidikan di Jepang. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan fleksibilitas dalam pendidikan, dengan memperkenalkan lebih banyak pilihan untuk siswa dalam memilih mata pelajaran dan metode pembelajaran. Dengan cara ini, siswa dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan lebih bebas dan menemukan motivasi untuk terus belajar.
Selain itu, juga perlu adanya upaya untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap pendidikan dan keberhasilan akademik. Masyarakat harus lebih memahami bahwa keberhasilan dalam pendidikan bukan hanya tentang nilai dan peringkat, tetapi juga tentang pengembangan keterampilan dan kemampuan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan karir di masa depan.
Secara keseluruhan, masalah Futoko di Jepang adalah masalah kompleks dan multifaktorial yang memerlukan pendekatan holistik dan kolaboratif dari berbagai pihak. Reformasi pendidikan yang berkelanjutan, tindakan yang tegas untuk memerangi bullying, dan dukungan sosial yang lebih baik dapat membantu mengatasi masalah ini, sementara perubahan yang lebih fundamental dalam sistem pendidikan juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa siswa dapat berkembang secara optimal dan merasa termotivasi untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Referensi:
100,000 Students Quit High School Annually, The Japan Times, https://www.japantimes.co.jp/news/2017/
"School Refusal in Japan: A Survey of Health Visitors" oleh Sayuri Hayashi, dipublikasikan di Journal of School Health pada bulan Desember 2018.
The 4 Big Problems Facing Japan's Education System", sebuah artikel di Forbes yang dipublikasikan pada tanggal 7 September 2018.