Mahasiswa sebagai Benteng Keharmonisan Budaya

Dimas Saputra
Mahasiswa Semester 5 Prodi Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
16 Mei 2022 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Budaya Indonesia, pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Budaya Indonesia, pexels.com
ADVERTISEMENT
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia sebagai negara multikultural yang memiliki potensi luar biasa untuk berkembang dan dikenal di kancah internasional. Keberagaman budaya merupakan keniscayaan alamiah yang kemudian berubah menjadi pembudayaan. Keberagaman budaya tersebut menjadikan bangsa Indonesia berbeda dan menjadi bangsa yang unik dibandingkan dengan bangsa lain. Hal ini merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan agar keharmonisan budaya dan di Indonesia tetap lestari, karena budaya adalah sebuah karakter yang menjadi identitas bangsa.
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap dan perilaku yang baik karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Kedudukan sebagai anak muda milenial membuat mahasiswa memikul beban tanggung jawab sebagai suri tauladan bagi anak muda di bawahnya sampai orang yang lebih tua dari mahasiswa. Suri tauladan mahasiswa ini artinya mahasiswa wajib menjadi pedoman dalam implementasi harmonisasi budaya. Dengan demikian, masyarakat akan terarah untuk selalu menjaga eksistensi budaya di tengah gempuran zaman.
Idealnya, seorang mahasiswa harus bisa menjadi contoh dan panutan di masyarakat. Berlandaskan ilmu pengetahuan dan cara berpikir cerdas sebagai mahasiswa seharusnya mampu mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki untuk masyarakat dalam melestarikan dan juga membentengi keharmonisan budaya.
Berikut peran mahasiswa sebagai benteng keharmonisan dalam mempertahankan eksistensi budaya :
ADVERTISEMENT
1. Mahasiswa sebagai Kontrol Keharmonisan Budaya
Setiap manusia tentunya mendambakan keadaan yang harmonis dalam berbudaya. Namun, kondisi normatif tersebut tidak selalu tercipta secara sempurna. Banyak penyimpangan-penyimpangan budaya dan bahasa yang terjadi di masyarakat di era majunya modernisasi ini. Perilaku-perilaku menyimpang tersebut contohnya banyak anak muda yang tergiur arus westernisasi sehingga keharmonisan budaya tidak tercipta dengan baik. Kondisi tersebut jelas tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya di masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa sangat diperlukan sebagai pengendali sosial di masyarakat.
2. Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Bangsa Indonesia berada di masa kemajuan ilmu pengetahuan dan juga teknologi, yang mana budaya luar dengan mudahnya masuk dan sukses meracuni masyarakat Indonesia. Budaya luar yang masuk tersebut tentunya bukan hal yang semuanya baik dan berpengaruh positif terhadap bangsa kita. Mahasiswa di sini memiliki peran yang sangat dibutuhkan bangsa karena mereka adalah generasi emas Indonesia yang sudah melek teknologi dan paham konsep positif juga negatif dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Sebagai agen perubahan mahasiswa bukan hanya sebagai penggagas perubahan, tetapi mahasiswa juga sebagai pelaku dari perubahan tersebut. Artinya, mahasiswa juga harus tetap mempelajari dan menerapkan keberagaman budaya dan bahasa dengan tidak membiarkan keberagaman bangsa Indonesia tergerus oleh budaya luar yang semakin meresahkan dan menghilangkan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa berkebudayaan.
3. Mahasiswa sebagai Suri Tauladan Implementasi Harmonisasi Budaya
Seiring berkembangnya zaman, budaya dan bahasa Indonesia akan tergerus oleh faktor modernisasi apabila tidak ada tauladan sebagai benteng pertahanan. Modernisasi di sini dapat mengubah banyak hal dalam aspek kehidupan salah satunya adalah aspek keragaman yang dimiliki Indonesia. Dampak modernisasi ini membawa masyarakat Indonesia lupa akan keharmonisan budaya. Perilaku cerdas mahasiswa diperlukan di sini. Mahasiswa bisa menjadi tauladan untuk membentengi keharmonisan budaya agar tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Ketiga peran tersebut adalah pedoman yang harus dijadikan strategi mahasiswa dalam menjaga keutuhan harmonisasi budaya. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang kelak akan menggantikan para pemimpin bangsa sudah saatnya menjalankan peran dan fungsi seorang mahasiswa sehingga nantinya diharapkan nilai-nilai dari peran tersebut bisa menjadi pengontrol bangsa yang lebih baik dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Perwujudan peran-peran mahasiswa tersebut tentunya akan berjalan dengan baik apabila sebagai mahasiswa tahu dan mampu mengimplementasikan peran mahasiswa. Peran-peran tersebut seharusnya juga menjadi cerminan bagi setiap individu karena jika kita sadar akan pentingnya ketahanan budaya, Indonesia akan berhasil dalam mempertahankan eksistensi budaya.
Pelestarian budaya Indonesia mempunyai muatan yang ideologis di mana pelestarian sebagai gerakan yang digunakan untuk mengukuhkan kebudayaan. Keragaman budaya yang kokoh menjadi simbol motivasi yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga untuk generasi Indonesia yang akan terus berganti seiring dengan berkembangnya zaman.
ADVERTISEMENT
Dengan berhasilnya penerapan harmonisasi budaya, maka pembangunan negara sesuai dengan kepribadian bangsa yang sadar budaya dapat sukses tercapai. Tentunya setiap individu Indonesia memiliki peran bersama dalam rangkulan kebhinekaan tersebut. Oleh karena itu, bukan hanya mahasiswa, tetapi juga semua lapisan masyarakat Indonesia harus saling merangkul untuk menjaga identitas bangsa sebagai bangsa yang berbudaya.
Referensi
Mardawani, Lusiana. 2018. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Membentuk Generasi Muda Berkarakter Melalui Pendekatan Humanis Berbasis Kearifan Lokal Suku Dayak Di Desa Telaga. Jurnal Pekan, Vol.3 No 1.
Cahyono. 2019.Peran Mahasiswa Di Masyarakat. Jurnal Pengabdian Masyarakat Setiabudhi, Vol.1 No 1.
Hildegardis. 2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, Vol. 5, No. 1 Tahun 2019.
ADVERTISEMENT