Sang Kiyai dan Negarawan Pergi Saat Umat Memerlukannya

Din Syamsuddin
Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, mantan ketum PP Muhammadiyah, ketua dewan pertimbangan MUI.
Konten dari Pengguna
3 Februari 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Din Syamsuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gus Sholah. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
zoom-in-whitePerbesar
Gus Sholah. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
ADVERTISEMENT
Kepergian KH. Solahuddin Wahid (Gus Sholah) ke hadirat Sang Pencipta adalah kehilangan besar bagi umat dan bangsa. Kepergiannya justru terjadi pada saat umat memerlukannya. Gus Solah adalah seorang kiyai, pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng.
ADVERTISEMENT
Selain itu beliau adalah seorang negarawan, figur nan penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan, serta cenderung mempersatukan. Gus Sholah memiliki itu semua. Beberapa kali beliau mengajak untuk mempertemukan para tokoh Islam guna menyatukan pikiran terhadap masalah-masalah kebangsaan, dan menghadapi gejala pemecahbelahan umat oleh umat sendiri.
Saya dengar langsung kala mampir di Jombang maupun dalam berbagai kesempatan, begitu besar keprihatinan Almarhum terhadap keterpecahan umat dan rendahnya qiyadah merekatkan ukhuwah Islamiyah baik antar organisasi maupun dalam satu organisasi. Menurut Almarhum, banyak yg terjebak pada hubbud dunya (pragmatisme dan materialisme).
Beberapa kali Almarhum mengajak utk adanya pertemuan para tokoh, namun belum menjadi kenyataan hingga beliau dipanggil pulang ke hadirat Ilahi. Semoga niat baik itu ada yang meneruskannya dan arwah Almarhum dari balik barzakh ikut berbahagia menyaksikannya.
ADVERTISEMENT
YA AYYATUHAN NAFSUL MUTHMAINNAH, IRJI’I ILA ROBBIKI RODHIYATAN MARDHIYYAH, FADKHULI FI ‘IBADI WADKHULI JANNATI.