Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cerutu dan Mafia
21 Oktober 2018 13:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Dina Martina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kuba dan Cerutu
Sebagian besar orang tahu jika Kuba identik dengan cerutu. Cerutu Kuba terkenal dengan aroma dan rasanya yang kuat. Hal ini tidak terlepas dari kualitas tembakau Kuba. Tidak heran jika cerutu Kuba menjadi salah satu yang terbaik di dunia dan banyak di cari di pasaran. Cerutu juga menjadi salah satu pendapatan utama Kuba selain dari Pariwisata dan nikel. Pada tahun 2016, cerutu memberikan kostribusi sekitar US$ 445 juta pada pendapatan nasional meningkat 5% dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah tembakau telah ditanam di Kuba selama ratusan tahun, dan cerutu telah di produksi di negara itu sejak zaman Raja Phillip II dari Spanyol (1527-1598). Pada tahun 1500-an, Kuba mulai membudidayakan tembakau untuk penggunaan pribadi dan pada tahun 1610 produksi tembakau di Havana dimulai.
Saat ini industri cerutu Kuba berada di bawah pemerintah melalui perusahaan negara Habanos S.A. Pemerintah melakukan pengawasan untuk mengontrol kualitas produk dan memastikan setiap cerutu dibuat dengan baik, digulung dengan benar, dan tidak cacat. Habanos S.A. juga memasarkan produk dengan membuka kantor-kantor pemasaran di berbagai negara di dunia.
Daerah tembakau terbaik di Kuba adalah Vuelta Abajo, bagian dari wilayah Pinar del Rio di Kuba barat yang menghasilkan sekitar 70% produksi tembakau nasional. Secara umum, tipical tembakau Kuba memiliki batang dan daun yang kuat dan penuh, dengan rasa pedas dan dikenal karena kekenyalannya.
Gmbr. 1. Pengeringan tembakau (drying), di Vinales, Pinar del Rio
ADVERTISEMENT
Cerutu Kuba dibuat dengan tangan (hand made) dari lembaran daun cerutu dengan proses yang panjang melalui proses “drying” selama 50 hari dan fermentasi selama 40 hari. Untuk menghasilkan cerutu yang berkualitas, pembuatan cerutu harus dilakukan secara teliti. Sebagian cerutu menggunakan madu sebagai lem atau perekat dalam pembuatannya. Tembakau yang digunakan hanya tembakau yang ditanam di Kuba tidak dicampur dengan jenis tembakau dari negara lain. Namun perusahaan Cerutu Kuba pernah menggunakan tembakau yang berasal dari daerah di wilayah Jawa Timur untuk kulit pembungkus cerutu. Tembakau dari Indonesia tersebut memiliki jenis tembakau yang elastis sehingga sangat sesuai untuk dijadikan pembungkus cerutu. Hanya 10% dari hasil panen tembakau Kuba yang bisa digunakan sebagai pembukus cerutu.
ADVERTISEMENT
Konon cerutu yang baik adalah cerutu yang ketika dihisap, ujung cerutu sepanjang 2-3 cm yang sudah menjadi abu tidak jatuh. Yang menarik adalah dalam proses pembuatan di pabrik cerutu terdapat mandor atau “lectores” yang membacakan berita Koran (biasanya Koran pemerintah “Granma”) dan pengetahuan lainnya melalui pengeras suara kepada para pekerja. Hal ini dilakukan agar pekerja yang tidak mempunyai banyak waktu dapat mengikuti perkembangan koondisi Kuba dan dunia. Kebiasaan ini telah berlangsung di pabrik-pabrik cerutu sejak 1865, ketika Nicolas Azcárate, seorang pemimpin gerakan untuk reformasi politik, mengusulkan praktik itu sebagai cara untuk memberikan pendidikan kepada para pekerja dan mengurangi rasa bosan. Saat ini UNESCO sedang mempertimbangkan untuk menjadikan kebiasaan tersebut sebagai “intangible cultural heritage” yang perlu dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai brand cerutu yang terkenal di Kuba a.l. Cohiba, Partagas, Montecristo, Romeo y Julieta, H. Upmann, Bolivia dll. Diantara brand tersebut Cohiba yang paling terkenal dan paling mahal. Konon karena Cohiba adalah brand kesukaan Fidel Castro yang memiliki cita rasa tinggi terhadap cerutu. Harga satu kotak Cohiba isi 25 batang yang jika di kurs-kan bisa mencapai 9.5 juta hingga 12,5 juta Rupiah.
Gbr.2. Berbagai brand cerutu produksi Perusahaan Cerutu Kuba. (Shutterstock.com)
Untuk memenuhi selera penggemar cerutu, industri cerutu Kuba telah memanfaatkan by product industri tersebut untuk memproduksi minyak wangi dengan aroma cerutu. Wisatawan juga bisa mendapatkan minyak wangi tersebut di supermarket-supermarket atau toko-toko souvenir di sekitar kota Havana.
ADVERTISEMENT
Cerutu dan mafia tak terpisahkan
Sejak munculnya industri cerutu, cerutu telah menjadi gaya hidup kelas menengah atas dunia baik itu selebriti, bintang film, hingga mafia yang memiliki banyak uang. Pada film-film mafia seperti “The Goodfather”, digambarkan bos-bos mafia yang ditangannya tidak lepas dari cerutu. Foto-foto orang-orang terkenal AS dengan cerutunya seperti Alfred Hitchcock, Winston Churchill Alec Baldwin, Jack Nicolson, Presiden AS JFK hingga bos-bos mafia seperti Mafia Mayer Lanski dan Al Capone, banyak beredar luas.
Gbr. 3. Presiden John F. Kennedy dan Cerutu (Flickr.com)
Bagi para mafia, nampaknya menghisap cerutu bukan lagi sebagai hobi atau penghilang stress. Cerutu telah menjadi simbol kepercayaan diri, kesuksesan dan kekuasaan. Setiap pertemuan dan pesta yang diadakan kalangan tersebut di atas tidak lepas dari cerutu.
ADVERTISEMENT
Konon sebelum Fidel Castro memerintah Kuba khususnya pada saat pemerintahan Presiden Batista (sebelum tahun 1959), kota Havana merupakan salah satu kota tempat liburan dan berkumpulnya selebriti AS dan para mafia sekaligus menikmati cerutu. Saat itu di kota Havana terdapat gedung-gedung mewah dan tempat-tempat hiburan seperti casino, cabaret dll. Meyer Lansky, salah satu bos mafia pernah mengadakan pertemuan besar di salah satu hotel terkenal di kota Havana tahun 1946.
Kedekatan mafia dengan cerutu ini juga ditunjukkan dalam foto-foto Al Capone dengan cerutunya. Bahkan foto ketika Al Capone ditangkap oleh pihak berwenang AS dan menyalakan cerutu sebagai ungkapan selamat tinggal kebebasan, menjadi salah satu foto terkenal saat itu.
ADVERTISEMENT
Di era zaman now dimana eksistensi mafia mulai memudar, cerutu masih digemari kalangan menengah atas. Di Indonesia kegemaran menghisap cerutu mulai merambah kaum muda. Penikmat cerutu terlihat di café-café tempat anak-anak muda berkumpul. Akankah cerutu bertahan ditengah-tengah gencarnya kampanye hidup sehat tanpa tembakau?....
Gbr. 4. Bos Mafia Al Capone dan Cerutu (Flickr.com)