Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menyingkap Pesona Kota Havana
4 November 2018 0:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Dina Martina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Havana… Oh nana... Half of my heart is in Havana oh nana…
ADVERTISEMENT
Begitulah Camillia Caballo menyanyikan lagu Havana yang akhirnya menjadi sangat terkenal. Lagu Camillia Caballo tersebut telah membuat banyak orang ingin mengetahui lebih jauh Kota Havana, Ibu Kota Kuba, kota di mana saya pernah tinggal. Kota Havana bagaikan seorang nenek yang masih terlihat garis-garis kecantikannya.
Ketika saya pertama kali meginjakkan kaki di Bandara Internasional Jose Marti, Havana, saya bergumam, "Kota seperti apakah ini?" Pikiran saya melayang-layang membayangkan jika disepanjang jalan saya akan menemui banyak pasukan seperti di film-film mengenai pemberontakan di suatu negara di Amerika Latin maupun di Afrika.
Namun, setelah 10 menit perjalanan menuju Kota Havana tidak tampak sedikit pun pasukan yang berjaga. Di sebelah kiri dan kanan jalan yang kami lalui hanya terlihat sedikit orang dan rumah-rumah yang jaraknya agak berjauhan antara satu dan yang lain diselingi tanah-tanah kosong yang dibiarkan begitu saja atau tidak ditanami.
ADVERTISEMENT
Bandara Jose Marti sendiri terletak di pinggir Kota Havana atau sekitar 20 menit (19 kilometer) dari Havana. Ketika memasuki Kota Havana, mulai terlihat rumah-rumah yang tertata apik.
Kota Havana, dengan penduduk berjumlah 2,1 juta jiwa dan luas sekitar 782 kilometer persegi, merupakan kota terpadat di Kuba. Kota Havana sendiri terdiri dari Kota Tua dan 'Neuvo Havana', atau Havana Baru dan Old Havana atau Kota Tua.
Rumah bergaya mediteranian di Quinta Avenida, Havana, Kuba (Foto: Koleksi pribadi)
Neuvo Havana hanyalah sekadar nama, bukan berarti Kota Havana yang betul-betul baru dibangun. Sebagian besar rumah-rumah dan gedung di wilayah Neuvo Havana merupakan bangunan yang dibangun sekitar tahun 1900-an hingga di era Presiden Fidel Castro.
ADVERTISEMENT
Di wilayah ini terdapat area di mana berdiri rumah-rumah besar bak istana dengan halaman luas dan kolam renang pribadi. Rumah-rumah tersebut merupakan bekas rumah orang-orang kaya di zaman Presiden Batista. Sebagian di antaranya dimiliki orang-orang kaya AS.
Ketika Presiden Fidel Castro mulai berkuasa tahun 1959, aset-aset orang Amerika menjadi milik negara sementara pemiliknya kembali ke AS.
Di Neuvo Havana terdapat pula area di mana terdapat bangunan dan rumah milik kelas menengah dengan luas bangunan dan halaman yang lebih kecil. Arsitektur rumah-rumah tersebut berupa rumah tingkat dua dengan gaya mediterania di mana pemilik rumah di setiap lantainya berbeda.
Bangunan-bangunan tersebut merupakan bangunan tua namun masih terlihat kokoh.
ADVERTISEMENT
Tata kota di Neuvo Havana sangat apik dan dibangun per blok sehingga memudahkan seseorang mencari alamat. Arus kendaraan di jalan-jalan di sekitar blok-blok tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga semuanya satu arah. Pada dasarnya masyarakat Kuba sangat peduli dengan aturan lalu lintas.
Suatu kali ketika saya mengendarai mobil dengan arah yang salah seseorang tiba-tiba berteriak, “Contrario!” Artinya, “Hei, salah arah!” Teguran tersebut menyadarkan saya yang kemudian berbalik arah. Suatu kebiasaan dari masyarakat Kota Havana yang langsung memberikan teguran jika ada yang salah.
Malecon dari Kejauhan (Foto: Koleksi pribadi Tommy Butar-Butar)
Salah satu ikon Kota Havana adalah Malecon. Suatu area terbuka di pinggir pantai dengan trotoar luas untuk pejalan kaki dan tembok setinggi setengah hingga satu meter yang memisahkan jalan raya dengan laut. Fungsi tembok itu sendiri adalah untuk menahan air laut memasuki ke jalan raya.
ADVERTISEMENT
Malecon yang memanjang sepanjang 8 kilometer ini menghubungkan Neuvo Havana dengan Kota Tua. Jadi apabila akan menuju Kota Tua dari Neuvo Havana, kita akan melalui Malecon yang berada di sebelah kiri jalan dengan pemandangan laut yang sangat cantik.
Sementara di sebelah kanan berjajar bangunan-bangunan tua yang masih kelihatan cantik meskipun terlihat kusam bahkan sebagian di antaranya telah ambruk. Bangunan di sepanjang Malecon ini termasuk salah satu World Heritage UNESCO yang akan direstorasi dan dilestarikan. Sebagian mulai direstorasi dan sebagian lainnya masih menunggu proses restorasi.
Malecon banyak dikunjungi wisatawan bahkan merupakan tempat melepas lelah dan berjalan-jalan sore penduduk Kota Havana. Diujung Malecon menuju Kota Tua terdapat area yang lebih luas atau square di mana terdapat bangku-bangku untuk pengunjung berstirahat sambil menikmati suasana pantai dan bau air laut yang cukup menyengat.
ADVERTISEMENT
Burung-burung yang terbang berkelompok dan beriringan di atas Malecon menambah cantik pemandangan. Sejumlah penduduk juga melakukan aktivitas memancing di pinggiran tembok yang membatasi trotoar dengan laut. Sesekali melintas pula di sepanjang Malecon mobil-mobil tua yang menjadi ciri khas Kota Havana.
Apabila sore mulai tiba, air laut menjadi semakin ganas menerjang tembok pembatas. Pengunjung pun harus sedikit menjauh apabila tidak ingin terpercik air laut yang membuat baju yang dikenakan menjadi basah. Pemandangan laut yang cantik dan suara deburan air laut ini sangat membantu menyegarkan pikiran.
Tidak heran jika di setiap malam minggu tempat ini menjadi tempat berkumpul penduduk Havana. Sekelompok orang bergerombol untuk mengobrol dan bermain domino dan kelompok lainnya menari salsa. Muda-mudi yang sedang memadu kasih, telah pula menjadi pemandangan yang biasa.
ADVERTISEMENT
Karena letaknya yang berada di pinggir teluk Havana, pengunjung dapat melihat Benteng Moro yang dibangun Spanyol tahun 1589 dari kejauhan. Benteng tersebut berdiri kokoh di sisi teluk yang lainnya.
Di trotoar di sepanjang Malecon yang berbatasan dengan laut tidak ada pedagang atau warung-warung yang menjajakan makanan, sehingga tidak menutupi pandangan pengunjung untuk menikmati pemandangan ke arah laut. Siapa saja yang ingin menikmati indahnya suasana pantai, dapat berkunjung ke Malecon tanpa dipungut bayaran.
Benteng Moro (Foto: Shuttlestock)
Sementara, mobil-mobil pengunjung diberikan tempat parkir khusus di luar area Malecon. Masih ingatkah dengan film Fast and Furious 7? Khususnya pada bagian di mana Vin Diesel dan Paul Walker beradu balap dengan mobil tua.
ADVERTISEMENT
Nah jalan besar yang digunakan untuk shooting balapan mobil itu adalah jalan di sepanjang Malecon. Tempat ini juga menjadi tempat favorit tamu-tamu negara Pemerintah Kuba termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada bulan September tahun 2006 ketika Presiden SBY menghadiri KTT Nonblok ke-14 di Havana, Presiden dan rombongan sempat pula melakukan lari pagi di sepanjang Malecon. Posisi Malecon memang sangat strategis dan terletak berdekatan dengan hotel-hotel bintang lima tempat tamu-tamu negara menginap.
Malecon mulai dibangun tahun 1901 pada saat pemerintah militer Amerika Serikat di Kuba selesai tahun 1952 di era Presiden Fulgencio Batista. (Catatan: Pemerintahan sementara ini dibentuk setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898 ketika Spanyol menyerahkan Kuba kepada Amerika Serikat).
ADVERTISEMENT
Di saat musim 'hurricane' tiba, biasanya di bulan Juni sampai November dengan puncaknya di bulan Agustus dan pertengahan Oktober, tembok sepanjang Malecon tidak dapat menahan melimpahnya air laut sehingga jalan raya di sepanjang Malecon menjadi banjir dan tidak dapat dilalui.
Jika hal tersebut terjadi, Pemerintah Kota Havana pun akan menutup Malecon untuk sementara waktu.
Dari tata kota dan arsitektur bangunan-bangunan di Kota Neuvo Havana sebagaimana diceritakan di atas terlihat sisa-sisa kecantikan Kota Havana di masa lalu. Menurut catatan, Kota Havana di tahun 1930 dan 1940-an merupakan kota modern yang menjadi tempat para selebriti dan orang kaya AS menghabiskan liburannya.
Di ujung Malecon terdapat pelabuhan Kota Havana yang letaknya berseberangan dengan kota tua Havana. Jika ingin menyusuri kehidupan masa lalu berkunjunglah ke Old Havana. Kota Tua ini dipenuhi bangunan bersejarah abad ke-15 hingga 19. Sesi Kota Tua ini akan saya ceritakan pada tulisan berikutnya.
ADVERTISEMENT