Wisata Religi: Mengulik Jejak Sang Reformis di Astana Oetara

Dina Putri
Mahasiswa Univesitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
25 November 2022 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dina Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berwisata tidak melulu untuk mengunjungi tempat - tempat yang penuh spot foto dan pemandangan alam, sesekali kita juga dapat berkunjung ke tempat yang berhubungan dengan kepercayaan dan sejarah seperti Astana Oetara yang terletak di jalan Nayu, Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Makam Astana Oetara. Sumber: dokumentasi Muhammad Alif
Keberadaan Astana Oetara memang tidak jauh dari pusat kota, namun cukup “hidden gem” karena harus memasuki gang bercabang yang cukup sulit ketika dibaca melalui google maps. Dari namanya saja sudah tampak berbau jawa atau keraton bukan? Astana Oetara atau Pasarean Giri Yasa ini adalah tempat disemayamkannya KGPAA Mangkunegara VI beserta jajarannya.
ADVERTISEMENT

Mengenal Sang Reformis

Patung KGPAA Mangkunegara VI. Sumber: dokumentasi pribadi
KGPAA Mangkunegara VI yang dijuluki sebagai sang Reformis karena dengan pada masa jabatannya beliau mampu mengatasi krisis keuangan, mendorong kemajuan pendidikan, dan mendukung kesetaraan gender. Beliau juga mendapatkan gelar Ridder in de Order van den Nederlandsche Leeuw oleh Ratu Emma ketika menjalankan kuasa penuh untuk menjadi pemimpin di Istana Mangkunegaran.
Sebenarnya kenaikan tahta KGPAA Mangkunegara VI bertujuan untuk menjadi pengganti sementara putra mahkota karena KGPAA Mangkunegara V wafat. Kondisi politik dan keuangan istana Mangkunegaran dalam keadaan buruk kala itu, sehingga KGPAA Mangkunegara VI harus berjuang bahkan merelakan sebagian gaji untuk mengurangi beban istana. Karena jasa - jasa KGPAA Mangkunegara VI tersebut, maka banyak sekali peziarah yang datang untuk mendoakan.
Benda peninggalan KGPAA Mangkunegara VI. Sumber: dokumentasi pribadi
Di Astana Oetara yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui SK Walikota Surakarta nomor 432.22/50.1 tahun 2021 ini, tidak hanya berziarah saja yang dapat kita lakukan namun wisatawan juga dapat belajar mengenai sejarah dan budaya peninggalan KGPAA Mangkunegara VI melalui galeri kecil yang ada di sebelah pendopo. Galeri tersebut berisi foto, keris, brankas baja yang umurnya ratusan tahun, dan peninggalan lain seperti surat perjanjian dan silsilah raja - raja.
Pendopo Astana Oetara. Sumber: dokumentasi pribadi
Terdapat fakta menarik yang ada di Astana Oetara ini yaitu pendopo yang berdiri kokoh di Astana Oetara merupakan bangunan yang dipindahkan dari jalan Slamet Riyadi dengan arsitektur, plafon, dan lantai yang masih autentik sejak ratusan tahun silam. Pendopo tersebut difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu dan macapatan setiap malam jumat.
ADVERTISEMENT
Berkunjung ke Astana Oetara ini terasa sangat eksklusif. Mengapa terasa eksklusif? Karena berbeda dengan makam - makam lain yang menjadi destinasi wisata religi, Astana Oetara ini sangat steril tidak ada kotak infak dan pengemis yang dapat ditemui setiap langkah kaki. Sebagai gantinya hanya mengisi buku tamu dan sumbangan seikhlasnya apabila berkenan.
Astana Oetara jika dikategorikan masih dalam bentuk potensi destinasi wisata religi, banyak sekali aspek yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Berdasarkan pernyataan dari juru kunci Astana Oetara Bapak Heri, memang destinasi ini masih dalam tahap pengembangan dengan kerja sama pemerintah. Tentu dengan dikembangkannya potensi yang ada di Astana Oetara, nantinya tempat ini dapat menjadi destinasi wisata religi yang kaya akan edukasi sejarah, seni, dan budaya. Menarik untuk dikunjungi bukan?
ADVERTISEMENT