Konten dari Pengguna

Kurikulum Pesantren : Penentu Arah dan Tujuan Pendidikan Islami

Dinah Mahmudah 'Alimah
Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta
22 Oktober 2024 12:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinah Mahmudah 'Alimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Kurikulum Pesantren (Dibuat Oleh Pribadi Menggunakan Aplikasi Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Kurikulum Pesantren (Dibuat Oleh Pribadi Menggunakan Aplikasi Canva)
ADVERTISEMENT
Kurikulum memainkan peran sentral dalam sistem pendidikan pesantren di Indonesia. Sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta metode pendidikan yang digunakan di pesantren, kurikulum menentukan arah dan tujuan pendidikan islami baik dalam aspek akidah, aklak, maupun ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
A. Kurikulum sebagai Penentu Arah Pendidikan Islam
Kurikulum sampai saat ini masih hangat untuk diperbincangkan, termasuk dalam konteks pesantren. Kurikulum pesantren memegang peran penting dalam dunia pendidikan Islam karena kurikulum inilah yang menentukan arah, isi, dan proses pendidikan yang diberikan kepada santri. Pada akhirnya, kurikulum juga menentukan macam dan kualifikasi lulusan pesantren, yang diharapkan menjadi pribadi beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Dalam pendidikan pesantren, kurikulum merupakan sistem yang membimbing santri untuk tidak hanya memahami ilmu-ilmu agama tetapi juga membentuk kepribadian Islami. Kurikulum pesantren mencakup pembelajaran tentang tafsir, hadits, fiqh, serta tasawuf, yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu mencetak pribadi yang berakhlak mulia dan taat kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman bagi para pengelola pesantren dalam menentukan isi dan urutan materi pendidikan, serta memberikan pegangan tentang proses pembelajaran. Seperti halnya dalam pendidikan umum, kurikulum di pesantren juga berperan dalam memberikan panduan bagi pengembangan kurikulum yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
B. Tujuan Pendidikan Di Pesantren
Tujuan pendidikan di pesantren berfokus pada pembentukan karakter spiritual dan moral santri melalui berbagai aspek pendidikan Islam. Beberapa tujuan utamanya meliputi:
1. Mengembangkan Keimanan dan Ketakwaan : Pesantren bertujuan untuk mendidik santri menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta mampu mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan Akhlak dan Moral : Pesantren menekankan nilai-nilai moral, seperti kesederhanaan, keikhlasan, persaudaraan, dan komitmen terhadap ajaran Islam, yang bertujuan membentuk santri yang berakhlak mulia.
ADVERTISEMENT
3. Mempersiapkan Santri Mandiri : Selain pendidikan agama, pesantren juga mengajarkan keterampilan praktis dan pelatihan yang bertujuan untuk menjadikan santri mampu mandiri secara ekonomi dan sosial, sehingga dapat berkontribusi dalam masyarakat.
4. Pendidikan Komprehensif : Pesantren tidak hanya menekankan pada ilmu agama, tetapi juga memasukkan keterampilan umum dan pendidikan formal yang mengacu pada sistem pendidikan nasional, untuk menghasilkan santri yang mampu bersaing di dunia modern.
C. Peran Kurikulum Pesantren dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dalam jurnal tersebut, peran kurikulum pesantren dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ditekankan melalui upaya pesantren untuk beradaptasi dengan tuntutan modernitas dan kebutuhan masyarakat. Peran kurikulum pesantren dalam pengembangan SDM meliputi:
1. Penggabungan Pendidikan Agama dan Umum : Dengan merevisi kurikulum, pesantren tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga memasukkan mata pelajaran umum. Hal ini bertujuan untuk membekali santri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja modern, sehingga mereka mampu bersaing di masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan Keterampilan Santri : Kurikulum pesantren berperan dalam membentuk individu yang tidak hanya beriman dan berakhlak, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang relevan, seperti melalui pendirian lembaga pendidikan formal (madrasah, SMK) yang mengadopsi sistem pendidikan nasional.
3. Penyelarasan dengan Tantangan Zaman : Pesantren berperan dalam mempersiapkan santri menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi. Kurikulum dikembangkan agar santri tidak hanya memiliki pengetahuan agama, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat modern.
Kurikulum pesantren berkontribusi dalam menghasilkan SDM yang kompeten secara spiritual dan intelektual, yang siap untuk berpartisipasi dalam kemajuan masyarakat,
D. Perkembangan Kurikulum Pesantren di Indonesia
Perkembangan kurikulum di pesantren dalam konteks tantangan modernitas dan perubahan sosial. Fokus utama adalah bagaimana pesantren beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui dua cara:
ADVERTISEMENT
1. Revisi kurikulum dengan memasukkan mata pelajaran umum di samping pelajaran agama.
2. Pembukaan lembaga pendidikan umum di bawah sistem nasional, seperti madrasah dan SMK, untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pendidikan formal.
Secara filosofis, dinamika ini diuraikan dalam tiga corak utama pesantren:
a. Tradisionalis : Mempertahankan nilai-nilai klasik seperti tasamuh, tawasut, ta'adul, dan tawazun, yang diikuti oleh pesantren tradisional dengan pendekatan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
b. Modernis : Pesantren yang mendorong perubahan, mengkritisi tradisi lama yang dianggap tidak relevan dengan konteks masa kini.
c. Revivalis : Pesantren yang memiliki kecenderungan untuk memahami dan mengamalkan Islam secara murni, bebas dari interpretasi parsial atau tradisi yang tidak sesuai dengan sumber-sumber utama Islam.
Pesantren menghadapi perubahan pendidikan melalui penyesuaian terhadap kemajuan teknologi, globalisasi, dan kebutuhan masyarakat modern. Selain itu, pesantren yang lebih modern menekankan pada penggabungan pendidikan agama dengan keterampilan umum untuk membekali santri menghadapi dunia luar.
ADVERTISEMENT
E. Tantangan dan Prospek Ke Depan
Walaupun kurikulum pesantren memiliki peran penting dalam menentukan arah pendidikan Islami, pesantren di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga relevansi pendidikan Islam dalam menghadapi modernisasi dan teknologi. Pesantren perlu terus berinovasi dalam pengembangan kurikulumnya agar dapat menjawab kebutuhan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional Islam.
Selain itu, kesenjangan kualitas antara pesantren di perkotaan dan pedesaan juga menjadi tantangan yang perlu diperhatikan. Pesantren diharapkan dapat terus beradaptasi dan berkembang, sehingga lulusan pesantren tidak hanya mahir dalam ilmu agama, tetapi juga mampu bersaing dalam dunia global yang semakin kompetitif.
Kesimpulan
Kurikulum pesantren memainkan peran sentral dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan Islami. Dengan kurikulum yang terstruktur dengan baik, pesantren dapat mencetak generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Meskipun tantangan terus ada, dengan inovasi dan adaptasi yang tepat, kurikulum pesantren diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi pilar penting dalam pengembangan sumber daya manusia Islami di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penulis :
Dinah Mahmudah 'Alimah (Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)
Referensi :
Arifai, Ahmad. “Pengembangan Kurikulum Pesantren, Madrasah Dan Sekolah.” Raudhah Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 3, no. 2 (2018): 13–20. https://doi.org/10.48094/raudhah.v3i2.27.
Zaini Tamin. “Dinamika Perkembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren; Satu Analisis Filosofis.” El-Banat: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam 8, no. 1 (2018): 1–21. http://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/elbanat/article/view/2978.