Konten dari Pengguna

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pasar Modal di Indonesia

Dina Rahmayani
Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
2 Januari 2021 20:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dina Rahmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pasar Modal di Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus corona yang berasal dari China. Virus corona menyebabkan kepanikan di China.Bukan hanya kepanikan di China melainkan di dunia sebab wabah covid ini menyebar hampir di setiap negara.Akibat lainnya, banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Tidak hanya perusahaan saja yang tutup, ribuan tempat usaha makanan/minuman juga terpaksa tutup. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan status gawat darurat global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan wabah virus ini. Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja akan tetapi juga waspada terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia. Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus corona, diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi global di awal tahun 2020 mulai menunjukkan gejala penurunan, dimulai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi di negara maju, bahkan hingga negara berkembang. Keadaan tersebut semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid 19 yang dialami hampir seluruh negara di dunia, World Trade Organization (WTO) mencatat 80 negara telah menerapkan pembatasan ekspor.
Bursa Efek Indonesia mendefinisikan pasar modal (capital market) sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Selama masa pendemi bursa saham dari berbagai negara terpantau melemah sepanjang Maret dan April 2020. Penurunan itu masih dipicu penyebaran virus corona. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee (2020), penetapan status virus corona sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambah kekhawatiran pasar sehingga menekan pergerakan saham. Penurunn tersebut terjadi karena berkurangnya orang dalam melakukan investasi didalam melakukan penanaman saham.
ADVERTISEMENT
Dalam pengurangan penyebaran virus corona, sejumlah negara melakukan lockdown (isolasi) di beberapa kota yang positif terinfeksi virus corona misalnya Indonesia. Dengan isolasi berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi regional. Saat ini, didalam melakukan pasar dagang menunggu stimulus ekonomi guna meminimalkan dampak virus corona kepada ekonomi. Salah satunya dilakukan terhadap kebijakan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump mengusulkan kebijakan stimulus fiscal senilai 2 triluin dolar.
Wabah Covid-19 berdampak didalam sektor pereekonomi. Ketika semakin banyak pekerja yang terinfeksi maka semakin banyak pula biaya untuk perawatan dan juga biaya produksi yang ditanggung oleh negara. Resiko terhadap kesehatan semakin tinggi dan secara ekonomi akan mempengaruhi tingkat produktivitas biaya perawata.
Dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi agar tetap berjalan di tengah krisis ekonomi akibat wabah covid -19, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan stimulus yang terangkum ke dalam 3 stimulus yaitu stimulus fiskal, non fiskal dan sektor ekonomi. Ketiga stimulus tersebut berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam bidang usaha, bisnis, pajak dan sebagainya. Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani perlu terus berkoordinasi bersama sejumlah institusi seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan serta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
ADVERTISEMENT
Secara eksternal, pandemic Covid-19 di Cina dan Spanyol ikut mempengaruhi dinamika pasar modal di Indonesia (indeks IHSG). Demikian juga dinamika pasar saham di Hongkong (Hangseng), London (FTSE100) dan News York (NASDAQ). Pandemi civid di Indonesia, Cina, dinamika pasar saham Nasdaq di New York, dan kebijakan social dintancing (WFH dan PSBB) berdampak negatif terhadap pergerakan indeks saham IHSG. Sementara pandemic di Spanyol, dinamika pasar modal di Hongkong (Hangseng) dan London (FTSE100) justru berdampak positif terhadap kondisi pasar modal di Indonesia (BEJ).