Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenang Ayah yang Telah Pergi
10 Juni 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Dinara Rona Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ayah sering kali datang menghampiri pikiran saya ketika malam datang dan kesunyian menyelimuti. Saya sebagai seorang putri yang telah kehilangan sosoknya,sekarang hanya bisa mengenangnya melalui foto, video, dan kenangan yang hanya tersimpan di memori kepala saya.
ADVERTISEMENT
Ayah dikenal sebagai sesosok yang cukup aktif berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan kami. Ia menjadi cukup dikenal di lingkungan rumah kami karena hal itu, terutama pada saat ayah saya menjadi petugas siaga COVID 19 di perumahan kami pada pandemi lalu.
ADVERTISEMENT
Orang-orang juga sering bertemu dengannya di Masjid pada saat ibadah salat maghrib dan isya berjamaah. Ayah dikenal sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun tidak sulit untuk diajak berteman. Beberapa teman Ayah pun mengakui bahwa Ayah adalah sosok yang cukup kaku, tetapi Ayah adalah orang yang tepat jika mereka ingin bercerita dan membutuhkan pendapat.
Ayah adalah sosok yang cukup religius, ia selalu melaksanakan salat wajib beserta sunnahnya secara tepat waktu. Ia juga tidak pernah ketinggalan untuk mengingatkan anggota keluarganya untuk mengaji dan berperilaku baik kepada siapapun, walau tidak semua orang berlaku baik pada kami, kami tidak boleh membalasnya dengan hal buruk juga.
Keluarga kami bukan lah keluarga bergelimang harta yang bisa senantiasa membeli segala hal yang kami inginkan. Hal ini tidak membuat Ayah saya menjadi pelit dan perhitungan. Ia selalu mengajarkan saya dan seluruh anggota keluarga saya bahwa sedekah tidak akan membuat kami menjadi kesulitan, bersedekahlah dengan ikhlas dan jangan pernah untuk mengharapkan imbalan dari apa yang sudah kami sedekahkan saat itu.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang juga Ayah memaksakan untuk membantu orang lain disaat dirinya sendiri sedang dalam kesulitan. Walau kadang hal tersebut justru membuatnya semakin kesulitan, ia tidak pernah mengeluh dan selalu ikhlas dalam membantu orang-orang yang meminta pertolongannya.
Saya masih ingat malam dimana Ayah saya menghembuskan nafas terakhirnya. Malam itu saya sudah tertidur dan mendengar teriakan ibu saya memanggil saya dan saudara-saudara saya yang lain, kebetulan malam itu beberapa sepupu saya dari pihak ibu datang menginap.
Awal keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga menuju kamar orang tua saya, saya masih belum sepenuhnya sadar dan cenderung jengkel karena dibangunkan dengan teriakan. Di anak tangga terakhir saya baru sepenuhnya sadar karena melihat wajah Adik saya yang pias dan menunjuk ke arah kamar orang tua kami.
ADVERTISEMENT
Malam itu keadaan rumah sangat kacau, setelah melihat kondisi Ayah saya yang terlihat tidak bisa bernafas, saya berlari ke arah rumah tetangga saya yang juga merupakan teman Ayah. Saat berlari itu saya sempat melirik ke arah jendela balkon rumahnya yang ternyata belum tertutup, menandakan bahwa teman Ayah saya belum tidur.
Karena Ayah adalah sosok yang cukup dikenal, pada hari kepergiannya cukup banyak orang yang datang untuk sekedar memberikan bela sungkawa, tidak hanya dari lingkungan rumah kami saja melainkan dari lingkungan masa kecil dan muda ayah sebelum berkeluarga dan memutuskan untuk tinggal di Jakarta.
Sekarang meski Ayah telah tiada, setiap kenangan bersamanya selalu hidup dalam hati. Saya beberapa kali mengunjungi makamnya, berbicara seakan ia masih bisa mendengar. Saya menceritakan semua hal yang terjadi, seperti dulu ia mendengarkan cerita saya di jalan menuju rumah saat pulang sekolah. Disitulah saya dapat merasakan kembali cinta dan semangat yang ia tanamkan tetap hidup dalam diri saya.
ADVERTISEMENT
Ayah mungkin tidak meninggalkan harta melimpah, tapi ia memberikan warisan yang jauh lebih berharga seperti nilai-nilai kehidupan. Dari Ayah, saya belajar tentang integritas, kerja keras, dan pentingnya memperlakukan orang lain dengan baik. Ia selalu menekankan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah dari apa yang kita miliki, melainkan dari siapa kita dan bagaimana kita menjalani hidup.
Meski dengan segala keterbatasan, Ayah selalu memastikan saya mendapatkan pendidikan terbaik yang ia mampu berikan. Karena menurut Ayah pendidikan bukan hanya membuka pintu peluang, tetapi juga membentuk karakter dan cara pandang saya terhadap dunia.
Banyak hal yang dikatakan Ayah saya terbukti benar, seperti halnya pentingnya pendidikan dan kebiasaan baik pada setiap orang yang kita temui. Pentingnya pendidikan dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat menentukan cara pandang kita pada orang lain dan sebuah peristiwa. Semakin tinggi dan baiknya pendidikan akan semakin mencerminkan kita dalam mengambil suatu keputusan atau memberikan opini maupun tanggapan dalam suatu hal.
ADVERTISEMENT
Itu adalah warisan paling penting yang diberikan Ayah saya kepada saya dan keluarga yang ditinggalkan. Pendidikan dan ilmu tentang pentingnya untuk selalu memiliki adab yang baik kapan pun, dimanapun.
Masih banyak hal lain yang ingin saya ungkapkan untuk Ayah, bagaimana Ia selalu bisa membuat saya teringat dalam setiap akan membuat keputusan di hidup saya. Belum banyak hal yang bisa membuat Ayah saya bangga kepada saya sebelum dia pergi, tetapi ia sudah berhasil menjadi sosok Ayah yang bisa dibanggakan dan dikenang seluruh kebaikannya.
Dalam tulisan ini, saya ingin mengirimkan cinta dan penghormatan kepada Ayah. Untuk siapapun pembaca yang terhormat, terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengenal sosok yang begitu berharga bagi saya.
ADVERTISEMENT
Kehilangan memang meninggalkan luka, tapi kenangan memberikan kekuatan. Dan selama kenangan itu hidup, cinta Ayah akan selalu menyertai setiap langkah saya. Terima kasih, Ayah, untuk semua yang telah kau berikan. Engkau akan selalu menjadi pahlawanku, sekarang dan selamanya.