Ngabuburit Berpenghasilan ala Anak Muda di Koja, Jakarta Utara

DINDA CHARMELITA
Undergraduate Journalism Student of Padjadjaran University
Konten dari Pengguna
22 April 2022 19:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DINDA CHARMELITA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa anggota Karang Taruna sedang mengatur kendaraan di Pasar Ramadan Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Foto: Dinda Charmelita
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa anggota Karang Taruna sedang mengatur kendaraan di Pasar Ramadan Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Foto: Dinda Charmelita
ADVERTISEMENT
Di kalangan anak muda, istilah ngabuburit pastinya sudah tidak asing lagi. Ngabuburit bahkan telah menjadi kegiatan yang khas di bulan Ramadan untuk menunggu azan maghrib berkumandang. Berbagai aktivitas pun dapat dilakukan, seperti berburu takjil, jalan-jalan santai, atau sekadar berkumpul bersama teman dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Bagi warga Koja, sepanjang Jalan Buritan dan Cemara Angin adalah salah satu destinasi ngabuburit terfavorit untuk mencari makanan dan minuman berbuka puasa. Beragam hidangan dapat ditemukan di Pasar Ramadan ini, mulai dari batagor, aneka gorengan, es buah, es cincau dan masih banyak lagi. Mudahnya akses ke pasar yang terletak di pinggir jalan ini pun turut membuat semakin banyak warga yang datang berbelanja. Namun, banyaknya pembeli yang memadati jalan tak jarang menimbulkan kemacetan hingga kendaraan sulit melintas dan membatasi ruang gerak pejalan kaki.
Berbeda dengan kegiatan ngabuburit pada umumnya, anak-anak muda di Kecamatan Koja, Jakarta Utara justru memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh anggota Karang Taruna Kelurahan Rawa Badak Utara. Mereka mengisi waktu ngabuburit dengan menjaga kelancaran lalu lintas jalan di sekitar Pasar Ramadan tersebut sebagai panitia.
ADVERTISEMENT
Berbekal peluit dan name tag, kumpulan pemuda berusia 16-20 tahunan ini berbaris di sisi-sisi jalan sejak pukul 15.00 WIB dan mulai memantau keadaan jalan. Ketika ada kendaraan yang berhenti atau parkir di sembarang tempat, mereka akan mengatur dan mengarahkan pengendara ke tempat parkir yang seharusnya sehingga tidak menghalangi akses kendaraan lain. Sementara itu, anggota perempuan bertugas untuk mengumpulkan uang retribusi dari para pedagang di pasar ini.
Sambil mengatur jalan, mereka juga sering kali membantu warga yang ingin menyeberang di tengah ramainya kendaraan yang berlalu-lalang. Beberapa anggota pun akan bergantian menyusuri pasar untuk mengumpulkan uang kebersihan dari para pedagang. Saat menjelang berbuka puasa, sekitar pukul 17.55 WIB, mereka segera kembali ke rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Uang yang telah dikumpulkan nantinya akan disimpan sebagai kas Karang Taruna dan sebagiannya akan dibagikan kepada panitia yang bertugas. Meskipun pendapatan mereka baru diberikan di akhir bulan Ramadan dan tidak sebanyak sebelum pandemi, mereka mengaku senang dapat membantu memelihara suka cita Ramadan di lingkungan rumah mereka. Tegar Arya, salah satu anggota Karang Taruna yang bertugas mengungkapkan alasannya berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Suka aja bantu-bantu warga kaya gini karena daripada gabut (tidak melakukan aktivitas apa pun) di rumah nungguin buka puasa, mendingan ikut ini sambil ngabuburit dan bisa sekalian nyari penghasilan tambahan. Enak juga kerjanya sama teman-teman sekitar rumah, jadi ga kerasa berat,” ujar pelajar berusia 18 tahun ini.
Bukan hanya soal pendapatan, para anggota juga mengikuti kegiatan ini untuk tetap aktif bersosialisasi dan memperkuat rasa solidaritas antar anggota Karang Taruna. Menurut Tegar, di masa pandemi ini mereka tidak bisa berkumpul sesering sebelumnya, maka bulan Ramadan menjadi momen yang tepat untuk kembali bersuka cita bersama dengan aktivitas yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun sebelumnya, kegiatan serupa juga sudah dilakukan. Ketika Pasar Ramadan ini masih digelar di lapangan bola Sarana, anak muda setempat bekerja sama dengan pengurus RW untuk berbagi tugas mengurus karcis masuk, lahan parkir, pendataan pedagang, dan lain-lain. Namun, semenjak pandemi lapangan tersebut tidak lagi dipergunakan akibat aturan menjaga jarak antar pedagang dan keterbatasan lahan. Meskipun demikian, berpindahnya lokasi Pasar Ramadan tidak menghentikan usaha muda-mudi ini dalam membantu warga menertibkan pasar dan menentramkan suasana Ramadan di wilayah setempat.
Dengan adanya kegiatan positif dari anak-anak muda ini, warga sekitar juga merasa sangat terbantu. “Saya senang karena anak muda di sini punya inisiatif untuk bekerja sama melakukan hal yang berdampak baik bagi warga selama bulan Ramadan. Kami sebagai pejalan kaki juga dapat lebih leluasa berbelanja karena kepadatan kendaraan di jalan bisa mereka minimalisir,” ungkap Widya Sri (58), salah seorang warga setempat. Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi tradisi bagi anak muda di Rawa Badak Utara setiap bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT