Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN UNDIP Ajak KWT Membuat Perangkap Hama Ramah Lingkungan

Adinda Tiara Permatasari
saya adalah seorang mahasiswi prodi Agroekoteknologi di Universitas Diponegoro
19 Agustus 2024 11:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Tiara Permatasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lampiran 1. Foto bersama ibu-ibu KWT Dusun Ngabean
zoom-in-whitePerbesar
Lampiran 1. Foto bersama ibu-ibu KWT Dusun Ngabean
ADVERTISEMENT
Universitas Diponegoro, Kabupaten Magelang – Universitas Diponegoro senantiasa menggencarkan komitmennya terhadap tridharma perguruan tinggi melalui aksi nyata. Salah satu gerakan yang dibuat oleh Universitas Diponegoro untuk mewujudkan komitmen tersebut yaitu dengan diselenggarakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikemas dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
KKN UNDIP secara rutin diadakan setiap tahun dengan melibatkan setiap mahasiswa yang mengambil program pendidikan S1 beserta dengan civitas akademika. Pelaksanaan KKN Tim II UNDIP 2023/2024 dilaksanakan pada 12 Juli – 21 Agustus 2024. Penerjunan mahasiswa KKN sejumlah 7.254 mahasiswa dibagi ke dalam 11 kabupaten dan 1 kota di Jawa Tengah.
Desa Munengwarangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang menjadi salah satu lokasi penempatan mahasiswa KKN Tim II UNDIP untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Desa Munengwarangan memiliki potensi yang tinggi di bidang pertanian, peternakan, dan pariwisata.
Salah satu mahasiswa KKN di Desa Munengwarangan bernama Adinda Tiara Permatasari dari program studi Agroekoteknologi, Universitas Diponegoro membuat program kerja terkait dengan bidang pertanian. Penyuluhan pengendalian hama secara mekanik dengan memanfaatkan botol plastik bekas sebagai perangkap hama yellow sticky trap menjadi salah satu pilihan program kerja untuk disosialisasikan kepada warga desa. Alasan dipilihnya program kerja tersebut yaitu karena pengendalian hama seperti kutu kebul, lalat buah, dan ngengat yang kerap kali menyerang tanaman cabai, kol, dan tomat milik petani di Desa Munengwarangan masih sangat bergantung pada pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan apabila diaplikasikan secara terus menerus, tutur mahasiswa Pertanian UNDIP tersebut.
ADVERTISEMENT
Lampiran 2. Sosialisasi dan praktik pembuatan perangkap hama yellow sticky trap
Pelaksanaan program kerja penyuluhan dan pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap dari botol plastik bekas dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Juli 2024. Pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap diwakilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Rejeki di Dusun Ngabean. Penyuluhan kepada ibu-ibu KWT diawali dengan pemaparan materi terkait perangkap hama yellow sticky trap serta manfaat dan keunggulannya untuk mengendalikan hama. Sesi berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab bersama ibu-ibu KWT mengenai materi yang telah diberikan. Penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan perangkap hama secara langsung bersama ibu-ibu KWT.
Sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama diikuti oleh ibu-ibu KWT dengan antusiasme yang tinggi. Ibu-ibu KWT dengan aktif bertanya mengenai kegunaan, proses pembuatan, dan cara pemasangan perangkap hama di lahan.
Lampiran 3. Hasil pengecatan yellow sticky trap menggunakan gelas plastik
Hasil dari sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap yang telah dilaksanakan bersama dengan ibu-ibu KWT yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pengendalian hama secara terpadu sehingga dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia pada tanaman. Mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan prototipe berupa perangkap hama yellow sticky trap yang terbuat dari botol plastik bekas dan brosur panduan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap. Dengan adanya sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama ini diharapkan masyarakat semakin paham terhadap teknik pengendalian hama secara terpadu tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sehingga lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan.
ADVERTISEMENT