Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pelajaran Demokrasi dari Korea Selatan untuk Indonesia
4 November 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dinda Tri Hapsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dinda Tri Hapsari*
Indonesia merupakan negara yang sudah beberapa dekade lalu berhasil mencapai masa kemerdekaan, menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas demokrasi di tengah dinamika sosial, ekonomi, dan politik. Di sini, saya akan mengajak kalian untuk melihat ke negara yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya sebagai inspirasi demokrasi di Asia yaitu Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Jejak Revolusi Korea Selatan menuju Gerbang Demokrasi
Pada tahun 1980, Korea Selatan memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda dari Indonesia di era sekarang. Saat itu mereka berada di bawah pemerintahan otoriter yang melakukan kebebasan sipil dan politik. Puncaknya adalah Gerakan Guangzhou tahun 1980 sebuah perlawanan besar-besaran dari masyarakat terhadap pemerintah militer yang korupsi dan menindas. Meskipun gerakan itu dipadamkan dengan kekerasan, tekad rakyat Korea Selatan untuk membangun demokrasi terus menggelora. hingga akhirnya di tahun 1987 menjadi tahun bersejarah bagi Korea Selatan karena terjadi aksi protes mahasiswa dan rakyat berhasil mendorong reformasi dan pemilihan umum yang bebas.
Perjuangan panjang ini menunjukkan bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam, namun butuh komitmen kuat dan konsistensi dari seluruh elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, pekerja hingga rakyat biasa. Kita dapat belajar banyak dari kegigihan mereka, terutama dalam memahami bahwa demokrasi bukanlah hadiah yang diberikan, melainkan sesuatu yang diperjuangkan bersama.
ADVERTISEMENT
Apa yang dapat dipelajari Indonesia?
Ada beberapa hal yang dapat Indonesia pelajari dari perjuangan Korea Selatan. Pertama, pentingnya partisipasi aktif dari berbagai kelompok masyarakat. Di Korea Selatan, peran mahasiswa dan organisasi masyarakat sangat kuat mereka berani bersuara bahkan dalam situasi yang mengancam nyawa. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya ruang berekspresi di Indonesia, khususnya bagi generasi muda untuk memperjuangkan hak mereka dan berpartisipasi dalam kebijakan publik tanpa takut tertekan.
Kedua, Korea Selatan membuktikan bahwa demokrasi harus terus dikawal. Mereka tidak berhenti ketika pemilu pertama yang bebas digelar. Demokrasi dijaga dengan membangun institusi yang kuat, mendorong kebebasan pers, dan menjaga kebebasan berekspresi. Indonesia dapat belajar bahwa kita harus berani memperkuat institusi demokrasi, melawan korupsi, dan terus menjaga agar kebebabsan berpendapat tidak hanya menjadi slogan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Korea Selatan mampu mengintegrasikan ekonomi dan demokrasi dengan sangat baik. Ekonomi mereka tumbuh pesat setelah transisi demokrasi, berkat reformasi dan komitmen untuk menciptakan sistem yang bersih dan transparan. Indonesia harusnya dapat melihat bahwa dengan demokrasi yang stabil, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan akan jauh lebih mudah tercapai.
Harapan untuk Indonesia
Menilik dari kisah Korea Selatan, saya merasa bahwa jalan menuju demokrasi sejati mungkin memang panjang dan penuh tantangan, namun bukan berarti mustahil untuk di capai. Indonesia sudah berada di jalur yang benar, tetapi kita harus belajar lebih banyak dan menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam setiap aspek kehidupan.
Korea Selatan menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, masyarakat dapat mengubah keadaan. Bagi Indonesia, inilah saatnya untuk kita menumbuhkan kembali semangat gotong royong, semangat yang dapat membangkitkan demokrasi sejati di negeri ini.
ADVERTISEMENT
*Penulis adalah Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Untirta.