Konten dari Pengguna

Etika Penyiaran dan Periklanan dalam Membangun Kepercayaan Publik

Dinda Wahyuni Putri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
11 November 2024 11:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Wahyuni Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar didesain sendiri oleh penulis https://www.canva.com/design/DAGSKHzkDlc/IuXwcjJKSQ2R2EdXChrErA/edit?utm_content=DAGSKHzkDlc&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
Gambar didesain sendiri oleh penulis https://www.canva.com/design/DAGSKHzkDlc/IuXwcjJKSQ2R2EdXChrErA/edit?utm_content=DAGSKHzkDlc&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
ADVERTISEMENT
Pengertian penyiaran
Penyiaran adalah penyaluran konten, baik itu berupa audio maupun video, kepada khalayak luas yang tersebar melalui media komunikasi massa elektronik apa pun. Biasanya, media komunikasi massa adalah media yang menggunakan spektrum elektromagnetik, yaitu gelombang radio, dalam model satu-ke-banyak dengan fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, alat kontrol sosia dll.
ADVERTISEMENT
Menurut Pengertian Penyiaran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran, Penyiaran adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, dilaut atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel, seratoptik, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima oleh masyarakat dengan pesawat penerima siaran radio dan/atau pesawat penerima siaran televisi atau perangkat elektronik lainnya dengan ataupun tanpa alat bantu
Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3: "Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia" (RG, 2018).
ADVERTISEMENT
Etika Penyiaran
Etika penyiaran adalah seperangkat prinsip moral yang mengatur cara penyiaran berita, informasi, dan hiburan di media massa, seperti televisi, radio, dan platform penyiaran digital. Karena media penyiaran memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi opini publik dan membentuk persepsi masyarakat, penting bagi penyiar untuk menjaga integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam setiap siaran. Etika penyiaran bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat, menjaga kredibilitas media, dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak merugikan atau menyesatkan.
Peiklanan
Periklanan adalah kegiatan menyampaikan pesan atau informasi tentang suatu produk, jasa, atau ide kepada khalayak dengan tujuan mempengaruhi khalayak untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, menggunakan jasa, atau mengubah persepsi. Kegiatan periklanan biasanya dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, internet, media sosial, majalah, dan papan reklame, dengan menggunakan berbagai teknik kreatif dan strategi untuk menarik perhatian dan membangun citra positif.
ADVERTISEMENT
Namun Iklan bukan hanya sebagai alat untuk mempromosikan produk atau layanan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun hubungan antara merek dan konsumen. Namun, kekuatan besar yang dimiliki iklan ini datang dengan tanggung jawab besar. Etika periklanan mengacu pada standar moral yang harus diikuti oleh pengiklan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak hanya efektif, tetapi juga jujur, adil, dan tidak merugikan masyarakat.
Dalam dunia yang dipenuhi oleh informasi dan hiburan, iklan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen secara signifikan. Tanpa etika, periklanan bisa menjadi alat yang sangat manipulatif dan merugikan. Oleh karena itu, etika periklanan tidak hanya penting untuk menjaga integritas industri, tetapi juga untuk melindungi konsumen dari klaim yang menyesatkan atau penyalahgunaan psikologis. Iklan yang tidak etis dapat menciptakan ketidakpercayaan, merusak reputasi merek, dan bahkan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat, seperti memperkuat stereotip atau mempromosikan perilaku merugikan.
ADVERTISEMENT
Prinsip-Prinsip Etika dalam Periklanan
1. Kejujuran dan Kebenaran
Salah satu pilar utama etika periklanan adalah kejujuran. Setiap iklan harus menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Penggunaan klaim yang berlebihan, tidak dapat dibuktikan, atau tersembunyi bisa merugikan konsumen dan merusak kredibilitas pengiklan. Contohnya, jika suatu produk mengklaim dapat menyembuhkan penyakit tertentu, iklan harus menyertakan bukti yang sah dan tidak berlebihan. Kejujuran dalam periklanan membantu membangun kepercayaan konsumen dan menjaga hubungan jangka panjang antara merek dan audiens.
2. Menghindari Eksploitasi dan Manipulasi
Iklan yang dirancang untuk mengeksploitasi kelemahan emosional atau psikologis konsumen dapat sangat merugikan. Contohnya adalah iklan yang memanfaatkan rasa takut atau kecemasan untuk menjual produk. Misalnya, iklan yang menyatakan bahwa seseorang akan ketinggalan atau merasa tidak berharga jika tidak membeli produk tertentu. Etika periklanan menuntut agar pengiklan tidak menggunakan taktik manipulatif yang dapat mengeksploitasi ketidakamanan, ketakutan, atau keputusasaan konsumen.
ADVERTISEMENT
3. Menghindari Diskriminasi dan Stereotip
Iklan harus menghormati semua kelompok sosial dan budaya tanpa menampilkan diskriminasi atau stereotip yang merugikan. Iklan yang mengasosiasikan produk atau layanan dengan karakteristik rasial, etnis, gender, atau sosial tertentu dapat memperkuat diskriminasi dan ketidaksetaraan. Sebagai contoh, iklan yang hanya menampilkan satu tipe tubuh atau satu standar kecantikan dapat memperburuk tekanan sosial pada individu untuk memenuhi standar tersebut. Etika periklanan menuntut inklusivitas dan penghargaan terhadap keragaman.
4. Keamanan dan Kesehatan Konsumen
Periklanan yang mempromosikan produk atau layanan yang dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan konsumen harus disampaikan dengan tanggung jawab. Misalnya, iklan yang mempromosikan produk alkohol atau tembakau harus disertai dengan peringatan yang jelas tentang dampak negatif penggunaan produk tersebut. Pengiklan juga perlu memastikan bahwa mereka tidak menyarankan penggunaan produk yang dapat merugikan atau berbahaya, terutama bagi anak-anak atau kelompok rentan.
ADVERTISEMENT
5. Transparansi dalam Pengungkapan
Pengiklan harus secara jelas mengungkapkan informasi yang relevan terkait produk atau layanan mereka, termasuk biaya tersembunyi, syarat dan ketentuan, serta kemungkinan risiko yang terkait dengan penggunaan produk. Misalnya, dalam iklan mengenai obat-obatan, pengiklan harus menyebutkan efek samping yang mungkin timbul. Transparansi dalam iklan tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap kejujuran tetapi juga memberikan perlindungan bagi konsumen agar dapat membuat keputusan yang lebih baik.
6. Menghormati Privasi Konsumen
Dalam era digital, pengiklan sering mengumpulkan data pengguna untuk menargetkan iklan secara lebih efektif. Namun, etika periklanan mengharuskan agar pengiklan menjaga privasi dan data pribadi konsumen. Pengiklan harus meminta izin terlebih dahulu jika mereka berniat menggunakan data konsumen untuk tujuan pemasaran dan memberikan pilihan kepada konsumen untuk mengontrol informasi yang mereka bagikan. Penyalahgunaan data pribadi untuk keuntungan komersial tanpa persetujuan adalah pelanggaran etika yang serius.
ADVERTISEMENT
7. Tanggung Jawab Sosial
Periklanan tidak hanya berfungsi untuk menjual produk, tetapi juga dapat berperan dalam mempromosikan nilai-nilai positif dalam masyarakat. Iklan dapat mendukung isu-isu sosial penting seperti kesadaran lingkungan, kesetaraan gender, dan keberagaman budaya. Pengiklan yang sadar etika dapat menggunakan platform mereka untuk mendidik masyarakat dan mempengaruhi perubahan sosial yang positif.
Etika penyiaran dan periklanan memegang peranan penting dalam menjaga kepercayaan publik dan mendukung terciptanya komunikasi yang sehat antara penyiar, pengiklan, dan audiens. Kedua sektor ini harus selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam setiap pesan yang disampaikan. Penyiaran yang jujur dan iklan yang transparan bukan hanya menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen, tetapi juga memperkuat integritas media itu sendiri. Oleh karena itu, para pelaku industri ini diharapkan senantiasa mengedepankan nilai-nilai etika agar informasi yang diterima masyarakat tetap bermanfaat, mendidik, dan tidak menyesatkan.
ADVERTISEMENT