news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Bukan Sekedar Kehilangan: Mengupas Dampak Fatherless Pada Anak

Dinda Zaskya Ramadhani
Mahasiswi Fakultas Kedokteran, Prodi Psikologi, Universitas Syiah Kuala
3 Maret 2025 23:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Zaskya Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-photo/father-his-daughter-spending-time-together_11904723.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=e6fbfbfe-5fee-4eb8-977e-d8170c1a1b6f&query=fatherless
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-photo/father-his-daughter-spending-time-together_11904723.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=e6fbfbfe-5fee-4eb8-977e-d8170c1a1b6f&query=fatherless
ADVERTISEMENT
Orang tua dalam keluarga memiliki peran penting untuk menjaga keharmonisan keluarga. Ayah yang merupakan kepala keluarga memiliki peran lebih dari sekedar mencari nafkah. Sosok ayah bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan materi anak seperti :
ADVERTISEMENT
1. Ayah sebagai teman bagi anak termasuk teman bermain,
2. Ayah berperan dalam memberi kasih sayang dan merawat anak,
3. Ayah berperan dalam Pendidikan, contohnya memberi teladan yang baik bagi anak dan membentuk karakter anak,
4. Sebagai pelindung dari resiko atau bahaya,
5. Membantu anak dan mendampingi anak jika mengalami kesulitan atau masalah,
6. Berperan dalam mendukung potensi keberhasilan anak.
Namun sayangnya tidak semua ayah dapat menjalankan perannya dengan baik. Ketika peran ayah hilang atau tidak hadir maka akan menimbulkan ketidakseimbangan pada perkembangan psikologis anak (junaidin, dkk, 2023).
Fatherless merupakan ketiadaan peran atau figur ayah dalam kehidupan perkembangan anak. Ketiadaan peran ayah berupa ketidakhadiran secara fisik, psikologis, dan emosional dalam kehidupan anak ( Dasalinda & karneli, 2021). Fatherless bukan merupakan permasalahan yang hanya terjadi di Indonesia melainkan permasalah Internasional. Menurut lerner (2011) Individu yang mengalami kondisi fatherless adalah ketika mereka tidak memiliki hubungan dekat dan kehilangan peran peran penting ayah.
ADVERTISEMENT
Anak dengan fatherless dalam masa perkembangan memiliki dampak emosi negatif yang dirasakan sampai dewasa. Ketiadaan peran penting ayah tersebut menimbulkan hal hal yang tidak menyenangkan pada anak seperti rendahnya harga diri anak, perasaan marah, perasaan malu karena tidak mengalami pengalaman kebersamaan dengan seorang ayah seperti yang dirasakan oleh anak-anak lainnya, kesepian, kecemburuan, perasaan kehilangan, rendahnya kontrol diri, dan kecederungan neurotik yang terutama terjadi pada anak perempuan. Fatherless juga bisa membentuk anak menjadi pribadi yang agresif. Oleh karena itu, ayah memiliki peran penting yang sangat memengaruhi perkembangan kognitif anak, emosional anak, dan perkembangan sosial anak.
Bagaimana mencegahnya?
Apabila fatherless adalah kondisi dimana seorang anak yang kehilangan peran ayah dalam tumbuh kembangnya, maka kehadiran sosok atau peran ayah tersebut menjadi tindakan yang dapat mencegah fatherless terjadi (penguatan peran ayah). Keterlibatan ayah dalam mengasuh dan membesarkan anak adalah suatu peran yang tidak dapat ditinggalkan. Peran ayah juga ada untuk menyeimbangi peran ibu yang bertujuan untuk membangun sebuah hubungan yang setara. Hubungan setara tersebut akan menciptakan atmosfer kebahagiaan antara ayah dan ibu sehingga keduanya dapat melakukan perannya dalam tumbuh kembang anak secara maksimal.
ADVERTISEMENT
referensi: