Konten dari Pengguna

Tantangan Keterbatasan Logistik Dan Infrastruktur Pada Partisipasi Pemilu 2024

dinda nurhusnabillah
Saya Raden Dinda Nurhusnabillah, teman-teman dan orang terdekat saya memanggil saya Dinda. Saya merupakan seorang individu yang memiliki minat di bidang ekonomi dan Bisnis dan Saya sedang mengejar pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
31 Desember 2023 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dinda nurhusnabillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penting untuk Merealisasikan Desentralisasi Pada Pembagunan demi tercapainya Hak Hak Politik warga. Foto : iStock
zoom-in-whitePerbesar
Penting untuk Merealisasikan Desentralisasi Pada Pembagunan demi tercapainya Hak Hak Politik warga. Foto : iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daerah kepulauan di Indonesia, seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur, dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan terkait dengan logistik dan infrastruktur, yang pada gilirannya membatasi keterlibatan politik warganya. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi pemilih di Nusa Tenggara Timur pada Pemilu 2019 hanya mencapai 69,59%, yang jauh di bawah rata-rata nasional yang sebesar 81,69% (Kompas, 2019). Tingkat partisipasi politik yang rendah di wilayah ini menjadi sebuah perhatian serius.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini menandakan adanya tantangan yang signifikan dalam menggalang partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemilihan umum. Dengan tingkat keterlibatan yang di bawah rata-rata, muncul kebutuhan mendesak untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik di daerah-daerah kepulauan ini. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami dampak dari kendala logistik dan infrastruktur terhadap kesempatan warga untuk mengambil bagian dalam proses demokratis ini.
Pentingnya peningkatan partisipasi politik tidak hanya berkaitan dengan aspek demokratisasi, tetapi juga mencakup pemastian representasi yang lebih baik bagi warga daerah kepulauan dalam pembuatan kebijakan nasional. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis dan inovatif perlu diterapkan untuk mengatasi kendala-kendala ini dan mendorong keterlibatan politik yang lebih tinggi di kalangan masyarakat kepulauan Indonesia.
ADVERTISEMENT

Tantangan Logistik dan Infrastruktur Pada Partisipasi Politik Indonesia, Khususnya Pada Daerah Kepulauan

infrastruktur Pembangunan Pada Daerah Kepualauan. Foto : iStock
Situasi logistik dan infrastruktur di Indonesia, khususnya di daerah kepulauan seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur, menghadapi kompleksitas yang signifikan, sebagaimana dinyatakan dalam laporan Bank Dunia tahun 2018. Sekitar 43% dari total penduduk Indonesia mendiami lebih dari 5.000 pulau dengan tingkat konektivitas yang sangat terbatas. Adanya kendala-kendala utama seperti:

Transportasi Antar Pulau yang Terbatas, Mahal, dan Berisiko Tinggi:

Menurut Kementerian PPN tahun 2022, transportasi antar pulau di daerah ini cenderung langka, mahal, dan melibatkan risiko tinggi. Hal ini menciptakan hambatan besar bagi mobilitas warga, termasuk dalam konteks partisipasi politik, di mana akses yang terbatas dapat menghambat keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial dan politik.

Kurangnya Infrastruktur Dasar seperti Listrik dan Air Bersih:

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 mencatat bahwa sebagian besar rumah tangga di daerah ini menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur dasar, seperti listrik yang hanya tersedia bagi 56% rumah tangga dan air bersih yang hanya dapat dinikmati oleh 36% rumah tangga. Keterbatasan ini dapat membatasi kualitas hidup warga dan secara langsung mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses politik.
ADVERTISEMENT

Total Biaya Logistik yang Tinggi:

Dalam konteks ekonomi, biaya logistik yang mencapai 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Sembiring pada tahun 2022, menjadi tantangan ekonomi yang signifikan. Biaya logistik yang tinggi dapat merugikan pertumbuhan ekonomi daerah dan mempersempit akses terhadap berbagai layanan, termasuk fasilitas yang mendukung partisipasi politik.
Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, melibatkan pihak-pihak terkait, baik pemerintah pusat maupun daerah, serta sektor swasta dan masyarakat sipil. Dengan mengatasi kendala logistik dan infrastruktur ini, diharapkan dapat membuka akses yang lebih baik bagi warga daerah kepulauan Indonesia, memfasilitasi partisipasi politik yang lebih aktif, dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dampak Terhadap Partisipasi Politik Dari Buruknya Keterbatasan Logistik Dan Infrastruktur

Pembangunan Pada Pinggir Pantai. Foto iStock
Kondisi geografis yang terisolasi di daerah kepulauan seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki dampak signifikan terhadap hak warga untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan umum, dengan beberapa permasalahan yang mencuat, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Kurangnya Sosialisasi Pemilu di Desa-desa Maluku:

Data dari Tirto pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 90% desa di Maluku belum menerima sosialisasi pemilu yang memadai dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kekurangan informasi ini dapat menghambat pemahaman warga terkait hak-hak politik mereka dan prosedur pemilihan, secara langsung memengaruhi partisipasi politik mereka.

Kesulitan Mendaftar sebagai Pemilih di NTT:

Menurut laporan Kompas tahun 2018, sebanyak 15% Daftar Pemilih Tetap (DPT) di NTT mengeluhkan kesulitan dalam proses pendaftaran sebagai pemilih. Tantangan administratif ini dapat merugikan potensi pemilih yang sebenarnya ingin berpartisipasi, menunjukkan bahwa akses yang terbatas terhadap proses pendaftaran dapat menjadi hambatan serius.

Absennya 30-40% Warga di Kepulauan Terluar Saat Hari Pemilu:

Berdasarkan data Sakernas tahun 2022, sekitar 30-40% warga di kepulauan terluar absen saat hari pemilu. Kendala transportasi dan konektivitas yang terbatas dapat menjadi penyebab utama ketidakhadiran ini, yang pada gilirannya merugikan representasi politik warga di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT

Partisipasi Pemilih NTT di Bawah Rata-rata Nasional:

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menunjukkan bahwa partisipasi pemilih di Nusa Tenggara Timur berada di bawah rata-rata nasional. Keterbatasan akses, kurangnya sosialisasi, dan kesulitan administratif dapat menjadi faktor-faktor utama yang menyebabkan rendahnya partisipasi politik di wilayah ini.
Dengan menyadari dampak-dampak ini, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk meningkatkan partisipasi politik di daerah kepulauan. Sosialisasi yang lebih intensif, peningkatan aksesibilitas pendaftaran pemilih, serta upaya untuk mengatasi kendala logistik dan transportasi dapat membantu memastikan bahwa setiap warga memiliki akses yang setara dan mampu berpartisipasi dalam proses demokratis secara aktif.

Solusi Yang Mungkin Pada Tantangan Ini

Pembangunan Pada pinggir pantai. Foto iStock
Untuk mengatasi permasalahan-partisipasi politik di daerah kepulauan seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur, beberapa rekomendasi kebijakan dapat dipertimbangkan:
ADVERTISEMENT

Perbaikan Sarana dan Prasarana Transportasi Antar Pulau (Pemerintah, 2020):

Diperlukan investasi signifikan dalam perbaikan sarana dan prasarana transportasi antar pulau untuk mengatasi kendala-kendala seperti keterbatasan, biaya tinggi, dan risiko tinggi. Langkah ini akan memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi warga kepulauan, memungkinkan mereka untuk lebih mudah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk proses pemilihan umum.

Peningkatan Cakupan Sinyal dan Konektivitas Internet (Kemenkominfo, 2021):

Upaya untuk meningkatkan cakupan sinyal dan konektivitas internet di daerah-daerah terpencil akan memperbaiki akses informasi dan komunikasi. Ini akan membantu dalam penyebaran informasi terkait pemilu, termasuk kampanye dan panduan pemilihan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik warga.

Bantuan Biaya Transportasi bagi Pemilih Terpencil (DW, 2022):

Memberikan bantuan biaya transportasi bagi pemilih terpencil dapat menjadi solusi untuk mengurangi hambatan ekonomi yang mungkin menghambat partisipasi mereka. Langkah ini dapat membantu memastikan bahwa seluruh warga memiliki akses yang setara dan mampu mengambil bagian dalam proses demokratis.
ADVERTISEMENT

Optimalisasi Metode Sosialisasi Pemilu Daring dan Luring (KPU, 2022):

Kombinasi optimalisasi metode sosialisasi pemilu daring (online) dan luring (offline) dapat menjadi pendekatan yang efektif. Ini melibatkan pemanfaatan teknologi untuk mencapai target audiens secara luas, sementara tetap mempertimbangkan keberagaman akses teknologi di daerah terpencil. Upaya ini dapat melibatkan pelatihan dan dukungan lebih lanjut bagi warga agar dapat menggunakan teknologi dengan efektif.
Dengan menerapkan rekomendasi ini secara bersamaan, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih mendukung partisipasi politik warga di daerah kepulauan Indonesia. Perbaikan infrastruktur, peningkatan konektivitas, dukungan finansial, dan strategi sosialisasi yang tepat akan menjadi langkah-langkah kunci untuk merangsang keterlibatan aktif dalam proses demokrasi.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Ekspansi Pembangunan. Foto iStock
Tantangan geografis dan keterisolasian yang dihadapi oleh masyarakat di daerah kepulauan memberikan dampak yang signifikan terhadap rendahnya partisipasi politik. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan komitmen bersama antara pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan pemangku kepentingan terkait. Upaya kolaboratif ini bertujuan memberikan akses yang setara bagi seluruh warga negara, memastikan bahwa hak pilih mereka dapat diwujudkan dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi yang diajukan melibatkan peran penting pemerintah dalam merealisasikan program percepatan pembangunan infrastruktur di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Fokus utama harus diberikan pada perbaikan sarana transportasi, penyediaan energi, peningkatan akses internet, dan peningkatan fasilitas pemungutan suara. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi politik yang lebih inklusif dan setara, memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses demokratis.

Daftar Bacaan

Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. Statistik Infrastruktur Indonesia 2021. Jakarta: BPS
Kementerian PPN. 2022. Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Jakarta: Kementerian PPN.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 2020. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Jakarta: DPR.
ADVERTISEMENT
Kumparan. 2019. Partisipasi Pemilih NTT di Bawah Rata-rata Nasional. Diakses dari https://kumparan.com.
Sembiring, M.R. 2022. Tingkatkan Konektivitas Transportasi Antar Pulau. Kompas 10 April 2022. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). 2021. Siaran Pers Mengenai Peningkatan Jangkauan Broadband. Jakarta: Kemenkominfo.
Deutsche Welle (DW). 2022. Sejumlah Daerah Berikan Bantuan Bagi Pemilih. Diakses dari: www.dw.com.
Komisi Pemilihan Umum (KPU). 2022. Sosialisasi Pemilu Serentak 2024. Siaran Pers KPU 3 Maret 2022. Jakarta: KPU.