Konten dari Pengguna

Pertunjukkan Wayang: Sebagai Pedoman Moralitas Manusia

Dinda Isni Latifah
Mahasiswa Universitas Pamulang
11 Desember 2023 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Isni Latifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wayang termasuk sebuah bentuk seni budaya yang disajikan dalam sebuah pertunjukkan yang sering digunakan untuk meneruskan adat kebiasaan, mendramatisasikan maknanya sehingga dapat mengajarkan kita untuk berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
ADVERTISEMENT
Sartono Kartodirdjo (1982: 124-125) mengatakan bahwa semua seni bu-daya adalah medium dari transmisi, maka budaya dan kontinuitas budaya dalam perkembangannya dari jaman ke jaman sangat ditentukan oleh seni budaya.
Sumber: Pixels.com
Wayang merupakan sebuah seni pertunjukkan komunikasi simbolik perilaku manusia dari segi budaya dan keagamaan. Ritual-ritual yang terjadi dalam perwayangan sudah dikenal sejak zaman pra Hindu, yang mana pada saat itu masih dalam kepercayaan animisme dan dinamisme. Terdapat ritual bayang-bayang sebagai pemujaan terhadap roh nenek moyang yang sudah lama terjadi di masyarakat Indonesia sejak zaman pra Hindu.
Menurut Clara (1987: 156) Dalam kaitannya dengan tradisi pertunjukan bayang-bayang jaman pra Hindu, yang dimaksud dengan bayangan dalam hal ini adalah boneka wayang yang dibuat dari kulit dan dipantulkan melalui kelir dengan menggunakan lampu belencong yang dibawa sendiri oleh dalang.
Sumber: Pixels.com
Kata bayang-bayang dalam pertunjukkan wayang selalu dikaitkan dengan bayangan boneka wayang kulit, yang mana bayang-bayang tersebut ada di balik kelir yang disorot dengan lampu belencong. Pada saat pertunjukkan akan terlihat bayangan wayang kulit yang terlihat dari lampu belencong yang berwarna kekuningan.
Sumber: Pixels.com
Wayang bukan hanya dihadirkan untuk seni pertunjukkan pementasan saja, tetapi dalam perwayangan terdapat simbolik-simbolik yang terkandung sebagai pedoman moral bagi manusia. Banyak sekali karakter wayang yang ditampilkan dalam pertunjukkan untuk memberikan bayangan kepada para masyarakat sebagai pedoman perilaku.
ADVERTISEMENT
Kaitan antara wayang dan perilaku manusia ialah pengaruh terhadap pertunjukkan wayang dari segi pemikiran manusia. Dalam pertunjukkan wayang pasti menanamkan nilai-nilai tertentu yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku. Karena pertunjukkan tersebut mengacu pada penyebaran luas nilai budaya dan keagamaan.
Sumber: Pixels.com
Dalam nilai keagamaan terdapat pada Sunan Kalijaga yang menggunakan pertunjukkan wayang untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Bukan hanya tontonan biasa, pertunjukkan wayang juga memberikan kesan menghibur dan nilai terdapat estetikanya, yang mana para penontonnya akan merasa terhibur dan juga manfaatnya.
Pertunjukkan wayang juga bisa menggerakkan hati nurani atau perasaan manusia, supaya mampu untuk menggerakkan/mengintropeksi diri untuk bisa saling berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.
Sumber: Pixels.com
Biasanya cerita yang ditunjukkan dalam perwayangan adalah Gatot Kaca, Mahabarata, Bima Jadi Caru, dan sebagainya. Yang mana tentu cerita tersebut sudah tidak asing lagi dalam dunia perwayangan.
ADVERTISEMENT
Pertunjukkan wayang dapat memberikan kita pedoman untuk bisa menilai mana yang baik dan buruk. Dalam pertunjukkannya bisa membuat kita seperti merasakan kebebasan untuk mengamati nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam ceritanya, dan kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.