Konten dari Pengguna

KKN UNNES GIAT 10 Jatirejo Sukses Gelar Workshop Lilin Aromaterapi dari Jelantah

Dinda Nur A
Mahasiswi Universitas Negeri Semarang
16 Januari 2025 12:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Nur A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah (Foto: dok. KKN UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo)
zoom-in-whitePerbesar
Workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah (Foto: dok. KKN UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo)
ADVERTISEMENT
Jatirejo, 13 Januari 2025 – Mahasiswa UNNES GIAT 10 Jatirejo mengadakan workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah sebagai program kerja unggulan. Workshop ini merupakan salah satu program kerja inidvidu yang dirancang oleh Iin Kurnianingsih, mahasiswi Program Studi Fisika Universitas Negeri Semarang (UNNES) Angkatan 2021. Ia merancang workshop ini setelah melihat adanya keresahan akan banyaknya minyak jelantah yang mencemari lingkungan. Ide tersebut ternyata sesuai dengan kondisi masyarakat Desa Jatirejo, di mana limbah rumah tangga berupa minyak jelantah kebanyakan dibuang dan pada akhirnya akan mencemari lingkungan.
ADVERTISEMENT
Workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini ditargetkan kepada ibu-ibu PKK Desa Jatirejo. Menurut Iin, ibu-ibu PKK merupakan target yang tepat. Hal tersebut didukung dengan hasil observasinya, di mana banyak ibu-ibu di Desa Jatirejo yang bekerja di rumah dan mengerjakan pekerjaan dapur. “Ibu-ibu lebih sering di dapur dan menggunakan minyak goreng sebagai bahan masakan,” ujarnya.
Antusiasme ibu-ibu PKK Desa Jatirejo dalam pembuatan lilin aromaterapi (Foto: dok. KKN UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo)
Workshop tersebut mendapat sambutan hangat dari ibu-ibu PKK yang berpartisipasi aktif dengan membawa minyak jelantah dari rumah masing-masing. Mahasiswa UNNES GIAT 10 juga menyediakan alat dan bahan untuk mendukung pembuatan lilin aromaterapi secara langsung.
Alat dan bahan yang disediakan oleh Mahasiwa UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo (Foto: dok. KKN UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo)
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan lilin aromaterapi meliputi lilin parafin, minyak esensial, krayon, sumbu lilin, gelas kaca kecil, dan tentunya minyak jelantah yang didapat dari ibu-ibu PKK. Sedangkan alat yang disiapkan antara lain yakni kompor, panci, sendok, dan gelas takar. Pembuatan lilin aromaterapi diawali dengan perebusan minyak jelantah dengan api sedang. Setelah minyak mendidih, lilin parafin dimasukkan ke dalam minyak tersebut dengan perbandingan satu banding satu, yaitu 100 ml minyak dan 100 gram lilin parafin. Krayon ditambahkan sebagai pewarna setelah lilin parafin mencair dan menyatu dengan minyak. Ketika semua bahan telah tercampur rata, kompor dimatikan dan mulai menuangkan minyak esensial sebagai pewangi lilin. Pemberian minyak esensial disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk aroma yang lebih kuat, takarannya dapat ditambahkan sesuai keinginan. Tahap terakhir yakni menuangkan larutan lilin ke dalam gelas kecil yang telah disiapkan. Setelah itu, memasukkan sumbu lilin ke dalamnya. Lilin aromaterapi akan mengering dalam waktu sekitar 15–20 menit.
ADVERTISEMENT
Ibu-ibu PKK Desa Jatirejo menunjukkan ketertarikan selama workshop berlangsung dengan maju ke depan untuk ikut serta dalam pembuatan lilin aromaterapi. Tidak hanya itu, mereka juga aktif bertanya tentang pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin ini. Hal tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi para ibu PKK dalam mengolah limbah rumah tangga berupa minyak jelantah menjadi produk bernilai dan ramah lingkungan.
Foto bersama ibu-ibu PKK Desa Jatirejo setelah pelaksanaan Workshop Pembuatan Lilin Aromaterapi (Foto: dok. KKN UNNES GIAT 10 Desa Jatirejo)
Mahasiswa UNNES GIAT 10 berharap program kerja berupa workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah bagi ibu-ibu PKK Desa Jatirejo dapat menjadi alternatif pengolahan limbah ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Iin Kurnianingsih, penanggung jawab program kerja, mengatakan bahwa ia ingin menginspirasi masyarakat Desa Jatirejo, khususnya ibu rumah tangga, untuk mengelola sampah secara ramah lingkungan dengan cara kreatif. Ia juga berharap langkah kecil ini bisa mendukung gaya hidup berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Program ini selaras dengan misi Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES yakni pemberdayaan perempuan.
ADVERTISEMENT
Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa.