Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berkarya di Tengah Pandemi, Refleksi Hari Remaja Internasional 2021
12 Agustus 2021 12:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dindin Maeludin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini Kamis 12 Agustus 2021, merupakan hari bersejarah di mana para remaja sedunia merayakan Hari Remaja Internasional. Peringatan ini adalah sebuah wujud dari peran para remaja dalam kehidupan bermasyarakat. Kaum muda dapat menjadi mitra penting dalam mewujudkan upaya global dalam berbagai permasalahan, khususnya terkait dampak terhadap kesehatan manusia, lingkungan dan sistem pangan.
ADVERTISEMENT
Hari Remaja Internasional diperingati dengan berbagai tema berbeda. Untuk tahun ini, PBB mengambil tema Transformasi Sistem Pangan: Inovasi Remaja untuk Kesehatan Manusia dan Planet (Transforming Food Systems: Youth Innovation for Human and Planetary Health).
Masa remaja merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam siklus hidup seseorang, di mana ditandai dengan perubahan yang sangat drastis baik fisik, mental, psikologis dan seksual. Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 12-24 tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-19 tahun.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil dari Sensus Penduduk 2020, terdapat 27,92 persen penduduk yang berusia 8-23 tahun atau yang lebih dikenal dengan generasi Gen Z, dari total populasi penduduk Indonesia yang sebesar 270,20 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Rasanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa remaja merupakan tulang punggung, harapan, dan masa depan bangsa. Mengingat dalam refleksi beban ketergantungan penduduk, remaja lah yang diharapkan dapat menanggung penduduk usia non-produktif. Terlebih lagi adanya peluang bonus demografi menuntut remaja untuk pandai mengambil peran dan peluang, sehingga tidak terjadi hal sebaliknya yang tidak kita inginkan. Indonesia membutuhkan remaja yang berkarakter, maju, dan mandiri sebagai pelita yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Terlebih di masa pandemi ini diharapkan para remaja bisa menjadi agent of change untuk memutus mata rantai penularan virus COVID-19. Agent of change merupakan hal terpenting yang dibutuhkan saat ini sebagai pemicu terjadinya sebuah perubahan untuk remaja maupun kalangan usia lainnya, seperti kalangan anak-anak dan orangtua, terutama dalam memberikan informasi dan edukasi kepada orang-orang sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, para remaja zaman sekarang sangat paham teknologi dan juga informasi. Dalam suasana pandemi ini, remaja memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menciptakan lingkungan dan menyesuaikan diri dalam situasi apa pun, termasuk dalam menerapkan pola kehidupan yang baru sesuai protokol kesehatan untuk menghindari dampak buruk pandemi COVID-19 secara berkelanjutan.
Karenanya, dibutuhkan sikap preventif dari semua pihak untuk mengurangi dampak dari pandemi ini. Pandemi COVID-19 dapat memberikan dampak negatif pada remaja seperti gangguan kesehatan secara fisik dan mental. Adanya pembatasan aktivitas fisik di luar rumah menjadi salah satu penyebabnya (Akulwar-Tajane et al., 2020).
Menurut de Miranda et al., (2020), sebagian besar remaja mengalami kecemasan dan depresi selama pandemi COVID-19. Selain itu, liburnya sekolah membuat anak-anak dan remaja lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar atau smartphone.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan kegiatan-kegiatan yang dapat menggugah minat para remaja untuk melakukan aktivitas fisik di rumah. Lebih bagus lagi jika seorang remaja mempunyai goals untuk menghadapi pandemi ini, seperti membuat orang tua dan keluarga bahagia dan bangga, target tercapainya cita-cita dan lain-lain.
Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan mengasah dan meningkatkan literasi digital secara bijak, meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas berolahraga, membaca, menulis, mengerjakan atau sekadar menyalurkan hobi.
Banyak para remaja di tengah pandemi ini menjadi influencer, seperti bercocok tanam di lahan pekarangan sehingga bisa menghasilkan uang dan tidak sedikit pula yang menjuarai berbagai kejuaraan di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan program petani milenial, di mana ke depannyadiharapkan sektor pertanian tidak lagi didominasi oleh penduduk yang berusia tua.
ADVERTISEMENT
Apalagi masih dalam momentum Hari Remaja Internasional, mari para remaja di Republik ini untuk bangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Jadilah remaja yang produktif, generasi yang akan menjadi duta motivator generasi milenial. (*) semoga.