Konten dari Pengguna

Menilik Bantuan Investasi UEA Atas Pembangunan IKN Dalam Perspektif Realisme

Dini Nandya
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
22 Oktober 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dini Nandya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
ADVERTISEMENT
Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan salah satu mega proyek pemerintahan Indonesia yang memiliki tujuan untuk pemerataan pembangunan secara lebih merata, serta mengurangi beban kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Tepat pada tanggal 18 Januari 2022, Undang-Undang terkait IKN telah disahkan oleh DPR RI dan Pemerintah Indonesia, yang menjadikan IKN sebagai ibu kota baru negara Indonesia, menggantikan kota Jakarta. Di dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara pemerintah telah menggelontorkan banyak biaya, melansir dari Kementrian Keuangan per tanggal 31 Agustus 2024 realisasi anggaran untuk pembangunan IKN telah mencapai Rp18,9 triliun. Oleh sebab itu di dalam konteks ini, peran investasi asing menjadi sangat penting sebagai penunjang keberhasilan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
ADVERTISEMENT
Uni Emirat Arab sebagai salah satu negara dengan ekonomi besar di Timur Tengah, ikut berkontribusi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Melansir dari website IKN, Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyiapkan investasi senilai US$10 miliar dollar AS atau setara Rp142,8 triliun rupiah untuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Nilai bantuan investasi tersebut merupakan bagian dari total komitmen investasi UEA ke Indonesia yang telah mencapai US$44,6 miliar dollar AS atau Rp636,88 triliun rupiah. Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwasanya Uni Emirat Arab tertarik untuk mengalirkan investasinya pada sektor pembangunan gedung, teknologi informasi, dan kawasan industri hijau di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Di dalam studi bantuan luar negeri terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk memahami motivasi dibalik pemberian bantuan oleh sebuah negara, sebagai contoh teori realisme. Menurut Buku Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace (1948) karya Hans Morgenthau dan Kenneth W. Thompson, jika dilihat dari perspektif teori realisme di dalam buku tersebut bantuan luar negeri merupakan sebuah alat dalam permainan kekuasaan global, dimana negara-negara pendonor atau pemberi berusaha mencapai tujuan strategis mereka yakni kekuasaan, yang mana kekuasaan menjadi pusat perhatian di dalam hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Jika di analisis menggunakan perspektif teori realisme, bantuan investasi Uni Emirat Arab terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat dilihat sebagai langkah strategis negara tersebut untuk memperkuat pengaruh geopolitik, ekonomi, serta akses terhadap sumber daya di kawasan Asia Tenggara. Uni Emirat Arab ingin mengamankan dan memperluas pengaruh ekonominya, seperti akses sumber daya alam. Dengan memberi bantuan investasi terhadap proyek IKN, UEA berupaya mengurangi potensi ancaman yang dapat mempengaruhi kepentingan negara mereka. Di dalam konteks ini, bantuan UEA berlandasan pada kepentingan nasional negaranya dan persaingan kekuasaan di tingkat kawasan tersebut.
Penulis
Dini Nandya
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Referensi
Ayundari. (2022, Januari 25). Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Retrieved from Kementrian Keuangan Republik Indonesia: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14671/Urgensi-Pemindahan-Ibu-Kota-Negara.html
ADVERTISEMENT
Indonesia, C. (2021, November 11). Uni Emirat Arab Siap Gelontorkan Rp142 T untuk Ibu Kota Baru. Retrieved from IKN: https://ikn.go.id/uni-emirat-arab-siap-gelontorkan-rp142-t-untuk-ibu-kota-baru
Morgenthau, H. (1948). Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace.