Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Fakfak Melalui Tawa: Kisah Inspiratif Mamat Alkatiri, Sang Komika Papua
20 Juni 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dini Vita Widjoningtias tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika kita mendengar nama Papua, sering kali yang terlintas adalah keindahan alamnya yang memukau dan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Melalui sosok Mamat Alkatiri, kita dapat mengenal lebih dekat sisi lain dari Papua, khususnya Fakfak, sebuah kabupaten di Papua Barat yang dijuluki sebagai "Kota Pala".
ADVERTISEMENT
Muhammad Yusran Farid, yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Mamat Alkatiri, adalah seorang komika berbakat asal Fakfak. Mamat mulai dikenal secara nasional setelah mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV pada musim ketujuh di tahun 2017. Berbasis di komunitas Stand Up Indo Jogja, saat itu Mamat merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Melalui stand-up comedy, Mamat menyampaikan keresahannya sebagai anak Papua yang hidup di perantauan. Gaya bahasanya yang paradoks dan penuh sinisme berhasil mengemas kritik sosial dengan cara yang menghibur namun tetap tajam. Salah satu materi yang kerap dibawakannya adalah tentang ironi di Papua: provinsi lokasi tambang emas terbesar di Indonesia, namun mayoritas masyarakatnya masih hidup dalam kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan lain, Mamat menggambarkan betapa berbeda kehidupan di Fakfak dibandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia. Misalnya, ia bercerita bahwa macet dan polusi bukanlah masalah yang ditemukan di Fakfak. Bahkan, katanya, mengeluh pun bisa dilakukan di pantai sambil menikmati kicauan burung dan deburan ombak.
Lewat cerita-ceritanya, Mamat seolah mengajak kita berkeliling Fakfak. Kita diajak menjelajahi kondisi alam yang menantang, menikmati adat istiadatnya yang kaya, serta menyelami karakter masyarakatnya yang unik. Mamat juga sering menyinggung tentang keindahan alam Fakfak dan jalanan terjal yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Setiap deskripsi yang dibawakannya selalu membawa sentuhan personal dan kehangatan khas Papua.
Salah satu hal yang sering diangkat oleh Mamat adalah tingginya budaya toleransi beragama di Fakfak. Masyarakat di sana hidup berdampingan dengan damai, meskipun berbeda keyakinan. Ini menjadi salah satu nilai positif yang ingin disampaikan Mamat kepada penontonnya, bahwa Papua, khususnya Fakfak, adalah contoh nyata dari kerukunan antar umat beragama.
ADVERTISEMENT
Mamat Alkatiri tidak hanya menghibur melalui stand-up comedy-nya, tetapi juga membuka mata kita tentang kehidupan di Fakfak, Papua Barat. Melalui kritik sosial yang dibawakan dengan komedi, Mamat menyampaikan pesan-pesan penting tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di Papua. “Hitam kulit, keriting rambut”, Mamat adalah contoh nyata bahwa Papua juga Indonesia, dengan segala keunikan dan keindahannya.
Dengan mengenal Mamat Alkatiri dan karya-karyanya, kita semakin sadar bahwa Papua bukan hanya tentang kekayaan alam, tetapi juga tentang manusia-manusia yang berjuang dan berkarya di tengah segala keterbatasan. Melalui tawa, kita belajar untuk memahami lebih banyak tentang saudara-saudara kita di ujung timur Indonesia dan melalui Mamat, menunjukkan bahwa dari Fakfak ada cerita yang layak didengar oleh seluruh negeri.
ADVERTISEMENT