Konten dari Pengguna

Mengenal Kopi Robusta Sebagai Obat Alternatif Dalam Menyembuhkan Luka

Dini Amalia
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Juni 2022 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dini Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Jessica Lewis Creative. https://www.pexels.com/id-id/foto/biji-kopi-dan-mug-putih-606545/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Jessica Lewis Creative. https://www.pexels.com/id-id/foto/biji-kopi-dan-mug-putih-606545/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kopi pertama kali ditemukan sebagai tanaman liar di dataran tinggi Ethiopia di Afrika sekitar 1000 SM. Salah satu komoditas pangan yang sangat dibutuhkan adalah kopi. Diperkirakan sebanyak 60 negara tropis dan subtropis yang menyediakan kopi secara menyeluruh dan kopi dijadikan produk ekspor utama pertanian. Dari 124 jenis kopi, hanya tiga jenis kopi yang banyak ditanam di Indonesia, yaitu kopi robusta (Coffea canephora), kopi arabika (Coffea arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) yang merupakan kombinasi dari kopi robusta dengan kopi arabika.
ADVERTISEMENT
Gubernur Belanda di Batavia yang mendapatkan kiriman berupa bibit kopi arabika dari Gubernur Belanda di Malabar merupakan sejarah awal kopi di Indonesia. Namun, bencana melanda Batavia berupa banjir bandang yang membuat bibit kopi arabika tidak bisa tumbuh. Indonesia menempati urutan keempat karena telah menghasilkan kopi terbesar di dunia. Kopi memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan permintaan kopi Indonesia yang terus meningkat menjadikan kopi sebagai komoditas ekspor unggulan. Jika berdasarkan pada kondisi tanah dan iklim, kopi robusta menjadi jenis kopi yang terhitung banyak ditanam di Indonesia daripada jenis kopi yang lain. Provinsi Lampung merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia.
Selain rasa dan aromanya, kopi memiliki kandungan yang berlimpah dan berguna untuk tubuh, salah satunya dapat dipergunakan sebagai obat alternatif untuk pengobatan berbagai jenis luka. Kandungan yang ada dalam kopi lebih dari 800 senyawa aktif yang terdiri dari senyawa volatil dan nonvolatil. Dalam kopi ada dua senyawa yang terkenal karena efeknya, yaitu kafein dan asam klorogenat. Kopi memiliki banyak antioksidan yang terdiri dari beberapa polifenol, salah satunya adalah flovanoid. Robusta merupakan kopi dengan tingkat antioksidan dan flavonoid yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan kopi arabika. Diketahui bahwa aktivitas antioksidan kopi robusta dua kali lipat dari kopi arabika. Diketahui kandungan dalam kopi robusta, yaitu kadar kafein 2%; minyak asiri 10% - 16%; asam klorogenat 6% - 10%; zat gula 4% - 12%; selulosa 22% - 27%; polifenol 0,2 %. Asam klorogenat memiliki kandungan seperti antioksidan, antibakteri, antivirus hepatitis B, antihipertensi, antidiabetes, dan hepatoprotektor.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai jenis tanaman, kopi adalah salah satu tanaman yang berdasarkan percobaan dimanfaatkan untuk obat antibakteri. Bubuk biji kopi robusta dapat digunakan sebagai antibakteri Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Selain itu, bubuk biji kopi robusta mengandung asam chlorogenic dengan manfaat sebagai antioksidan dan dapat menghalangi efek radikal bebas dari tubuh. Antibakteri yang terkandung dalam kopi robusta terdapat pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif dapat menghalangi perkembangan dari bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, dan Streptococcus pneumoniae. Sementara itu, bakteri gram negatif dapat menghalangi perkembangan Escherichia coli, Pseudomonas aueruginosa, dan Porphyromonas gingivalis.
Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan serbuk kopi menjadi obat alternatif untuk menyingkat waktu dalam proses penyembuhan luka yang diakibatkan oleh benda tajam atau benda tumpul. Hilang atau rusaknya beberapa jaringan dalam tubuh yang disebabkan oleh kekerasan, bahkan trauma disebut sebagai luka. Respons jaringan tubuh terhadap efek trauma yang diterima akan berdampak pada keparahan luka.
ADVERTISEMENT
Dalam proses penyembuhan luka, reaksi yang ditimbulkan kompleks dan proses yang terjadi secara sistematis dari tahap inflamasi, tahap proliferasi, dan pemodelan ulang jaringan. Pada saat tahap inflamasi terjadi respons vaskular yang menyebabkan cairan, komponen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia berkumpul di tempat cedera untuk menetralisasi dan menghilangkan zat berbahaya, serta memperbaiki jaringan yang rusak. Inflamasi ini ditandai dengan berbagai gejala, termasuk kemerahan, rasa panas, nyeri, pembengkakan, dan kerusakan fungsi jaringan. Proses penyembuhan luka yang terjadi pada saat mengatasi luka dapat dipercepat oleh senyawa dengan sifat antiinflamasi yang dirancang untuk mengurangi tanda dan gejala inflamasi. Terdapat banyak penelitian yang membuktikan bahwa kopi dapat mengatasi masalah dalam berbagai jenis luka seperti luka akibat goresan benda tajam, luka bakar, dan luka koreng yang sudah meradang.
ADVERTISEMENT
Senyawa fenolik terkandung dalam kopi sebagai antioksidan bermanfaat untuk menangkal efek radikal bebas sehingga dapat menghambat kerusakan sel dengan mencegah peroksidasi lipid. Kandungan yang ada dalam fenolik, yaitu Phenolic acid yang terdiri dari Chlorogenic acid, 3-Caffeoylquinic acid, dan Hydroxicinnamates. Senyawa ini dimanfaatkan sebagai antiinflamasi untuk mencegah efek histamin, bradikinin, dan leukotrien sehingga mengurangi luka meradang. Selain itu, senyawa fenolik juga mengandung asam klorogenat sebagai zat antiinflamasi. Kandungan dalam fenolik, yaitu Phenolic acid dari kopi robusta lebih unggul daripada kopi arabika. Hal ini membuat kopi robusta lebih cepat dalam menyembuhkan luka daripada kopi arabika.
Kopi dapat mengatasi aroma tidak sedap pada luka, dapat mengurangi air pada luka, dan mengatur kelembapannya karena memiliki sifat higroskopis. Serbuk kopi dapat dimanfaatkan untuk pasien yang mengalami ulkus diabetikum, luka postoperative, selulitis, dan luka bakar memberikan pengaruh yang baik, yaitu luka mengering lebih cepat dengan jaringan granulasi berkembang tidak dengan komplikasi infeksi. Kopi robusta memiliki kemampuan untuk menghilangkan jaringan nekrosis pada luka. Taburan serbuk kopi pada luka akan memperbaiki keseimbangan yang hilang akibat luka karena oksidator yang dihasilkan oleh luka akan seimbang dengan senyawa-senyawa antioksidan dalam kandungan kopi robusta. Serbuk kopi akan menyerap cairan yang ada pada luka dan proses pengeringan luka akan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
SUMBER:
Amalia, F. F. (2020). Aktivitas Antibakteri Kopi Robusta Dalam Mempercepat Kejadian Penyembuhan Luka Pada Ulkus Diabetikum. Jurnal Kesehatan Tadulako, 6(1), 1-6. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/15066
Artho, L. N., dkk. (2015). Efek Serbuk Kopi Robusta (Coffea canephora) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal e-Biomedik, 3(3), 743-748. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/9518
Pangestu, A. R. (2020). Perbandingan Kecepatan Proses Penyembuhan Luka Swiss Webster dengan Kopi Robusta dan Arabika. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(2), 812-816. https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/download/414/301/
Universitas Negeri Yogyakarta. (2019). Mahasiswa FMIPA UNY Teliti Obat Luka Dari Ekstrak Kopi Robusta. https://www.uny.ac.id/id/berita/mahasiswa-fmipa-uny-teliti-obat-luka-dari-ekstrak-kopi-robusta