Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Rahasia di Balik Nomor Punggung Buku: Memahami Nomor Panggil dalam Perpustakaan
16 Februari 2025 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Diny Islamy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bandung – Perpustakaan memiliki sistem pengkodean khusus yang memudahkan pencarian buku, yaitu nomor panggil atau Call Number. Nomor ini berfungsi untuk menyusun buku di rak serta membantu pengguna menemukan koleksi yang diinginkan secara lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan bersama mahasiswa magang dari Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Diponegoro (UNDIP). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pelatihan dalam pembuatan nomor panggil buku.

Kegiatan tersebut berlangsung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Ruangan Perpustakaan Deposit. Kegiatan ini dihadiri oleh dua pustakawan berpengalaman, yaitu Ibu Umie Kulsum (Pustakawan Ahli Madya) dan Ibu Harni Ferdilah (Pustakawan Ahli Pertama), serta mahasiswa magang yang antusias untuk mempelajari lebih lanjut tentang sistem klasifikasi perpustakaan.
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa magang mendapatkan penjelasan langsung dari pustakawan mengenai pentingnya sistem klasifikasi dalam pengelolaan koleksi perpustakaan dan tata cara klasifikasinya.
ADVERTISEMENT
Tahapan Pembuatan Nomor Panggil
Pembuatan nomor panggil diawali dengan proses klasifikasi buku. Klasifikasi merupakan metode untuk mengelompokkan buku berdasarkan topik atau subjeknya. Salah satu sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah Dewey Decimal Classification (DDC), yang membagi koleksi ke dalam beberapa kategori.
Sebagai contoh, buku yang tergolong dalam sastra Indonesia memiliki nomor klasifikasi 899.221.
Setelah nomor klasifikasi ditentukan, langkah berikutnya adalah menambahkan kode pengarang dan judul buku. Kode pengarang diambil dari tiga huruf pertama nama pengarang. Misalnya, untuk buku karya Leila C, kode pengarang yang digunakan adalah "LEI". Sementara itu, huruf pertama dari judul buku juga ditambahkan sebagai identifikasi tambahan. Jika judul buku adalah Laut Bercerita, maka huruf "l" (huruf kecil) akan ditambahkan di akhir nomor panggil.
ADVERTISEMENT
Dengan mengikuti tahapan ini, setiap buku akan memiliki nomor panggil yang memudahkan penempatan di rak serta pencarian kembali oleh pemustaka.
Manfaat Nomor Panggil dalam Perpustakaan
Keberadaan nomor panggil memiliki peran penting dalam sistem penyusunan koleksi perpustakaan. Dengan adanya sistem ini, buku dapat disusun secara terstruktur, sehingga memudahkan pustakawan dan pengunjung dalam mencari buku, baik secara langsung di rak maupun melalui katalog daring atau OPAC (Online Public Access Catalog).
Sistem nomor panggil yang sistematis memastikan bahwa setiap buku telah dikategorikan dengan tepat berdasarkan topik serta informasi yang ada dalam buku. Hal ini tidak hanya membantu pengguna dalam menemukan buku yang mereka cari, tetapi juga meningkatkan efisiensi pengelolaan koleksi perpustakaan.
Dengan penerapan sistem klasifikasi dan nomor panggil yang tepat, perpustakaan dapat terus berfungsi sebagai pusat informasi yang efektif bagi masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Handayani, T., & Hartatik, E. S. PENDAMPINGAN PELABELAN CALL NUMBER JENIS BUKU BACAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG. Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 101-110.
Pustaka Setjen Pertanian. (2025). Petunjuk Teknis bagi Pustakawan.